Selasa, 20 Februari 2018

Meredam Popularitas Anis Baswedan secara sistemik

Posisi politik Jokowi dan Anies usai Maruarar mengaku bersalah

Selasa, 20 Februari 2018 07:03 Reporter : Didi Syafirdi
persija vs bali united 3-0. ©2018 Merdeka.com/Imam Buhori
Merdeka.com - Penyerang Persija Jakarta, Marko Simic mencetak gol indah. Tim ibu kota pun menutup babak pertama dengan keunggulan dua gol di babak pertama atas Bali United. Seisi Stadion Gelora Bung Karno yang dipadati The Jakmania pun bergemuruh.
Di sisi lain pemandangan menarik terlihat. Presiden Joko Widodo yang berada di VVIP menyalami Gubernur DKI Anies Baswedan setiap kali pemain Persija mencetak gol. Keduanya begitu menikmati jalannya pertandingan sambil sesekali tertawa.
Namun di akhir pertandingan justru muncul pemandangan yang menjadi pembicaraan. Anies tiba-tiba dilarang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) turun ke lapangan hijau saat Jokowi menyerahkan Piala Presiden ke Persija yang menang 3-0 di partai final, Sabtu (17/2).
Sejumlah pihak menilai kejadian ini kental nuansa politiknya. Wasekjen DPP PKS Mardani Ali Sera malah menilai kejadian itu menimbulkan kesan Jokowi takut berkompetisi di Pemilu 2019 nanti. Terlebih nama Anies selalu meroket di sejumlah lembaga survei.
Peneliti politik dan hubungan internasional, Arya Fernandes menilai kejadian itu sudah case closed setelah Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait mengakui kesalahannya. Jika dikaitkan dengan Jokowi juga tidak ditemukan adanya bukti empiris.
"Artinya dari sisi upaya mendorong menjadi bola liar itu terkunci. Sinyalir adanya kontestasi Jokowi dan Anies juga tidak ada bukti. Kalau tak ada permintaan maaf sudah kemana mana (isunya)," kata Arya.
Sekarang ini, Arya menilai, posisi sudah kembali normal. Isu bisa membesar, katanya, jika Ara sapaan Maruarar mencari pembenaran dengan berbagai alasan yang dicari-cari. Dengan begitu ada pihak yang diuntungkan.
"Kalau Ara belum (minta maaf) tembakan ke istana. Anies diuntungkan, dipersepsikan orang terzalimi," tuturnya.
Dia pun melihat Jokowi tidak perlu secara langsung melakukan klarifikasi. "Enggak perlu. Semua undangan kan dia (Ara) yang atur," tandasnya.
Ara mengaku bersalah lantaran tidak mencatat nama Anies. Dia pun meminta maaf kepada Jokowi dan Anies akibat kelalaiannya. "Saya yang bersalah. Saya tidak menyalahkan orang lain. Saya yang bersalah," kata Ara di Pressroom Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (19/2).
"Dan saya mohon maaf kepada Presiden Jokowi dan Gubernur atas ketidaknyamanan ini. Kalau ada salah itu tanggung jawab saya 100 persen," tambahnya.
Dia mengakui, Ara sendiri yang mencatat siapa saja yang mendampingi Jokowi saat memberikan hadiah. Dia menulis nama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menko Polhukam Wiranto, Menpora Iman Nahrawi, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta, Ketua DPR Bambang Soesatyo, dan para sponsor.
Dia juga menegaskan terkait video melarang Anies untuk turun itu bukan kesalahan pihak Paspampres. Dia mengakui seharusnya mencatat nama Anies.
"Mas Anies tidak ke bawah itu salah saya. Harusnya menerima hadiah dan ikut menerima hadiah dari presiden. Dan itu seharusnya saya lakukan. Karena saya turun ke bawah mengontrol semua detail," ungkap Ara.
Anies sendiri tidak ingin ambil pusing soal dirinya diadang oleh Paspampres. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjelaskan, dirinya masih tetap memberikan selamat untuk para pemain Persija meskipun tak bersama Jokowi, Menpora dan pejabat negara lainnya.
"Gini, dari tadi malam itu yang penting Persija menang, saya di mana enggak penting yang penting Persija menang. Saya merasa bangga," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu (18/2).
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin buru mengklarifikasi kejadian tersebut. Menurutnya, tindakan yang dilakukan Paspampres merupakan prosedur pengamanan. Karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping presiden yang disiapkan panitia.
Bey menceritakan, selama pertandingan, Jokowi dan Anies sangat menikmati jalannya pertandingan. Dia menyebut, keduanya menonton dengan rileks dan sangat akrab. Saat menonton, dia menyebut Jokowi juga menyampaikan selamat dan menyalami Anies saat Persija mencetak gol.
"Tidak ada arahan apapun dari Presiden untuk mencegah Anies. Mengingat acara ini bukan acara kenegaraan, panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah," kata Bey melalui keterangan tertulis, Minggu (18/2). [did]

Tidak ada komentar: