Kamis, 16 April 2015

Kecewakan Jokowi, 'The Failed Messenger' Bakal Direshuffle?


"Rapor Kinerja Jokowi Merah seperti Warna PDI-P"

Rabu, 15 April 2015 | 16:48 WIB
AFP PHOTO / PRESIDEN PALACE / Laily Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat Kabinet di Istana Presiden di Jakarta, Senin (17/11/2014). Presiden mengatakan akan memotong subsidi BBM yang telah memakan 20 persen APBN, danmengalihkan uang subsidi untuk memperbaiki infrastruktur dan program-program membantu rakyat miskin. AFP PHOTO / PRESIDEN PALACE / Laily

JAKARTA, KOMPAS.com
- Kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Kabinet Kerja dalam enam bulan masa pemerintahannya dinilai tidak memuaskan. Revolusi mental dan Nawacita yang selama ini didengungkan oleh Jokowi-JK dianggap belum terealisasi dengan baik.
"Berdasarkan kajian, rapor (kinerja) Jokowi itu merah seperti warna partainya (PDI-P). Dalam Nawacita, Jokowi akhirnya terjebak dalam retorika politik, tapi dalam realisasi seperti tidak digambarkan," kata Wakil Ketua Komisi I Fahrurozi dalam sebuah diskusi bertajuk 'Rapor Kabinet Kerja Jokowi' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Alih-alih menerapkan revolusi mental, lanjut dia, Jokowi justru mengambil kebijakan yang tidak prorakyat seperti menaikkan harga bahan bakar minyak. Harga bahan pokok pun langsung naik karena kebijakan tersebut.
Akibatnya, muncul kekecewaan tidak hanya dari rakyat, tetapi juga relawan hingga elite parpol pendukung.
"Istilah nawacita dan revolusi mental justru bisa serang kembali Jokowi," ujarnya.
Ia menilai, sudah seharusnya Jokowi-JK mengevaluasi para pembantunya di kabinet kerja. Dengan evaluasi tersebut, diharapkan kinerja pemerintahan Jokowi akan menjadi lebih baik.
"Satu kali dua puluh empat jam kinerja harus dievaluasi. Sama, Presiden, DPD, DPR juga harus dievaluasi semua," ujarnya.

Penulis: Ihsanuddin
Editor : Sandro Gatra
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Kecewakan Jokowi, The Failed Messenger Bakal Direshuffle?
Jakarta - Presiden Joko Widodo gundah gulana setelah menyadari salah paham dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kerap terjadi karena ulah orang kepercayaan yang mengedit pesannya. Akankah pengantar pesan yang gagal alias 'failed messenger' bakal didepak dari ring 1 Istana Negara.

Adalah elite PDIP Masinton Pasaribu yang menyebut ring 1 Istana-lah yang menjadi barrier komunikasi antara Ketum PDIP Megawati dengan Presiden Jokowi. Sebuah penghubung mestinya jadi pelancar komunikasi, namun yang terjadi ternyata sebaliknya.

Kekecewaan Presiden Joko Widodo pun telah memuncak. Kabarnya Jokowi telah menegur secara langsung tiga orang menteri dan sosok di ring 1 Istana yang dianggap tak mengantarkan pesan secara benar kepada Megawati sehingga yang terjadi adalah kesalahpahaman.

Kepada para pengamat politik yang diundangnya makan siang pada Selasa (14/4) lalu, Jokowi berbagi cerita soal adanya pengantar pesan yang mengedit pesannya. Namun Jokowi tak mau buka-bukaan soal siapa sosok ring 1 Istana yang bertugas menjalin komunikasi dengan PDIP.

Seskab Andi Widjajanto mengungkap komunikasi politik Presiden menjadi tugas Mensesneg Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan. "Tugas komunikasi politik itu, secara lingkungan Istana, itu ada di Pak Mensesneg yang punya eselon 1 namanya hubungan kelembagaan, dan ada di Pak Luhut yang punya eselon I namanya Deputi Komunikasi Politik. Kalau saya tidak punya perangkat untuk melakukan komunikasi politik itu," kata Andi, Rabu (15/4/2015).

Namun saat dikonfirmasi terpisah Luhut mengaku tak paham dengan pesan Jokowi yang tak mulus sampai ke Mega. "Saya enggak paham itu, saya pikir Presiden komunikasi baiklah," kata Luhut di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2015).

Isu pembawa pesan yang gagal dan mengecewakan Jokowi bertepatan dengan rencana reshuffle kabinet yang makin mengerucut. Bahkan PDIP telah membahas rencana reshuffle di Kongres IV yang digelar di Bali. PDIP pun akan mendorong sejumlah menteri yang bekerja tak baik untuk direshuffle. Lalu apakah pembawa pesan yang gagal juga akan kena gusur?

Tidak ada komentar: