Minggu, 14/04/2013 17:45 WIB
Raja Dangdut Rhoma Irama - (Foto : inilah.com/Aris Danu)
Oleh:
nasional - Minggu, 12 Mei 2013 | 11:15 WIB
INILAH.COM, Jombang - Untuk kali kedua, Raja Dangdut
Rhoma Irama berkeliling di Jawa Timur. Hal itu dilakukan guna mengenal
lebih dekat para tokoh dan warga nahdlatul ulama (NU).
Bang Haji, sapaan akrab Rhoma, berkesempatan melangsungkan silaturahim ke sejumlah kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jombang. Raja dangdut itu hadir dalam rangka haul KH Bisri Syansuri di Pondok Pesantran Mamba'ul Maarif Denanyar, Sabtu (11/5) malam.
Tampak hadir sejumlah tokoh seperti Muhaimin Iskandar (Ketua Umum DPP PKB dan Menakertrans), Saifullah Yusuf (Ketua PBNU dan Wakil Gubernur Jatim), Ida Fauziyah (Ketua Umum PP Fatayat NU) serta para pejabat dari Pemprov Jatim dan pengurus partai lainnya.
Yang menarik, di ujung sambutan yang mengatas namakan keluarga, Muhaimin Iskandar mendaulat raja dangdut untuk memimpin pembacaan shalawat. "Kami ingin mendengarkan suara Bang Haji melantunkan shalawat," kata Cak Imin seperti dilansir laman resmi PBNU, Minggu (12/5/2013).
"Kami yakin, suara Bang Haji dapat memukau para hadirin," katanya. "Dan kalau sudah memukau, kita yakin jamaah akan mengikuti apa yang dikatakan Bang Haji," tandas keponakan KH Abdurrahman Wahid ini.
Permintaan yang tiba-tiba ini cukup merepotkan Bang Haji yang saat itu didampingi grup shalawat al-Banjari dari Pesantren Mamba'ul Maarif.
Namun Bang Haji tampak segera menguasai panggung dan memilih shalawat Badar untuk mengajak ribuan jamaah yang hadir untuk bershalawat.
Dalam pandangan Bang Haji, shalawat adalah ajakan untuk mengenal dan mencintai sosok baginda Nabi Muhammad SAW. Kegemaran bershalawat adalah di antara manifestasi kecintaan kepada beliau (nabi).
"Apalagi Allah telah memberikan jaminan akan dibalasnya shalawat kita dengan berkali lipat," katanya seraya menyitir sebuah hadits.
Bersama sejumlah kiai dan tokoh serta jamaah yang hadir, Bang Haji melantunkan Shalawat Badar. Suaranya yang khas benar-benar mampu membawa jamaah melantunkan shalawat tersebut dengan khidmat.
Sebelum ke pesantren ini, Bang Haji berada di Tuban, bertemu Bupati Tuban Fathul Huda, yang dilanjutkan silaturahmi dengan pengasuh dan santri Pondok Pesantren Langitan, Tuban, yang langsung dilanjutkan untuk berziarah ke makam KH Abdullah Faqih.
Sebelum ke Denanyar, Rhoma berziarah ke makan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, sekaligus menemui sang pengasuh, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.
Sebagaima diketahui, Rhoma Irama telah mendaklarasikan diri siap menjadi calon presiden di Pilpres 2014. Sejauh ini dia terus melakukan pembicaraan politik untuk melakukan langkah tersebut bersama PKB. [beritajatim]
Bang Haji, sapaan akrab Rhoma, berkesempatan melangsungkan silaturahim ke sejumlah kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jombang. Raja dangdut itu hadir dalam rangka haul KH Bisri Syansuri di Pondok Pesantran Mamba'ul Maarif Denanyar, Sabtu (11/5) malam.
Tampak hadir sejumlah tokoh seperti Muhaimin Iskandar (Ketua Umum DPP PKB dan Menakertrans), Saifullah Yusuf (Ketua PBNU dan Wakil Gubernur Jatim), Ida Fauziyah (Ketua Umum PP Fatayat NU) serta para pejabat dari Pemprov Jatim dan pengurus partai lainnya.
Yang menarik, di ujung sambutan yang mengatas namakan keluarga, Muhaimin Iskandar mendaulat raja dangdut untuk memimpin pembacaan shalawat. "Kami ingin mendengarkan suara Bang Haji melantunkan shalawat," kata Cak Imin seperti dilansir laman resmi PBNU, Minggu (12/5/2013).
"Kami yakin, suara Bang Haji dapat memukau para hadirin," katanya. "Dan kalau sudah memukau, kita yakin jamaah akan mengikuti apa yang dikatakan Bang Haji," tandas keponakan KH Abdurrahman Wahid ini.
Permintaan yang tiba-tiba ini cukup merepotkan Bang Haji yang saat itu didampingi grup shalawat al-Banjari dari Pesantren Mamba'ul Maarif.
Namun Bang Haji tampak segera menguasai panggung dan memilih shalawat Badar untuk mengajak ribuan jamaah yang hadir untuk bershalawat.
Dalam pandangan Bang Haji, shalawat adalah ajakan untuk mengenal dan mencintai sosok baginda Nabi Muhammad SAW. Kegemaran bershalawat adalah di antara manifestasi kecintaan kepada beliau (nabi).
"Apalagi Allah telah memberikan jaminan akan dibalasnya shalawat kita dengan berkali lipat," katanya seraya menyitir sebuah hadits.
Bersama sejumlah kiai dan tokoh serta jamaah yang hadir, Bang Haji melantunkan Shalawat Badar. Suaranya yang khas benar-benar mampu membawa jamaah melantunkan shalawat tersebut dengan khidmat.
Sebelum ke pesantren ini, Bang Haji berada di Tuban, bertemu Bupati Tuban Fathul Huda, yang dilanjutkan silaturahmi dengan pengasuh dan santri Pondok Pesantren Langitan, Tuban, yang langsung dilanjutkan untuk berziarah ke makam KH Abdullah Faqih.
Sebelum ke Denanyar, Rhoma berziarah ke makan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, sekaligus menemui sang pengasuh, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.
Sebagaima diketahui, Rhoma Irama telah mendaklarasikan diri siap menjadi calon presiden di Pilpres 2014. Sejauh ini dia terus melakukan pembicaraan politik untuk melakukan langkah tersebut bersama PKB. [beritajatim]
Mahfud, Jokowi & Prabowo Capres Populer di Kalangan Warga NU Jatim
Rois Jajeli - detikSurabayaKetua Litbang ISNU Jatim Faza Dhora Nailufar mengatakan, survei ini dilakukan untuk menjaring opini warga NU terhadap figur yang layak menjadi capres di 2014 mendatang. Survei tersebut dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Jatim dengan jumlah responden 1238 orang."Banyak nama yang dianggap oleh responden layak untuk memimpin negeri ini. Ada 26 tokoh yang dipilih sebagai capres," ujarnya, Minggu (14/4/2013).
Dari 26 tokoh, yang masuk dalam posisi lima besar yakni Mahfud MD menempati urutan pertama dengan memperoleh prosentase 21,08 persen. Kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan prosentase 12,76 persen. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memperoleh 11,15 persen. Menteri BUMN Dahlan Iskan 6,7 persen dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) memperoleh 5,33 persen."Bila dilihat dari lokasi tinggal responden, dari keseluruhan pemilih Mahfud MD, sebagian besar menyebar di beberapa kabupaten. Tetapi mayoritas responden di Kabupaten Banyuwangi," tuturnya.
Sedangkan pemilih Jokowi juga tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Namun, mayoritas berada di Lumajang, Pasuruan dan Pamekasan. Prabowo juga tersebar di beberapa daerah, tapi paling banyak di Kota Batu, Lumajang dan Banyuwangi. Dahlan Iskan juga banyak dipilih di Kota Batu, Kota Blitar, Malang dan Madiun. Sedangkan Ical, mayoritas pemilihnya banyak dari Pasuruan dan Jember.
"Pertimbangan memilik Pak Mahfud MD, karena figur yang tegas. Dapat menyelesaikan permasalahan di MK dengan baik dan tegas, walaupun masalah tersebut menimbulkan pro dan kontra. Kemudian, sosoknya selama ini juga relatif bersih dari skandal korupsi," terangnya.
Ical Tak Disukai Warga NU di Sidoarjo
Ketua Umum Partai Golkar mendapatkan tempat di hati warga nahdiyin di Pasuruan dan Jember. Namun, berbeda dengan di Sidoarjo. Tak ada satu pun warga NU di Sidoarjo memilih Aburizal Bakrie itu."Di sini dari hasil survei kami tentang capres pilhan warga NU, ternyata Aburizal Bakrie tidak ada pemilihnya di Sidoarjo. Mungkin ini terkait dengan namanya dengan lumpur Lapindo Sidoarjo yang sampai sekarang belum tuntas," ujar Dhora.
Korban semburan lumpur Lapindo bukan semuanya warga NU. Namun, warga nahdiyin cukup sensitif menyikapi permasalahan semburan lumpur. Termasuk memilih sosok capres pilihannya.
"Artinya kalau capres itu bermasalah dengan teman-temannya di lokasinya, maka tidak akan memilih. Mereka lebih memilih capres lain yang relatif bersih dan tidak pernah terlibat skandal di Sidoarjo," jelasnya.
(roi/bdh) Minggu, 07/04/2013 20:17 WIB
Survei INES: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Hatta Urutan Ketiga
Septiana Ledysia - detikNews
Survei ini diikuti 5.989 responden yang memiliki hak pilih dalam Pemilu. Survei yang dilakukan pada 18-30 Maret 2013, memiliki margin of error 2.5% dengan tingkat kepercayaan 98 persen.
Berdasarkan hasil survei, Prabowo menempati urutan pertama dengan angka 39,8 % diikuti Megawati (17,2 %) dan Hatta Rajasa (14,4%).
"Dari hasil survei ini mengindikasikan bahwa Prabowo punya kans yang kuat secara elektoral untuk menjadi presiden dan didukung dengan tren kenaikan elektabilitas Partai Gerindra sebagai partai bersih," ujar Direktur INES Sudrajat Sacawisatra kepada wartawan dalam paparan hasil survei Elektabilitas Parpol dan Capres Jelang Pemilu 2014 'Penghakiman Rakyat Siapa Menabur Akan Menuai' di Cava Coffe, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2013).
Drajat mengatakan, capres Golkar Aburizal Bakrie juga mengalami kenaikan elektabilitas. Tingkat elektabilitas Ical 10,3 persen dibanding tahun lalu yang hanya mendapatkan 7,36 persen. Kenaikan ini dikarenakan pengaruh iklan Ical di televisi yang sangat massif.
"Dan juga karena keberhasilan Golkar mensosialisasikan Ical ke bawah dengan dibungkus dengan program pemberian bantuan berupa uang ke masyarakat secara langsung,' ujarnya.
Sementara kenaikan elektabilitas capres dari PAN, Hatta Rajasa setiap tahun, sebut Drajat mengalami kenaikan. Meski tidak signifikan kenaikan elektabilitas Menko Perekonomian ini juga dikarenakan sosok Hatta mewakili partai Islam.
"Banyak konstituen capres dari PKS, PPP, PKB yang beralih ke Hatta Rajasa karena paling merepresentasikan partai Islam," imbuhnya.
Berikut hasil survei INES:
1. Prabowo Subianto 39,8 persen
2. Megawati Soekarno Putri 17,2 persen
3. Hatta Rajasa 14,4 persen
4. Aburizal Bakrie 10,3 persen
5. Ani Yudhoyono 5,1 persen
6. Jusuf Kalla 4,2 persen
7. Pramono Edhie Wibowo 3,3 persen
8. Wiranto 3,3 persen
9. Joko Suyanto 1 persen
10. Surya Paloh 0,7 persen
11. Sutiyoso 0,7 persen
(spt/fdn)
Tiga Skenario Megawati di Bursa Capres 2014
TEMPO.CO , Jakarta:
PDI Perjuangan hingga kini belum memutuskan sikap dalam menghadapi
pemilu 2014. Berbeda dengan beberapa partai seperti Golongan Karya,
Gerakan Indonesia Raya, dan Partai Amanat Nasional yang sudah menyiapkan
kandidat calon presiden, PDIP masih bungkam. Partai Demokrat, meski
belum menetapkan nama calon presiden, sudah mulai mengumumkan metode
penjaringan calon presiden.
Direktur Eksekutif Pol Tracking Institue, Hanta Yuda AR mengatakan, sikap diam PDIP lantaran hingga kini Ketua Umum partai, Megawati Soekarnoputri masih belum bimbang. "Masih ada tiga kemungkinan yang bisa saja tengah dipertimbangkan Mega," kata Hanta di Restoran Bumbu Desa, Jakarta Selatan, Ahad, 14 April 2013.
Tiga skenario yang mungkin diambil PDIP, menurut Hanta adalah tetap mencalonkan Megawati sebagai calon presiden seperti pemilu 2004 dan 2009 lalu. Skenario kedua memasangkan Megawati dan Gubernur DKI, Joko Widodo sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Jokowi dinilai bakal mendongkrak elektabilitas Mega dalam Pilpres nanti.
Namun skenario kedua ini, kata Hanta sangat kecil bisa dilaksanakan. PDIP baru bisa mengusung satu pasangan calon sekaligus bila melebihi batas ambang pencalonan yaitu perolehan suara minimal 25 persen atau perolehan kursi minimal 20 persen.
Skenario ketiga adalah dengan memajukan satu calon alternatif. Saat ini calon yang paling potensial untuk diusung Mega adalah sosok Gubernur Joko Widodo. "Tapi semua skenario ini bergantung pada sinyal bu Mega." (Baca: Survei Jokowi Kandidat Kuat Capres 2014)
Hanta menilai saat ini peluang Mega untuk menyerahkan tiket capres pada Jokowi masih 50 : 50. Konstalasi politik jelang pemilu 2014 dan hasil Pilkada di sejumlah daerah seperti Jawa Barat dan Sumatera Utara diyakini Hanta memaksa Mega lebih berhitung. "Ada kemungkinan kedua, dia akan memberi tiket ini pada Jokowi." (baca: Megawati: Saya Sudah Sepuh)
Pencalonan Jokowi sebagai capres oleh PDIP menurut Hanta juga bukan pilihan mudah. PDIP harus bisa mengelola munculnya sentimen negatif pencalonan Jokowi, seperti bengkalai yang bakal ditinggalkan mantan walikota Solo itu di DKI Jakarta bila maju sebagai capres. Karena itu, PDIP kata Hanta bisa saja membuka konvensi untuk pemilihan capres ini. "Kalau dibuka konvensi di PDIP itu akan menarik, posisi King Maker Mega akan lebih menarik dibanding SBY di Demokrat."
Berdasarkan survei Pol Tracking Institute, pada Februari-Maret di sejumlah media, Jokowi memang menjadi tokoh yang paling banyak diberitakan menjadi capres potensial. Jokowi unggul atas capres kondang seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie. Bahkan dibanding Mega, sentimen positif publik pada Jokowi lebih besar.
IRA GUSLINA SUFA
Mega-Prabowo Diprediksi Bertarung Ketat di Pilpres 2014
Editor: Ari Purwanto | Kamis, 28 Februari 2013 15:34 WIB, 5 hari yang lalu
Mega-Prabowo(Foto: Istimewa)
LENSAINDONESIA.COM: Pemilu 2014 akan didominasi oleh tiga partai, yaitu PDI Perjuangan, Golkar dan Gerindra. Hal ini bisa terjadi lantaran tiga partai ini konsistensi dalam garis perjuangan politik dan ‘pintar’ dalam dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan nasional.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan kepada LICOM, hari ini (Kamis, 28/2/2013).
Gerindra Buka Peluang Prabowo-Hatta ke Pilpres 2014
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Prabowo Subianto
Jakarta - - Pertemuan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa Minggu (3/2) lalu, bukan pertemuan biasa. Rupanya Prabowo sedang menjajaki untuk menggandeng Hatta menuju Pilpres 2014. "Prabowo-Hatta saya kira itu mungkin-mungkin saja. Nama Hatta termasuk yang sering dibicarakan di internal kami," kata Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, kepada detikcom, Rabu (6/2/2013).
Prabowo yang akan nyapres lewat Partai Gerindra saat ini tengah berburu cawapres pendampingnya. Sejumlah tokoh tenar masuk dalam deretan cawapres pendamping Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Nah, nama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa juga masuk di daftar.
"Ada Mahfud MD, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, yang posisinya tinggi dalam sejumlah survei," jelasnya.
Sebelum mendeklarasikan pencapresan, Prabowo juga akan terus melakukan safari politik. Target safari politiknya adalah ketua umum partai lain.
"Pak Prabowo juga sudah bertemu Pak Aburizal Bakrie, Pak Wiranto, Pak Surya Paloh, dan akan bertemu dengan ketua umum partai lainnya," ujar Muzani yang kini duduk di Komisi I DPR RI ini.
Senin, 28 Januari 2013, 20:54 WIB
Tahta Aidilla?ReTahta Aidilla/Republikapublika
Prabowo Subianto
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana dari Partai Gerindra untuk
menjadikan Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa sebagai pendamping Prabowo
Subianto pada pemilihan presiden 2014, diapresiasi DPP PAN. Namun,
partai berlambang matahari terbit itu tidak mau terburu-buru. Paling
tidak, mereka menunggu hasil pemilihan umum legislatif terlebih dahulu.
"Sebenarnya yang berkomunikasi bukan hanya satu atau dua partai untuk menggaet Pak Hatta. Tapi kami menyerahkan keputusan kepada beliau," kata Sekjen DPP PAN, Taufik Kurniawan, Senin (28/1).
Apalagi saat ini, Hatta, disebut Taufik, masih berkosentrasi menjalankan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Meski begitu, PAN mengapresiasi niatan beberapa parpol yang mengutarakan keinginan menggandeng Hatta Rajasa pada pilpres nanti. "PAN merasa tersanjung, karena Pak Hatta dilihat tidak hanya sebagai Ketua Umum PAN. Tetapi lebih pada figurnya sebagai pemimpin."
Lebih lanjut Taufik mengatakan, sebagai partai terbuka PAN tidak akan menutup kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai mana pun. Apalagi sosok Hatta yang dikenal piawai dalam sosial politik akan membuka kesempatan Hatta bisa dipasangkan dengan siapa saja pada pilpres nanti. Tetapi PAN tetap realistis dan akan menunggu hasil pemilu legislatif untuk menentukan arah politik pada pilpres nanti.
Sebelumnya Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan ada kemunginan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dipasangkan dengan Hatta Rajasa pada pilpres nanti. Gerindra juga telah melakukan komunikasi intensif dengan PAN.
"Sebenarnya yang berkomunikasi bukan hanya satu atau dua partai untuk menggaet Pak Hatta. Tapi kami menyerahkan keputusan kepada beliau," kata Sekjen DPP PAN, Taufik Kurniawan, Senin (28/1).
Apalagi saat ini, Hatta, disebut Taufik, masih berkosentrasi menjalankan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Meski begitu, PAN mengapresiasi niatan beberapa parpol yang mengutarakan keinginan menggandeng Hatta Rajasa pada pilpres nanti. "PAN merasa tersanjung, karena Pak Hatta dilihat tidak hanya sebagai Ketua Umum PAN. Tetapi lebih pada figurnya sebagai pemimpin."
Lebih lanjut Taufik mengatakan, sebagai partai terbuka PAN tidak akan menutup kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai mana pun. Apalagi sosok Hatta yang dikenal piawai dalam sosial politik akan membuka kesempatan Hatta bisa dipasangkan dengan siapa saja pada pilpres nanti. Tetapi PAN tetap realistis dan akan menunggu hasil pemilu legislatif untuk menentukan arah politik pada pilpres nanti.
Sebelumnya Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan ada kemunginan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dipasangkan dengan Hatta Rajasa pada pilpres nanti. Gerindra juga telah melakukan komunikasi intensif dengan PAN.
Redaktur: Dewi Mardiani
Reporter: Ira Sasmita
Jumat, 14 Desember 2012 03:00 WIB | John Oktaveri/JIBI/SOLOPOS | “Pak Hary Tanoesoedibjo merupakan salah satu nama yang direkomendasikan sebagai cawapres pendamping Pak Wiranto dalam Pilres 2014 mendatang,” kata Ketua Umum DPN Gema Hanura, Erik Satrya Wardhana dalam keterangan persnya, Kamis (13/12).
Menurut anggota DPR Fraksi Partai Hanura itu, rekomendasi tersebut merupakan salah satu hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II Gema Hanura. Hasil rekomendasi itu selanjutnya akan dikirimkan ke DPP Partai Hanura sebagai bahan pertimbangan.
Selain nama Hary Tanoesoedibjo (HT) yang juga CEO MNC Group tersebut, muncul sejumlah sejumlah nama yang juga direkomendasikan untuk mendampingi Wiranto. Mereka adalah Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mantan Menkum HAM, Yusril Izha Mahendra, dan Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin. Di samping itu ada nama Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan, Ketua Umum DPP PAN, Hatta Rajasa, dan ;pengusaha nasional, Chaerul Tanjung.
Menurutnya, dalam Rapimnas yang digelar di Surabaya itu sebenarnya ada 15 nama yang muncul. Namun setelah melalui berbagai pertimbangan yang obyektif akhirnya disepakati 7 nama tersebut.
Erik mengatakan nama-nama yang direkomendasikan tersebut sudah merepresentasikan berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari politisi, tokoh masyarakat dan pengusaha.
“Tidak ada batasan dalam rekomendasi cawapres pendamping Pak Wiranto. Menurut kami dengan berbagai pertimbangan obyektif mereka layak untuk jadi cawapres,” katanya. Selain merekomendasikan nama cawapres, Rapimnas itu menyepakati pula kerja Gema Hanura untuk mendongkrak Partai Hanura baik dalam Pileg maupun Pilpres.
“Para kader Gema Hanura sudah bertekad menyumbangkan 10% suara untuk Partai Hanura pada Pemilu 2014 mendatang. Tekhnisnya adalah menggunakan sistem pendekatan langsung dengan grass root,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar