Selasa, 19 September 2017

Pernikahan yang Sehat dan Awet Itu Nggak Mustahil. Ada 9 Kunci untuk Mendapatkannya!

Marriage is getting to have a sleep over with your best friend, every single night of the week. ~ Christie Cook
Pernikahan yang awet dan happily ever after, merupakan suatu kemewahan belakangan ini, meski tak ada satu orang pun yang berharap berada dalam ikatan pernikahan yang singkat. Saat kita sudah mengucap sumpah untuk sehidup semati, maka ya demikian pula harapan kita, bukan?
Lalu, apa yang kita butuhkan untuk memiliki ikatan pernikahan yang kuat dan tahan diuji oleh waktu?
Pertanyaan sejuta umat yang klise namun, harus diakui, sangat sulit untuk dijawab. Dan lagi-lagi, barangkali saya hanya menuliskan jawaban yang serupa dengan jawaban yang diberikan oleh setiap terapis pernikahan, dan setiap orang bijak lainnya. Tapi saya percaya, dengan jalan berkali-kali diulas dan dituliskan, semoga saja bisa menjadi reminder bagi kita mengenai apa saja yang harus kita pegang teguh dalam menjalani rumah tangga.
Ini dia 9 kunci menuju pernikahan yang sehat dan awet versi Rocking Mama.


1. Komitmen

Saat kita sudah saling mengucapkan ikrar, maka kita telah sepakat untuk berkomitmen satu sama lain. Janji adalah janji. Bukan sekadar kata-kata kosong. Janji ini merupakan landasan untuk berjalan bersama dan menjalani semua kondisi baik ataupun buruk dengan bersungguh-sungguh.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan hal paling mendasar dan sangat penting dalam pernikahan. Komunikasi di sini tak sekadar hanya mengenai hal-hal yang menyenangkan saja, tapi juga komunikasi saat ada persoalan, baik besar ataupun kecil, untuk kemudian menemukan solusi bagi kebaikan bersama.
Saat pasangan suami dan istri sudah punya anak, mungkin akan lebih sulit untuk menemukan waktu yang pas untuk bisa ngobrol berdua saja ya, Ma. Tapi kalau keduanya memang punya niat baik untuk bisa saling menjaga komunikasi, pasti bisa kok. Misalnya, malam hari saat anak-anak sudah tidur, kita bangun sejenak untuk membicarakan hal ini dan itu yang perlu didiskusikan.
Tentunya, hal tersebut selalu lebih baik untuk mengatasi masalah yang muncul, ketimbang mengabaikannya terlalu lama hingga malah menjadi semakin besar kan?

3. Kejujuran

Pernikahan yang solid tidak dapat berjalan dengan baik kecuali ada kepercayaan satu sama lain. Kejujuran merupakan hal yang sulit. Iya nggak, Ma? Nggak cuma dalam pernikahan pun, sudah sulit. Apalagi ini sudah masalah hati nih.
Mungkin terdengar klise, namun kebenaran dan kejujuran meski pahit, selalu akan lebih baik. Pasangan yang dapat saling terbuka serta jujur satu sama lain tentu dapat bekerja sama menyelesaikan masalah dengan lebih baik.

4. Keintiman

Tentu saja, keintiman di sini termasuk keintiman fisik ya, Ma. Yes, seks. Kita, suami istri, membutuhkan seks untuk menjaga keharmonisan rumah tangga kita, tetapi juga nggak cuma berhenti di sini saja. tetapi tidak berakhir di sana. Tetapi juga harus ada keintiman secara emosional.

5. Persahabatan

Tentunya dengan menjadi sahabat terbaik, kita dan suami akan mampu bekerja sama dengan baik ya. Cobalah untuk mengingat dan melakukan hal-hal yang pernah Mama dan Papa lakukan saat masih dalam masa-masa pedekate atau pacaran lagi. Kencan sesekali, berlibur berdua sesekali. Temukan waktu untuk bisa berbincang intim dan dari hati ke hati sesekali sesaat sebelum tidur. Jangan lupa untuk menyuntikkan semangat satu sama lain, dan juga saling mendukung perkembangan masing-masing.

6. Prioritas

Prioritas pertama kita harus selalu untuk pasangan, Ma. Dan, tentunya Mama tahu ya, bahwa memrioritaskan suami dan keluarga ini kadang-kadang berarti membatasi keluar hangout bersama teman-teman, kadang juga harus membatasi diri dari orangtua dan keluarga besar lainnya.
Ada yang bilang, bahwa suami seharusnya menjadi prioritas utama sebelum anak-anak. Bukan berarti kita harus mengabaikan anak-anak, Ma. Tetapi suatu hari nanti, anak-anak mungkin bisa saja meninggalkan kita dan menjalani hidup mereka sendiri. Sedangkan kita hanya tinggal hidup berdua dengan suami.
Banyak pasangan menjadi sangat terfokus pada anak-anak mereka, sampai-sampai keduanya melupakan ikatan batin antara suami dan istri karena terlalu terdistraksi akan urusan anak-anak. Hingga ketika anak-anak mereka keluar dari rumah, pasangan tersebut baru deh merasa betapa hubungan mereka selama ini begitu hambar. Inilah mengapa, pasangan seharusnya menjadi prioritas utama dari semuanya.

7. Mau berkorban

Pernikahan butuh pengorbanan, dan memang kadang rasanya kurang adil bagi kita.
Tapi yah, kedua belah pihak harus bersedia berkorban, atau kalau tidak, pasti akan terjadi konflik. Ada harus memberi dan menerima. Meski kadang berat sekali ya, tapi percayalah, dengan berkorban pernikahan kita akan berjalan lebih baik adanya.

8. Beradu pendapat dan kemudian selesaikan dengan cepat

Hidup dalam pernikahan tanpa konflik sama sekali itu mustahil. Selalu ada masalah yang timbul seiring hidup bersama yang dijalani. Wajar banget. Yang terpenting adalah belajar bagaimana menyelesaikan masalah tersebut, lebih cepat lebih baik.
Sebaiknya kita belajar untuk berempati satu sama lain, artinya memandang masalah dari kacamata pasangan kita supaya kita bisa memahami cara berpikirnya. Biasanya sih dengan begini, kita jadi tahu letak permasalahan sesungguhnya.
Saat sedang menyelesaikan masalah, selalu berpikiran terbuka akan lebih baik, karena dengan demikian masing-masing akan menerima dan mengakui kesalahannya masing-masing. Selalu siap untuk mendengarkan, meski mungkin kita tak menyukai apa yang akan dikatakan oleh suami. Hindari saling cerca, apalagi berteriak, dan tak usah kembali mengungkit semua kesalahan dan permasalahan yang sudah-sudah.
Yang paling penting, tetap berusaha menyelesaikan hingga tuntas. Karena gagal menyelesaikan konflik berarti meninggalkan luka. Itu pasti terus akan terasa sakit dan mungkin akan berdarah lagi. Jadi, tetap berusaha menyelesaikan hingga benar-benar tuntas.

9. Pemberian maaf

Di mana ada konflik, juga harus ada saat-saat kita harus memberi maaf. Jika tidak, kepahitan dan rasa sakit akan terus menghantui sepanjang pernikahan. Setiap pasangan harus belajar tidak hanya untuk mengatakan, "Aku minta maaf" tetapi juga mengatakan, "Maukah kau memaafkan aku?", serta tak lupa “Aku memaafkanmu.”

Masih banyak pasangan yang merasa terkaget-kaget begitu mereka memasuki gerbang kehidupan pernikahan. Merasa bahwa yang terjadi tak seindah yang dibayangkan. Tentu saja. Karena point of view seseorang juga akan berbeda begitu dia telah menikah. Namun, dengan bekal 9 hal di atas, yang jangan sampai bosan kita lakukan terus menerus sepanjang hidup bersama, percaya deh, semua akan baik-baik saja.
Jangan lupa untuk selalu bahagia ya, Ma!

Tidak ada komentar: