Rabu, 12 April 2017

Nahas, Mata Novel Luka Serius Disiram Air Keras, Diintai Orang Misterius Sejak 2 Minggu

Nahas, Mata Novel Luka Serius Disiram Air Keras, Diintai Orang Misterius Sejak 2 Minggu
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menggunakan kursi roda saat akan dibawa ke RS Jakarta Eye Center dari RS Mitra Kekuarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4). Novel disiram air keras hingga membuat luka serius di sekitar wajahnya. 
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Di tengah persidangan dan penyidikan kasus megakorupsi proyek KTP elektronik (e-KTP), ketua satgas penyidikan kasus tersebut, Novel Baswedan, mendapat serangan teror berupa siraman air keras, di dekat tempat tinggalnya, kawasan Jl Deposito T,  RT 03, RW 10, Kelurahan Pesanggrahan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, sekira pukul 05.10 WIB, Selasa (11/4/2017).
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut menderita luka serius di kedua matanya.
Baca: Pelaku Penyerangan dan Teror Terhadap Novel Baswedan Diduga Orang Bayaran
Baca: News Analysis: Segera Basuh Diri Jika Terkena Air Keras, Ini Langkah-langkahnya!
Selain itu, Novel juga menderita luka benjol di dahi karena membentur pohon nangka di dekat rumahnya, ketika berusaha kembali ke Masjid Al Ihsan untuk mencuci wajah dan kepala menggunakan air.
Kontan peristiwa membuat kegemparan hingga Istana Presiden.
Setelah mengalami serangan, Novel bahkan sempat menelepon Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Kapolri kemudian membentuk tim khusus terdiri dari petugas Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri.
Novel mengungkapkan dua minggu sebelum jadi korban teror, dirinya merasa dibuntuti orang tak dikenal.
Informasi itu disampaikan Abdur Rahim Hasan, Imam Masjid Al Ihsan, yang berlokasi tak jauh dari rumah Novel.
Sebelum diserang, Novel menjalankan Salat Subuh berjamaah di masjid tersebut.
"Pak Novel pernah cerita ke saya beberapa hari lalu. Ia bilang sudah dua minggu ini merasa dibuntuti. Namun Pak Novel tidak cerita kepada orang lain karena takut dikira paranoid," ungkap Hasan di Masjid Al Ihsan.
Cerita serupa disampaikan Novel kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, seusai menjenguk korban di Rumah Jakarta Eye Centre (JEC), Menteng, Jakarta, kemarin.
"Ada gejala‑gejala mencurigakan. Ada orang yang sering datang ke lingkungan dia," ujar Mahfud.
Novel bahkan mencegat dan memotret orang yang kerap membuntuti dirinya.
Meski tidak dapat dipastikan orang tersebut adalah pelaku atau terkait penyerangan, foto tersebut dapat dijadikan bukti awal penyelidikan.
Siap Hadapi Teror
Begitu pula cerita disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Kepada Dahnil, Novel mengungkapkan ada pihak yang belakangan ini mengintai rumahnya.
"Saya beberapa Minggu lalu berbincang dengan Novel. Waktu itu ia mengaku sudah ada yang mengikuti dirinya dan mengawasi rumahnya," ujar Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.

Tidak ada komentar: