Senin, 02 Oktober 2017

Survei KedaiKOPI: Generasi Z Puas dengan Jokowi, Optimis RI Membaik

Jabbar Ramdhani - detikNews
Survei KedaiKOPI: Generasi Z Puas dengan Jokowi, Optimis RI Membaik Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla (Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom)
Jakarta - Lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) melakukan survei terhadap Generasi Z mengenai kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla. Hasilnya, mereka puas dengan kinerja keduanya.

Survei ini dilakukan kepada 200 responden yang tersebar di 5 Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta pada 7-8 Agustus 2017. Responden dipilih melalui metode stratified random sampling yang ditemui di 12 sekolah dan 3 universitas. Margin of error (MoE) survei ini lebih kurang 7 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Hasilnya 68 (persen) menyatakan puas pada kinerja Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Sementara) 32 persen menyatakan tidak puas," kata founder KedaiKOPI, Hendri Satrio lewat keterangan tertulisnya, Rabu (16/8/2017).

Responden Generasi Z ini berusia maksimal 22 tahun atau generasi Z (iGen). Generasi Z ini kelak masuk dalam kelompok usia produktif saat Indonesia memikmati bonus demogradi pada tahun 2025-2035. Para responden juga menyatakan optimis Indonesia bisa menjadi lebih baik.

"Dalam survei yang dilakukan KedaiKOPI pada generasi Z/iGen di Jakarta menunjukkan 100 persen responden menyatakan optimisme, Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi," kata Hendri.

Generasi Z ini ialah generasi sesudah generasi millenials yang lahir pada awal tahun 1990 hingga tahun 2000. Dari berbagai studi dan referensi menunjukkan berkarakter lebih tidak fokus, mampu melakukan multi-tasking, lebih punya semangat wirausaha (entrepreneuship), lebih individualistik, dan secara politik dianggap lebih konservatid dibanding generasi sebelumnya.

Meski optimis kondisi Indonesia bisa membaik, Generasi Z Jakarta mencatat beberapa persoalan sosial yang sedang dihadapi Indonesia. Ada sebanyak 20,50 persen menyebut masih banyak konflik agama, suku, masyarakat, dan pemerintahan sebagai masalah utama.

Selain itu, responden Generasi Z menyebut sejumlah persoalan lain yang dihadapi Indonesia seperti korupsi, hutang, narkoba, kemiskinan, kriminalitas, dan kualitas SDM.

"Hanya 10,50% responden lain memberikan jawaban, bahwa Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang lebih baik karena pemerintahan yang baik," tambah Hendri Satrio.

Sementara itu ada sebanyak 19,50 persen responden berpendapat Indonesia dapat membaik jika ada perbaikan ekonomi seperti rakyat dibuat lebih sejahtera, kemiskinan berkurang, dan harga-harga murah. Pemerintah juga diminta memperbaiki kualitas SDM, pemerataan, dan perbaikan kinerja pemerintah.

"Ada juga yang menyebut soal keamanan dan kemampuan menghargai keberagaman atau perbedaan sebagai faktor yang bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik lagi," tuturnya.

Respoden yang puas menyoroti soal keberhasilan pembangunan infrastruktur, sedang yang tidak puas merasa belum melihat perubahan, masih banyak demonstrasi dan kinerja yang lambat sebagai faktor pendorongnya. Bahkan yang tidak puas masih menganggap pemimpin pemerintahan tidak tegas.

Hal tersebut lantaran Jokowi-JK masih dianggap memiliki kekurangan. Bentuk kekurangan itu adalah sebagai berikut:

- Masih banyak masalah (konflik yang merenggangkan persaudaraan, utang bertambah, rakyat terpencil kurang berkembang dan penegakan hukum kurang transparan) : 31%

- Tidak tegas: 30%
- Hanya terfokus peningkatan pada suatu bidang (misal pembangunan): 12,50%
- Tidak ada kekurangan, sudah cukup baik: 12,50%
- Lainnya: 14%

(jbr/elz)

Tidak ada komentar: