Selasa, 20 Februari 2018

Polemik Jalan Jatibaru Raya, DKI Ajak Polisi Bentuk Tim Bersama

Reporter:Devy Ernis
Editor:Dwi Arjanto
Sabtu, 17 Februari 2018 23:06 WIBPolemik Jalan Jatibaru Raya, DKI Ajak Polisi Bentuk Tim Bersama
Angkot memblokade Jalan Jatibaru Raya, Senin, 29 Januari 2018. Para sopir angkot meminta pemerintah kembali membuka Jalan Jatibaru Raya depan Stasiun Tanah Abang. Tempo/Caesar Akbar
TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya mengajak Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya membentuk tim bersama untuk merundingkan penutupan dan pembukaan kembali Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi, Sigit Wijatmoko, mengatakan rencana pembentukan tim bersama itu diputuskan pada Kamis, 15 Februari 2018 lalu setelah Dinas menggelar rapat tentang penataan Tanah Abang.
Menurut Sigit, hadir dalam rapat tersebut kepala Sub-Direktorat Penegakan Hukum dan Sub-Direktorat Keamanan dan Keselamatan Dirlantas Polda Metro. "Keputusannya, kami akan membentuk tim bersama terkait dengan rencana ke depan," ujar Sigit, Jumat 16 Februari 2018.

Rencana pembentukan tim bersama itu menyusul keluhan dari Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Halim Pagarra. Pada awal Februari lalu, Halim mengatakan polisi tak dilibatkan dalam penutupan Jalan Jatibaru Raya.
Direktorat Lalu Lintas, pada akhir Januari lalu, juga merekomendasikan agar Jalan Jatibaru Raya dibuka lagi. Alasannya, penutupan jalan raya itu telah menambah kemacetan di kawasan Tanah Abang hingga 60 persen. Rekomendasi dibuat setelah polisi melakukan pengamatan selama sebulan.
Pemerintah DKI belum menjalankan rekomendasi polisi untuk membuka kembali Jalan Jatibaru Raya. Menurut Sigit, penutupan masih berlangsung lantaran hal itu merupakan bagian dari penataan jangka pendek Tanah Abang.
Bus Tanah Abang Explorer tengah menaikan penumpang di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Senin, 5 Februari 2018. Bus ini sudah kembali beroperasi pada Sabtu, 3 Februari 2018. Tempo/M Rosseno Aji
Pemerintah DKI masih menyusun rancangan induk (grand design) penataan jangka panjang kawasan tersebut. "Sudah kami komunikasikan kepada Dirlantas," ujar Sigit. Dia menambahkan, tim bersama akan merumuskan rencana rekayasa lalu lintas yang tepat untuk dilaksanakan di Tanah Abang.
Namun, ketika ditanya ihwal pembentukan tim bersama, Halim hanya menjawab, "Bisa tanya ke Dishub." Dia berkukuh tak ada perubahan apa pun ihwal enam rekomendasi yang pernah disampaikan Dirlantas Polda Metro ke pemerintah DKI.
Akhir Desember lalu, pemerintah DKI menutup Jalan Jatibaru Raya. Satu jalur dimanfaatkan untuk lapak pedagang kaki lima. Sedangkan jalur lainnya hanya digunakan untuk jalur bus gratis Transjakarta Tanah Abang Explorer.
Belakangan, penutupan Jalan Jatibaru Raya diprotes para pengemudi angkutan umum yang biasa melintas di jalan tersebut. Alasan para sopir, pendapatan mereka tergerus akibat penutupan itu. Pemerintah DKI akhirnya mengalah dengan membuka jalur Transjakarta Explorer untuk dilalui angkutan umum secara bergantian.
Adapun Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, dalam waktu dekat, dia bakal berkunjung ke Turki untuk mempelajari konsep penataan Grand Bazaar Istanbul.
Sandiaga Uno sudah berkali-kali menyatakan ingin menata kawasan Tanah Abang seperti pusat belanja di Istanbul itu. Sandiaga pun akan mengajak Perusahaan Daerah Sarana Jaya ke Turki. "Karena penataan di Istanbul melibatkan dunia usaha," ujar Sandiaga Uno. Yang dimaksud penataan Tanah Abang termasuk soal polemik di Jalan Jatibaru Raya.

Tidak ada komentar: