Marselinus Gual, CNN Indonesia Kamis, 13/04/2017 12:09 WIB
Demonstrasi mendukung Novel Baswedan dan KPK. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Mochamad
Iriawan mengatakan, timnya mencurigai seorang lelaki yang pernah datang
ke rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan sebagai
pelaku penyiraman air keras. Kesimpulan ini diperoleh setelah penyidik kepolisian menggali keterangan dari beberapa orang, termasuk istri Novel, Rina Emilda. Pria yang dicurigai itu bertamu dua minggu lalu dan sempat duduk di kamar tamu rumah Novel.
"Dua minggu lalu beberapa orang yang sempat duduk di rumahnya novel. Kami sudah punya fotonya. Kami sedang kembangkan ke sana," kata Iriawan di Kodam Jaya Jayakarta, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (13/4).
|
"Karena memang pagi ada motor cepat sekali lewat, tapi kami memang terus mengidentifikasi," katanya.
Rina dimintai keterangan soal tamu berkunjung ke kediamannya dua minggu lalu itu. Polisi juga meminta Rina membandingkannya dengan foto yang dikantongi kepolisian.
"Yang bersangkutan jualan gamis atau jilbab perempuan. Khusus, saya tanyakan apakah pernah ada seorang laki laki lain yang pernah atau pelanggan yang membeli baju datang, tidak ada," ucap Iriawan.
Iriawan menyatakan kasus Novel ini tidak berkaitan dengan bisnis gamis yang digeluti Rina. Selain Rina, polisi juga menggali keterangan dari lima orang lainnya yang merupakan tetangga dekat Novel dan Rina.Polda: Tersangka Penyerang Novel Tunggu Hasil Puslabfor
Lokasi kejadian penyiraman air keras. (CNN Indonesia/Filani Olyvia)
|
Pria tersebut datang ke rumah Novel dan menanyakan barang yang tidak dijual oleh Rina.
"Baru terungkap, pekan lalu ada yang bertanya ke asisten rumah tangga apakah jual gamis laki-laki. Padahal sudah tahu jualnya gamis perempuan. (Istri Novel) memang membuka toko gamis," kata Awi di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/4).
Mengenai otak intelektual di balik penyiraman air keras terhadap Novel, Iriawan mengatakan baru akan jelas setelah pelaku di lapangan tertangkap.
"Bukan nama besar. Maksudnya, kalau ada yang melakukan, ada yang menyuruh. Kami belum tahu, pelakunya aja belum tahu siapa namanya, apalagi yang nyuruhnya," kata Iriawan.
Saat ini Novel tengah dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Singapura. Kemampuan melihat Novel mulai membaik, namun masih sekitar 30 persen. (yul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar