Jumat, 16 Februari 2018

Anies Diprediksi Jadi Wakil Prabowo, Gerindra:Masih Fokus Jakarta

Reporter:Chitra Paramaesti
Editor:Endri Kurniawati
Jumat, 16 Februari 2018 15:47 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikukuhkan menjadi pendekar utama kehormatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Upacara pengukuhan digelar di gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, 11 Februari 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengatakan partainya belum membicarakan nama Anies Baswedan untuk dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. “Beliau (Anies) masih fokus di Jakarta,” kata Aryo di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat, 15 Desember 2018.
Aryo menjelaskan sampai saat ini pertemuannya dengan Anies masih membahas soal program-program Jakarta hingga tahun 2022. Artinya, ujar Aryo, Anies masih memikirkan Jakarta. “Pembicaraan Pilpres belum ada.” Namun, ia mengatakan tidak ada yang tidak mungkin dalam politik.

Lembaga Survei Indo Barometer menyatakan elektabilitas Anies tinggi untuk menjadi seorang wakil Presiden. Sebanyak 20,7 persen dari 1200 responden survei itu memilih Anies sebagai wakil presiden jika dipasangkan dengan Prabowo.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan jika Prabowo Subianto tidak mengikuti pencalonan presiden di 2019, maka Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpeluang besar menjadi rival kuat Presiden Joko Widodo.
Survei Indo Barometer menunjukkan 49,9 persen responden mendukung Jokowi dan 12,1 persen mendukung Anies, jika kedua tokoh itu dipertemukan dalam kontestasi pemilihan presiden 2019.
Baca juga: Jika Jokowi Berpasangan dengan Prabowo ...
Qodari mengatakan jabatan Anies sebagai gubernur DKI Jakarta mendongkrak elektabilitasnya dalam pencalonan presiden. “Karena dia di Ibu Kota maka banyak media nasional yang memberitakan dia,” kata Qodari. Selain itu kebijakan DP rumah Rp0 juga mendongkrak dukungan untuk Anies.
Indo Barometer mengadakan survei di 34 provinsi di Indonesia pada 23 hingga 30 Januari 2018. Sampel yang digunakan sebanyak 1200 responden, dengan margin of error sebesar 2,83 persen pada titik kepercayaan 95 persen.
Survei menggunakan metode sampel acak berjenjang kepada WNI yang memiliki hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku. Pengumpulan data survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Tidak ada komentar: