Rabu, 25 Februari 2015

Ssst...Ada Pengamat Kondang Pro Jokowi Ditangkap di Tempat Karaoke

Senin, 23 Februari 2015 , 21:42:00
Ilustrasi
JAKARTA - Muka Presiden Joko Widodo bisa jadi merasa habis ditampar membaca informasi ini. Di tengah upaya kerasnya memberantas narkoba hingga dengan cara hukuman mati, sejumlah pria yang mengaku Relawan Jokowi digerebek Badan Narkotika Nasional (BNN), dan dalam penyelidikan terkait dugaan narkoba.
Relawan Jokowi ini ditangkap petugas bersama dengan pengamat politik dan seorang kader partai. 
Cerita ini berawal dari gegernya pengunjung hiburan malam di kawasan Lokasari Plaza, Jalan Mangga Besar, Jakarta Barat, Kamis (19/2) dini hari. Puluhan petugas gabungan dari BNN, polisi dan TNI menggelar razia malam Tahun Baru Imlek.
Di sebuah night club yang sudah menjadi sasaran, petugas melakukan penggerebekan. Di sana, ada seorang pria yang mengaku sebagai Relawan Jokowi. Pria itu diduga kedapatan memakai narkoba jenis sabu bersama seorang pengamat politik dan kader parpol.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta, relawan dan pengamat politik itu sering muncul di TV. “Yang terjaring 70 orang. 44 pria dan 26 perempuan. Dan yang positif menggunakan metamin sabu 13 orang di antaranya 8 pria dan 5 perempuan,” tutur Humas BNN, Slamet Pribadi, seperti dilansir dari Nonstop (Grup JPNN), Jumat (20/2).
Slamet mengatakan, petugas masih terus melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang kedapatan memakai narkoba. Dia juga tidak membantah adanya oknum pengamat politik, relawan pasangan capres-cawapres dan petugas partai.
"Karena dari 13 orang yang positif narkoba, ada juga oknum anggota TNI dan Polri. Masih kita dalami, apakah 13 orang tersebut adalah bandar, pengedar atau sekedar pengguna,” ungkap Slamet.
Petugas BNN lainnya, Sumirat Dwiyanto membenarkan dari 13 orang yang positif narkoba ada pengamat politik, kader partai, oknum TNI dan Polri. “Memang ada pengamat yang sering muncul di TV,” tukasnya.
Petugas kata Sumirat juga menemukan barang bukti satu linting ganja. “Yang terbukti konsumsi narkoba jenis sabu dan ekstasi pastinya akan ditetapkan sebagai tersangka,” tambah perwira polisi yang mengaku kini di BNN Sulawesi.
Sementara Kepala BNN DKI Jakarta Brigjen Ali Johardi menyatakan, saat hendak diperiksa relawan capres dan pengamat politik sempat marah-marah. “Kalau tidak memakai narkoba, kenapa harus takut dites urine. Kami bersyukur bila ada tokoh, atau publik figur yang menikmati hiburan malam tapi bersih, negatif dan tanpa narkoba,” singkatnya. (nonstop/adk/jpnn)

Tidak ada komentar: