Rabu, 14 Juni 2017

Jupe Terjangkit Kanker Serviks Karena Gaston Suka ‘Jajan’ Seks Bebas? Begini Penjelasannya

Jupe Terjangkit Kanker Serviks Karena Gaston Suka ‘Jajan’ Seks Bebas? Begini Penjelasannya
Instagram
Gaston Castano dan Jupe
TRIBUN-BALI.COM - Yuli Rachmawati atau Julia Perez meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat (9/6/2017).
Jupe, sapaan akrab artis populer di Indonesia ini meninggal setelah berjuang melawan kanker serviks.
Jupe pun berpesan, agar para wanita di Indonesia bisa belajar dari pengalamannya.
Ia juga mengingatkan kaum pria agar berhenti melakukan tabiat suka 'jajan' alias berganti pasangan, karena bisa menjadi pembawa kanker serviks ke istrinya.
Tapi, apakah benar kanker serviks Jupe disebabkan oleh Gaston Castano yang suka berganti pasangan?
Kisah cinta Julia Perez alias Jupe dengan Gaston begitu luar biasa.
Gaston menyatakan akan mencintai Jupe selamanya.
Sebaliknya, Jupe juga menunjukkan cinta yang luar biasa.
Meski sempat ditentang ibunya, Sri Wulansih, Jupe tetap mempertahankan kasihnya kepada pemain bola asal Argentina itu.
Bahkan, keduanya akhirnya menikah pada 2013.
Tak hanya itu, Jupe sempat ingin pernikahannya dengan Gaston sangat luar biasa dan istimewa.
Dia berharap akan menjadi pasangan abadi, apalagi Gaston sangat istimewa baginya.
Untuk itu, Jupe sempat membuat 7 gaun pengantin karena ingin menikah 7 kali dengan Gaston.
Bukan nikah-cerai dan nikah lagi, tapi dia ingin merayakan pernikahan istimewa mereka sebanyak 7 kali.
Selain di negara Gaston, Argentina, mereka juga ingin merayakannya di Eropa dan terakhir di Indonesia.
Namun, semuanya itu tinggal rencana dan mereka menikah diam-diam.
Meski begitu, pernikahan tersebut sudah membuat Jupe sangat bahagia, begitu juga Gaston Castano.
Sayang, kesetiaan Gaston tak setangguh yang diharapkan.
Dia tergoda untuk berselingkuh dengan dua wanita asing, salah satunya dari Argentina.
Mereka berselingkuh di sebuah rumah di Bandung dan Jupe sempat memergoki mereka sedang bermesraan.
Jupe tak hanya menuduh atau asal cemburu.
Dia juga memiliki bukti berupa dua celana dalam wanita lain yang berada di tumpukan pakaian kotor.
Dalam gugatan yang dilayangkan Jupe pada 10 Maret 2016, Ketua Majelis Hakim Pudji Tri Rahadi mengatakan bahwa penggugat membawa barang bukti berupa celana dalam yang diduga milik wanita selingkuhan Gaston.
"Dua celana dalam berwarna ungu dan pink yang berada di tumpukan pakaian kotor," ujar Pudji di sela membacakan gugatan Jupe dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2016) seperti dikutip Kompas.com.
"Penggugat (Jupe) mendapati tergugat selingkuh dengan dua perempuan asing di Bandung, dan sudah tinggal bersama selama satu tahun di kediaman yang sama," lanjutnya.
Tidak hanya itu, majelis hakim menyebutkan, Jupe juga melampirkan bukti perjanjian jika Gaston tidak akan mengulangi kesalahannya.
"Surat pernyataan bukti T5 yang intinya tergugat tidak akan mengulangi perbuatannya. Namun, tergugat tidak memperlihatkan keinginan untuk mempertahankan pernikahan," katanya.
Pada sidang putusan cerai yang digelar terbuka, majelis hakim membacakan satu poin yang sangat penting, yakni sakit kanker serviks yang sempat diderita Jupe beberapa waktu lalu.
"Kanker serviks yang dialami penggugat (Jupe) diakibatkan karena gaya hidup tergugat (Gaston) yang suka bergonta-ganti pasangan," ujar Ketua Majelis Hakim, Pudji Tri Rahadi di sela pembacaan gugatan cerai Jupe, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2016).
Tidak hanya itu, selama proses penyembuhan kanker serviks, Jupe membiayakan operasinya sendiri di Singapura.
"Tergugat tidak pernah memberikan nafkah sejak awal, hanya pengguggat yang bekerja keras setiap hari. Bahkan penggugat membiayai sendiri biaya pemeriksaan kesehatan di Singapura," lanjut isi gugatan cerai Jupe.
Sementara itu, ketika ditanya langsung soal isi gugatan cerai yang dibacakan majelis hakim, pelantun 'Aku Rapopo' itu enggan menceritakannya kembali kepada awak media.
Kepada media waktu itu Jupe menyatakan sudah ikhlas berpisah dari Gaston.
Bahkan, ia mengatakan siap membuka lembaran baru dengan lelaki lain.
Sayang, sebelum lembaran baru itu sempat dibuka Jupe, dia kini menghadap Sang Khalik.
Jupe menyerah, melawan penyakit kanker serviks stadium 4.
Penjelasan pakar
Banyak orang yang menganggap kanker serviks, seperti yang diderita oleh almarhum Julia Perez, disebabkan oleh perilaku seks bebas.
Padahal, menurut penelitian, justru seks di usia muda yang lebih meningkatkan risiko kanker serviks.
Kanker serviks yang merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian tertinggi pada kasus kanker perempuan di Indonesia, bisa dicegah.
Sejumlah faktor menyebabkan kasus kanker ini tinggi, termasuk hubungan seks di usia muda.
Kanker serviks atau leher rahim disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV).
Virus ini mudah ditularkan, namun mayoritas terinfeksi melalui hubungan seksual.
Selain menyebabkan kanker serviks, HPV juga menyebabkan kutil kelamin, kanker vagina, dan kanker vulva.
Menurut penjelasan Prof.dr.Andrijono, SpOG (K), menikah muda atau hubungan seksual sebelum berusia 19 tahun akan meningkatkan risiko infeksi HPV.
"Di usia tersebut leher rahim belum matang. Selain itu, selaput dara juga bisa menahan infeksi virus lewat hubungan seksual," ujar Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) ini.
Faktanya, angka pasangan menikah muda sangat tinggi. Menurut data Riskesdas 2013, angka menikah mudah mencapai 46 persen.
Hubungan seksual di usia muda rentan menimbulkan infeksi HPV di leher rahim dan berpeluang berkembang menjadi kanker, apalagi jika daya tahan tubuh rendah.
Walau bisa ditularkan lewat hubungan seks, namun HPV juga bisa menular melalui beragam cara, misalnya saja tangan yang terkontaminasi virus atau kontak kulit. Perjalanan penyakitnya sampai menjadi kanker minimal 8 tahun.
"Jadi tidak sepenuhnya benar jika kanker serviks disebabkan karena seks bebas. Memang seks bebas dapat meningkatkan risiko, tetapi pasien saya banyak juga yang wanita baik-baik," papar dokter di Klinik Kencana RSCM Jakarta ini.
Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV sejak usia 10 tahun atau pemeriksaan IVA dan pap smear di rumah sakit atau puskesmas. Tetapi, mayoritas wanita malas melakukan pmeriksaan rutin untuk mendeteksi kanker serviks.
Vaksinasi melindungi lebih dari 90 persen kanker serviks.
Vaksin ini juga dapat mencegah kanker yang juga disebabkan HPV seperti kanker vagina, kanker vulva, kanker anus, kanker mulut, kanker lidah, dan kanker tenggorokan.
Biaya untuk vaksin itu sudah tentu lebih murah ketimbang mengobati. (Kompas.com/Tribunnews.com/Grid.ID)

Tidak ada komentar: