Sabtu, 14 November 2015

Pengamat: Bila tiap tahun ganti, menteri atau presidennya tak mampu?

Reporter : Dede Rosyadi | Kamis, 12 November 2015 15:20
Pengamat: Bila tiap tahun ganti, menteri atau presidennya tak mampu?
Jokowi lantik menteri Kabinet Kerja. ©2014 Setpres/CahyoBruri Sasmito
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi diisukan bakal lakukan reshuffle jilid II. Meski belum ada kejelasan tentang kabar itu, namun banyak pihak mengkritik rencana Jokowi itu.

Salah satunya dikritik Pakar Hukum Tata Negara Margito Kamis. Dia mengatakan perombakan kabinet jilid II seharusnya tidak tergesa-gesa. Sebab, kinerja menteri pastinya tidak terlepas dari peranan presiden.

"Kalau tiap tahun ganti menteri, ini menterinya yang tidak mampu apa presidennya yang tidak mampu? Menterinya yang nggak hebat, apa presidennya yang nggak hebat?," kata Margito pada acara diskusi soal isu reshuffle jilid II di gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/11).

Dia menegaskan, Jokowi semestinya menjadi sosok paling bertanggung jawab bila ditemukan adanya menteri dengan kinerja rendah. Sebab, dia sebagai kepala patut menunjukkan ketegasan.

"Jangan sepenuhnya salahkan menteri. Pertama yang kita tagih bukan kepada menteri tapi ke presiden," tegasnya.

Lebih jauh, Margito menilai, kepentingan perombakan kabinet jilid II hanya kepentingan partai politik semata demi meraih kekuasaan. Selain itu, tentu membuat partai makin nyaman.

"Cari kekuasaan itu watak asli parpol. Omong kosong kalau parpol tidak ada yang cari kekuasaan. Hari ini menunjukkan watak politik berburu kekuasaan. Jangan jadi parpol kalau tidak berburu kekuasaan," tandasnya.
Baca juga:

Tidak ada komentar: