Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani ,Kompas.com - 07/04/2017, 21:54 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Kandidat calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkunjung ke Kabupaten Purwakarta, Jumat (7/4/2017).
Pria yang akrab disapa Emil itu hadir untuk memenuhi undangan tabligh akbar Gebyar Purwakarta Bersholawat dan Milad Lembaga Dakwah Manhajus Sholihin di kawasan Pasar Rebo.
Emil menuturkan, kedatangannya ke 'rumah' Dedi Mulyadi itu bukan tanpa alasan. Ia mengaku ingin napak tilas perjuangan sang kakek KH Muhyidin yang merupakan salah seorang pejuang berlatar belakang ulama.
"Kalau ada yang nanya hubungan saya dengan Purwakarta, saya akan sampaikan satu fakta. B
ahwa saat zaman penjajahan, yang membela NKRI di tanah Purwakarta dan Subang itu salah satunya adalah almarhum kakek saya," ujar Emil.
Pria yang akrab disapa Emil itu hadir untuk memenuhi undangan tabligh akbar Gebyar Purwakarta Bersholawat dan Milad Lembaga Dakwah Manhajus Sholihin di kawasan Pasar Rebo.
Emil menuturkan, kedatangannya ke 'rumah' Dedi Mulyadi itu bukan tanpa alasan. Ia mengaku ingin napak tilas perjuangan sang kakek KH Muhyidin yang merupakan salah seorang pejuang berlatar belakang ulama.
"Kalau ada yang nanya hubungan saya dengan Purwakarta, saya akan sampaikan satu fakta. B
ahwa saat zaman penjajahan, yang membela NKRI di tanah Purwakarta dan Subang itu salah satunya adalah almarhum kakek saya," ujar Emil.
"Beliau punya Pesantren Pagelaran ada panglima Hisbullah di Purwakarta dan Subang. Dulu beliau ditahan dua kali di Lapas Kebonwaru dan Sukamiskin karena memimpin santri memperjuangkan kemerdekaan. Saya gak pernah buka fakta ini karena banyak yang menanyakan jadi rahasia ini saya sampaikan," tambahnya.
Dengan mengenakan baju koko dan sarung serba putih, Emil kemudian berkunjung ke posko pemenangan relawan Baraya Ridwan Kamil (Barka). Ia pun terlihat beberapa kali membeberkan prestasinya baik sewaktu menjadi arsitek maupun wali kota Bandung.
"Kita ingin kampanye dengan kebaikan, beradu gagasan. Di Bandung ada program Shubuh keliling, saya sudah bangun 15 masjid sewaktu jadi arsitek," tuturnya.
Seusai memberi pemaparan, Emil tampak mengumpulkan relawannya di sebuah ruangan. Namun awak media dan warga yang tak berkepentingan dilarang masuk.
PenulisKontributor Bandung, Dendi Ramdhani
EditorReni Susanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar