Sabtu, 12 Desember 2015

Tindakan Preventif Agar Bebas Stroke

Mendengar kata stroke saja membuat bulu kuduk merinding. Siapapun tak mau dirinya mendapat serangan otak ini. Stroke seperti halnya serangan jantung, terjadinya mendadak. Dampak yang ditimbulkannya bisa kecacatan atau bahkan kematian. Agar terhindar dari serangan mematikan ini, seharusnya Anda melakukan tindakan preventif. Jika ini sudah ditempuh, sangat mungkin Anda bebas dari stroke.
Stroke sudah merupakan suatu istilah atau terminology generik, yang artinya semua orang awam juga harus faham dengan istilah ini. Stroke adalah serangan otstroke2ak yang terjadi mendadak seperti halnya serangan jantung. Stroke terjadi akibat terhentinya aliran darah ke sebagian jaringan otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, sehingga menimbulkan gejala gangguan saraf yang tiba-tiba seperti kelumpuhan, gangguan bicara, atau gangguan kesadaran atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Ada beberapa jenis stroke, yaitu stroke sumbatan, stroke perdarahan, dan mini stroke atau serangan otak sepintas (TIA). TIA atau Transient Ischemic Attack merupakan gejala stroke yang membaik sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam. Namun TIA tidak dapat dianggap enteng, karena TIA merupakan peringatan akan terjadinya serangan TIA berikutnya atau stroke yang lebih berat. Bagaimana andai kerabat atau orang di sekitar kita terkena serangan stroke?
Segera kenali gejalanya : FAST ; F = Face, yaitu wajah mencong atau asimetri, A = Arm, yaitu salah satu lengan tidak dapat diangkat atau lebih lemah, S; Speech = Bicara tidak jelas, atau tidak dapat bicara, T = Time, yaitu segera bawa penderita ke Rumah Sakit. Jangan tunda untuk segera mendapatkan pelayanan di UGD Rumah Sakit, karena stroke berpacu dengan waktu, semakin banyak waktu yang terbuang maka akan semakin luas juga sel-sel otak yang rusak, sehingga dikenal istilah “Time is Brain”.
stroke1Langkah pencegahan stroke yang bisa dilakukan adalah dengan mencegah atau pengelolaan yang tepat terhadap faktor risiko. Secara garis besar faktor risiko ini dibagi dua yaitu yang bisa dimodifikasi dan yang tidak bisa dimodifikasi. Faktor yang tidak dimodifikasi diantaranya adalah usia, jenis kelamin, faktor keturunan dan ras. Semakin tua maka risiko mendapat serangan stroke makin tinggi. Namun saat ini kecenderungan usia mulai bergeser ke arah usia yang lebih muda. Selain itu, juga jenis kelamin termasuk faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi. Anda mau tahu lakilaki atau perempuan yang lebih berisiko?

Kaum pria harus terima bahwa dirinya memiliki risiko lebih besar ketimbang perempuan. Nah, apa saja yang termasuk faktor risiko yang bisa dimodifikasi? Yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain adalah hipertensi, diabetes melitus, kadar kolesterol atau lemak darah yang berlebih, kelainan jantung (terutama gangguan irama jantung dan kelainan katup) dan merokok. Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke. Bayangkan, 70 persen dari penyebab stroke, terutama jenis stroke sumbatan adalah hipertensi. Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko tersebut, berarti anda memiliki risiko untuk terkena stroke, maka segeralah lakukan upaya pencegahan primer. Yang pertama-tama harus anda lakukan adalah menegenali dan menemukan semua faktor risiko yang ada, dengan cara melakukan medical check up secara rutin. Bila ditemukan faktor-faktor risiko seperti yang disebutkan tadi, maka harus ditangani atau dikelola dengan tepat melalui konsultasi dengan dokter ahli. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah memperbaiki gaya hidup, dengan mengelola stess secara baik, pola makan yang sehat, istirahat cukup dan olah raga yang teratur. Sebelum sampai di RS jangan jangan memberikan makan dan minum kepada penderita, karena seringkali terjadi kelumpuhan pada saraf menelan sehingga berisiko tersedak sehingga makanan atau minuman dapat masuk ke saluran nafas. Apabila seseorang telah terkena stroke, disamping diberikan obat-obatan untuk mencegah berulangnya stroke, maka juga diperlukan fisioterapi untuk pemulihan dari gejala sisa atau kecacatan akibat stroke. Saat ini RSU Bunda Jakarta telah memiliki layanan stroke terpadu yang terdiri dari Neurologis, Fisioterapi, Okupasi Terapi, dan Terapi Wicara.

Tidak ada komentar: