Selasa, 20 Juni 2017

Gerindra Tunggu Izin Jokowi untuk Khofifah Maju Pilgub Jatim 2018

Selasa 20 Juni 2017, 04:06 WIB,Rois Jajeli - detikNews
Gerindra Tunggu Izin Jokowi untuk Khofifah Maju Pilgub Jatim 2018 
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono (Ari Saputra/detikcom)
Surabaya - Partai Gerindra menolak rencana pasangan calon tunggal di Pemilihan Gubernur Jawa Timur. Namun, DPP Gerindra juga tak serius, mengusung Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), karena 'terbentur' izin dari Presiden Jokowi.

"Sayang, kalau provinsi sebesar Jawa Timur dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, serta memiliki sejarah sedemikian tinggi, terus pemilihan kepala daerahnya hanya satu pasangan dan calon tunggal," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono saat menghadiri buka bersama di Graha Kadin Jawa Timur, Jalan Bukit Darmo Raya, Surabaya, Senin (19/6/2017) malam.

Ferry mengatakan, lebih baik rakyat Jawa Timur diberikan pilihan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang terbaik untuk masa depan Jatim lebih baik lagi.


"Saya rasa, Pak La Nyalla (Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur) cocok untuk menjadi pemimpin Jawa Timur, meneruskan program-program ekonomi yang digagas oleh Pak Soekarwo (Gubernur Jatim)," tuturnya.

Dirinya juga sudah berbicara dengan Gubernur Soekarwo di momen buka puasa bersama itu. Kata Ferry, Soekarwo ingin ada proses kesinambungan dan diharapkan ada yang bisa melanjutkan pemikiran-pemikiran ekonominya untuk Jawa Timur.

"Pak Soekarwo tadi menyampaikannya pada saat sambutan, maupun pembicaraan kita. Mudah-mudahan itu menjadi isyarat bahwa Pak Soekarwo punya harapan besar kepada Pak La Nyalla," tuturnya.

Disinggung mengenai suara-suara dari kader Gerindra di Jawa Timur yang menginginkan sosok Khofifah untuk diusung sebagai Calon Gubernur Jatim di Pilgub Jatim 2018 mendatang.

"Khusus mengenai Bu Khofifah, rasanya sebaiknya menunggu keputusan Presiden. Apakah Presiden memberikan izin kepada Mensos untuk ikut Pilgub Jatim," katanya.

Jika Khofifah belum mendapatkan lampu hijau dari Presiden Jokowi, Ferry enggan mengomentarinya lebih jauh lagi.

"Kalau belum dapat izin, kita nggak usah komentari. Harapannya iya (Khofifah bisa maju di Pilgub Jatim). Tapi sebaiknya Bu Khofifah minta izin dulu ke Pak Jokowi. Kalau diberikan izin, baru kita agak serius mempertimbangkan soal itu," jelasnya.

Meski demikian, Gerindra lebih sreg (cocok) dengan La Nyalla M Mattalitti sebagai calon gubernur, karena dinilai pas sebagai pemimpin Jawa Timur dengan karakter tegas dan berani melawan mafia maupun kartel, serta memiliki dasar ekonomi sebagai backgroundnya dari pengusaha.

"Misalkan Bu Khofifah dapat izin, berarti nanti Pilgub Jatim akan ada tiga pasangan, dan itu tidak apa-apa. Tapi kondisi sampai sekarang, menurut saya baru terbentuk proses ke dua calon ini (La Nyalla dan Saifullah Yusuf)," terangnya.

Untuk mengusung Nyalla sebagai cagub, Gerindra akan berkoalisi dengan PKS. Apalagi, kedua partai tersebut sudah ada perjanjian koalisi, seperti yang terjadi pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta lalu.

"Mudah-mudahan di Jawa Timur, akan menjanjikan koalisi itu. Tetapi bukan hanya koalisi berdua saja, Gerindra dan PKS. Kami tetap membuka koalisi dengan partai-partai lain," ujarnya sambil menambahkan, selain PKS, ada partai lain yang memiliki kedekatan dan pertimbangan yang sama.

"Kemungkinan koalisi dengan partai lain seperti PAN, Demokrat, tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi," tandasnya.(roi/dnu)

Tidak ada komentar: