Senin, 23 Februari 2015 , 21:42:00
JAKARTA - Muka
Presiden Joko Widodo bisa jadi merasa habis ditampar membaca informasi
ini. Di tengah upaya kerasnya memberantas narkoba hingga dengan cara
hukuman mati, sejumlah pria yang mengaku Relawan Jokowi digerebek Badan
Narkotika Nasional (BNN), dan dalam penyelidikan terkait dugaan narkoba.
Relawan Jokowi ini ditangkap petugas bersama dengan pengamat politik dan seorang kader partai.
Cerita ini berawal dari gegernya
pengunjung hiburan malam di kawasan Lokasari Plaza, Jalan Mangga Besar,
Jakarta Barat, Kamis (19/2) dini hari. Puluhan petugas gabungan dari
BNN, polisi dan TNI menggelar razia malam Tahun Baru Imlek.
Di sebuah night club yang sudah menjadi
sasaran, petugas melakukan penggerebekan. Di sana, ada seorang pria yang
mengaku sebagai Relawan Jokowi. Pria itu diduga kedapatan memakai
narkoba jenis sabu bersama seorang pengamat politik dan kader parpol.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN)
Provinsi DKI Jakarta, relawan dan pengamat politik itu sering muncul di
TV. “Yang terjaring 70 orang. 44 pria dan 26 perempuan. Dan yang positif
menggunakan metamin sabu 13 orang di antaranya 8 pria dan 5 perempuan,”
tutur Humas BNN, Slamet Pribadi, seperti dilansir dari Nonstop (Grup JPNN), Jumat (20/2).
Slamet mengatakan, petugas masih terus
melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang kedapatan memakai
narkoba. Dia juga tidak membantah adanya oknum pengamat politik, relawan
pasangan capres-cawapres dan petugas partai.
"Karena dari 13 orang yang positif
narkoba, ada juga oknum anggota TNI dan Polri. Masih kita dalami, apakah
13 orang tersebut adalah bandar, pengedar atau sekedar pengguna,”
ungkap Slamet.
Petugas BNN lainnya, Sumirat Dwiyanto
membenarkan dari 13 orang yang positif narkoba ada pengamat politik,
kader partai, oknum TNI dan Polri. “Memang ada pengamat yang sering
muncul di TV,” tukasnya.
Petugas kata Sumirat juga menemukan barang
bukti satu linting ganja. “Yang terbukti konsumsi narkoba jenis sabu
dan ekstasi pastinya akan ditetapkan sebagai tersangka,” tambah perwira
polisi yang mengaku kini di BNN Sulawesi.
Sementara Kepala BNN DKI Jakarta Brigjen
Ali Johardi menyatakan, saat hendak diperiksa relawan capres dan
pengamat politik sempat marah-marah. “Kalau tidak memakai narkoba,
kenapa harus takut dites urine. Kami bersyukur bila ada tokoh, atau
publik figur yang menikmati hiburan malam tapi bersih, negatif dan tanpa
narkoba,” singkatnya. (nonstop/adk/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar