Mendengar kata stroke saja membuat bulu kuduk merinding. Siapapun tak mau dirinya mendapat serangan otak ini. Stroke seperti halnya serangan jantung, terjadinya mendadak. Dampak yang ditimbulkannya bisa kecacatan atau bahkan kematian. Agar terhindar dari serangan mematikan ini, seharusnya Anda melakukan tindakan preventif. Jika ini sudah ditempuh, sangat mungkin Anda bebas dari stroke.Stroke sudah merupakan suatu istilah atau terminology generik, yang artinya semua orang awam juga harus faham dengan istilah ini. Stroke adalah serangan ot
Segera kenali gejalanya : FAST ; F = Face, yaitu wajah mencong atau asimetri, A = Arm, yaitu salah satu lengan tidak dapat diangkat atau lebih lemah, S; Speech = Bicara tidak jelas, atau tidak dapat bicara, T = Time, yaitu segera bawa penderita ke Rumah Sakit. Jangan tunda untuk segera mendapatkan pelayanan di UGD Rumah Sakit, karena stroke berpacu dengan waktu, semakin banyak waktu yang terbuang maka akan semakin luas juga sel-sel otak yang rusak, sehingga dikenal istilah “Time is Brain”.
Kaum pria harus terima bahwa dirinya memiliki risiko lebih besar ketimbang perempuan. Nah, apa saja yang termasuk faktor risiko yang bisa dimodifikasi? Yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain adalah hipertensi, diabetes melitus, kadar kolesterol atau lemak darah yang berlebih, kelainan jantung (terutama gangguan irama jantung dan kelainan katup) dan merokok. Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke. Bayangkan, 70 persen dari penyebab stroke, terutama jenis stroke sumbatan adalah hipertensi. Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko tersebut, berarti anda memiliki risiko untuk terkena stroke, maka segeralah lakukan upaya pencegahan primer. Yang pertama-tama harus anda lakukan adalah menegenali dan menemukan semua faktor risiko yang ada, dengan cara melakukan medical check up secara rutin. Bila ditemukan faktor-faktor risiko seperti yang disebutkan tadi, maka harus ditangani atau dikelola dengan tepat melalui konsultasi dengan dokter ahli. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah memperbaiki gaya hidup, dengan mengelola stess secara baik, pola makan yang sehat, istirahat cukup dan olah raga yang teratur. Sebelum sampai di RS jangan jangan memberikan makan dan minum kepada penderita, karena seringkali terjadi kelumpuhan pada saraf menelan sehingga berisiko tersedak sehingga makanan atau minuman dapat masuk ke saluran nafas. Apabila seseorang telah terkena stroke, disamping diberikan obat-obatan untuk mencegah berulangnya stroke, maka juga diperlukan fisioterapi untuk pemulihan dari gejala sisa atau kecacatan akibat stroke. Saat ini RSU Bunda Jakarta telah memiliki layanan stroke terpadu yang terdiri dari Neurologis, Fisioterapi, Okupasi Terapi, dan Terapi Wicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar