Kamis, 15 Juni 2017

6 Pertanyaan Penting seputar Pemeriksaan Pap Smear

Kondisi kanker serviks yang baru diperiksakan setelah gejala sudah muncul bisa dianggap sudah terlambat untuk ditangani. Di sinilah pentingnya peran pemeriksaan pap smear secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan sel yang berisiko menjadi sel kanker.
Pemeriksaan pap smear adalah prosedur pengambilan sampel sel dari leher rahim untuk memastikan ada atau tidak adanya ketidaknormalan yang dapat mengarah kepada kanker serviks pada wanita. Meski tes ini sangat penting, tetapi banyak wanita yang masih belum menjalani tes ini secara rutin karena kurangnya informasi. Di bawah ini adalah 6 pertanyaan yang paling sering diajukan dan informasi terpenting seputar pap smear.
tes Papsmear-alodokter
Kapan pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan?
Pemeriksaan pap smear sebaiknya diambil tiap dua tahun sekali dimulai dari usia 21 tahun. Setelah usia 30, tes ini dapat diambil tiap tiga tahun sekali. Di Indonesia, pemeriksaan pap smear umumnya perlu dijalani oleh wanita usia subur yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-49 tahun. Pada beberapa kasus, pemeriksaan pap smear dapat dikombinasikan dengan tes untuk mendeteksi human papillomavirus (HPV), terutama pada wanita 30 tahun ke atas.
Namun dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan lebih sering jika pasien memiliki faktor risiko tertentu, seperti mengidap infeksi HIV, didiagnosis mengidap sel prekanker pada pemeriksaan sebelumnya, memiliki riwayat kanker serviks dan mengalami kelemahan sistem imun akibat transplantasi organ atau tindakan medis lain. Selain itu, pemeriksaan pap smear dapat dihentikan setelah seseorang menjalani histerektomi total atau berusia 65 tahun yang memiliki hasil tes negatif.
Apakah hasil pemeriksaan pap smear selalu akurat?
Seperti semua tes medis lain, pemeriksaan pap smear tidak 100 persen akurat. Hasil yang tidak akurat ini dapat terjadi antara lain karena kurangnya sampel sel yang diambil ataupun adanya peradangan atau darah yang menghalangi penampakan sel-sel abnormal. Selain itu, sel kanker bisa jadi baru berkembang bertahun-tahun kemudian. Inilah mengapa tes tersebut perlu dilakukan secara rutin, yaitu untuk mengantisipasi kemunculan sel-sel kanker secara berkelanjutan. Namun meski tidak sepenuhnya akurat, tetapi makin cepat sel abnormal terdeteksi, maka makin cepat penanganan yang dapat diberikan demi menghindari diri dari kemunculan risiko mematikan.
Bagaimana jika hasil pemeriksaan pap smear saya positif?
Sel abnormal yang ditemukan belum tentu mengarah kepada kanker. Dokter akan menyarankan untuk mengulang tes 4-6 bulan kemudian, tergantung kepada jenis sel yang ditemukan. Dokter dapat juga menerapkan kolposkopi dan/atau biopsi untuk mengambil sampel sel pada leher rahim. Kolposkopi dilakukan dengan menempatkan selang kecil dengan kamera pada vagina hingga leher rahim.
Apa yang perlu disiapkan untuk menjalani pemeriksaan pap smear?
Disarankan untuk tidak berhubungan seksual ataupun mencuci vagina dengan pembersih vagina setidaknya 2-3 hari sebelum pemeriksaan untuk mengurangi ketidakakuratan hasil. Selain itu, wanita yang sedang menstruasi disarankan untuk menunda pemeriksaan pap smear.
Bagaimana pemeriksaan pap smear dilakukan?
Dokter akan meminta Anda untuk berbaring di meja periksa dengan posisi kedua kaki dilebarkan sambil menekuk lutut. Dokter kemudian akan memasukkan spekulum ke vagina, kemudian menorehkan sikat halus atau kapas untuk mengumpulkan sampel sel untuk kemudian dianalisis.
Apakah pemeriksaan pap smear terasa sakit?
Proses pemeriksaan pap smear bagi sebagian wanita dapat terasa tidak nyaman, terutama saat dokter memasukkan spekulum ke vagina untuk mengambil sampel sel. Namun pada dasarnya, rutinitas pemeriksaan ini tidak akan menyebabkan rasa sakit.
Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, sebaiknya jangan tunda lagi untuk menjalani pemeriksaan pap smear secara teratur sebagai upaya mendeteksi kemunculan sel abnormal pada serviks lebih dini. Jangan menunggu hingga semua terlambat, ya!

Tidak ada komentar: