Kamis, 23 November 2017

Ketika Sri Mulyani Bicara Semangat Jokowi dan Mental Pecundang

Reporter:Antara
Editor:Widiarsi Agustina
Kamis, 23 November 2017 08:20 WIb Ketika Sri Mulyani Bicara Semangat Jokowi dan Mental Pecundang
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati berbicara pada panel di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia Group di Washington, 7 Oktober 2016. REUTERS/James Lawler Duggan
TEMPO.CO, Jakarta -Siapa pun mengenal sosok Sri Mulyani dan kiprahnya dalam dunia ekonomi. Menteri Keuangan pada kabinet Presiden Jokowi ini punya rekam jejak segudang untuk menjelaskan perannya di Indonesia atau pun Internasional. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia yang melihat begitu banyak kondisi moneter dan daya saing tiap negara di dunia dalam bidang ekonomi ini bersedia meninggalkan posisinya ketika diminta pulang Jokowi, dan bekerja kembali untuk negeri ini.
–– ADVERTISEMENT ––
Sri Mulyani, perempuan kelahiran Bandar Lampung pada 26 Agustus 1962 ini pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia Oktober 2007.

Namun pengalaman Sri Mulyani di dunia internasional itu justru membuat ia tak mampu menutupi kekagumannya tentang Jokowi. Sri Mulyani buka kartu mengenai kekagumannya terhadap semangat Presiden jokowi yang selalu ingin berkompetisi di era globalisasi sekarang ini.
"Saya ini kagum dengan semangat kompetisi Presiden Jokowi. Semangat seperti itulah yang harus tertular pada kita semua. Jangan punya mental pecundang," kata Sri Mulyani, dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh organisasi kemasyarakatan Pro Jokowi (Projo), di Wisma Antara, Jakarta, Rabu 22 November 2017 malam.

Menurut Sri Mulyani, semangat berkompetisi itu menunjukkan bahwa pemerintah tidak minder untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang siap berkompetisi dengan pesaingnya. Semangat untuk bersaing tersebut, salah satunya diwujudkan melalui upaya membuka ekonomi.
Sri Mulyani mengatakan pemahaman mengenai komposisi perekonomian menjadi penting supaya negara mampu berkompetisi ketika membuka ekonominya. Ia berpendapat tidak ada negara besar dan sejahtera kalau ekonominya tertutup.
"Semua negara yang menjadi kaya dan makmur adalah negara yang terbuka dan mampu berkompetisi dan 'keep moving'. " Ini seperti `nature` dari manusia," kata Sri Mulyani.

Tidak ada komentar: