Kamis, 07 Agustus 2014

Kini Sayuran dan Buah Organik Semakin Populer di India

Deani Sekar Hapsari - detikFood
thumbnail 
 Foto: Thinkstock
Di India kini cara bercocok tanam dengan pestisida mulai ditinggalkan. Karena banyak perkebunan mulai menerapkan sistem produksi organik. Banyak chef dan restoran kelas atas juga lebih memilih sayuran dan buah organik.

Trend makananan organik perlahan menggeser pemakaian pestisida dan bahan kimia lainnya yang dipakai pertanian sejak tahun 1950. Munculnya makanan organik dikatakan bisa membantu memberi makan populasi yang semakin bertambah dan menurunkan impor makanan.

Walau sampai saat ini masih belum banyak bukti mengenai manfaat kesehatan makanan organik, semakin banyak masyarakat dunia beralih ke varian makanan tersebut. Saat ini, ada ribuan perkebunan di India yang mempunyai sertifikasi organik.

Dilansir dalam BBC (05/08/2014), salah satu yang cukup ternama adalah First Agro di provinsi Karnataka. Forst Agro merupakan perusahaan komersial pertama yang menanam buah dan sayuran tanpa pestisida kimian. Tak hanya itu, mereka juga menguji produk mereka ke laboratorium untuk menunjukkan tidak ada kontaminasi.

Dibanding menyirami tanaman dengan pestisida dan herbesida, mereka menggunakan minyak dari biji pohon neem dan Pheromone untuk menjebak serangga laki- laki. Di kebun First Agro mereka menanam buah sayuran untuk bahan pokok hidangan India seperti pare, mentimun, dan tomat.

“Harga sayuran dari kami lebih mahal dibanding pasaran, biasanya 5 hingga 25 persen lebih mahal. Sayuran kami banyak dibeli oleh orang yang memperhatikan apa yang mereka makan. Tentunya chef yang tak ingin memakai bahan makanan impor dan lebih banyak menggunakan bahan makanan lokal yang tak jauh dari lokasi mereka,” tutur Nameet M selaku Co Founder First Agro.

Setlah dipanen, produk dibersihkan dan dikemas dalam kemasan plastik. Walau permintaan semakin meningkat, perusahaan ini hanya membatasi pengiriman hingga Bangalore yang berjarak 130 km dari perkebunan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesegaran produk.

Untuk mencegah pembuangan makanan dalam jumlah banyak, First Agro hanya memanen sayur sesuai kebutuhan pelanggan. Tapi, Nameet mengakui seberapa banyak yang ia panen sepertinya masyarakat selalu kekurangan bahan makanan.(odi/dni)

Tidak ada komentar: