Kamis, 24 November 2016

Tertinggi, China Pasok 19 Ribu Tenaga Kerja di Indonesia

, CNN Indonesia, Kamis, 24/11/2016 04:50 WIB
Tertinggi, China Pasok 19 Ribu Tenaga Kerja di Indonesia Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan jumlah tenaga kerja asal China mengungguli Jepang, Korea Selatan, India dan Malaysia. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah tenaga kerja asal China mencapai 19.260 orang hingga Oktober tahun ini atau meningkat sekitar 15 persen dibandingkan dengan 2012, yang hanya mencapai 16.731 orang.

Hal itu dipaparkan oleh Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri dalam kunjungannya di kantor Detik.com pada Selasa (23/11). Dia menuturkan China menduduki posisi tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki izin tenaga kerja asing di Indonesia.

“China nomer satu, terus Jepang, Korea Selatan, India dan Malaysia,” kata Hanif menjawab pertanyaan dalam diskusi tersebut.

Dia menuturkan pihaknya hanya memiliki data pekerja legal, bukan yang ilegal. Kementerian itu mencatat jumlah tenaga asing asal China masing-masing adalah 16.731 (2012); 14.371 (2013); 16.328 (2014); 17.515 (2015) dan 19. 260 (Oktober 2016).

Dibandingkan dengan empat negara lainnya, jumlah tenaga kerja hingga Oktober tahun ini masing-masing adalah Jepang (11.268 orang); Korea Selatan (7.920 orang); India (4.602 orang) dan Malaysia (3.820 orang).

Keahlian Terapan
Terkait dengan kompetisi sumber daya manusia, Hanif menyatakan tenaga kerja dengan keahlian tertentu yang diperoleh melalui pendidikan vokasi menjadi sangat penting.

Oleh karena itu, papar dia, pendidikan vokasi--pendidikan yang menunjang keahlian terapan tertentu--akan diprioritaskan untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja dan eksploitasi teknologi baru industri.

Hanif menargetkan angkatan kerja yang mengikuti pelatihan vokasi adalah 24,09 juta yang terdiri dari pekerja kasar dengan kemampuan rendah (19,56 juta orang) dan lulusan pendidikan namun tanpa kemampuan (4,53 juta orang).

Pelatihan vokasi sendiri salah satunya bertujuan untuk mendukung sektor industri, macam manufaktur, otomotif, listrik, las dan teknologi informasi.
“Dengan pelatihan vokasi, kami ingin menyasar pertumbuhan dari kelompok bawah,” kata Hanif. (asa)

Tidak ada komentar: