Minggu, 15 April 2018

Serangan “Sandiwara” Suriah ke Israel, Efek Pingpong Hajar Kaum Sunni

istimewa
KABARJITU: Sejumlah pesawat jet tempur Israel secara beruntun membombardir wilayah Suriah pada Sabtu (10/2/2018). Serangan tersebut dilakukan Tel Aviv tak lama setelah rudal anti-pesawat Suriah menghantam jet tempur F-16 milik Israel.
*****
Tidak kurang dari 12 serangan udara yang dilancarkan Israel, diarahkan ke pasukan militer di Suriah.
Konfrontasi yang terlihat serius ini diawali dengan insiden pencegatan Drone milik Iran oleh pesawat tempur Israel.
Namun, Drone (UAV)/helikopter tanpa awak Iran itu masuk ke wilayah Israel dari wilayah Suriah. Bukan dari wilayah Iran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun punya alasan untuk melancarkan serangan balasan ke wilayah Suriah, bukan ke wilayah Iran sebagai pemilik Drone.
Atas alasan itu pula, militer Suriah melakukan serangan balasan. Hanya saja, serangan Suriah itu berlangsung secara spontan (otomatis) melalui tembakan rudal anti-pesawat.
Serangan otomatis tersebut menghantam salah satu pesawat F-16 milik IDF. Hebatnya, pilot tempur Israel selamat dari serangan. Meski dikabarkan mengalami luka serius.
Setelah itu, terjadi aksi saling kecam antara petinggi Israel dengan Suriah. Namun, tampaknya Iran yang menjadi pemantik utamanya, tidak secara signifikans melakukan kecaman balasan. Apalagi serangan balasan militer.
Kecaman dari IDF ditujukan kepada militer Damaskus, menuduh negara pimpinan Presiden Bashar al-Assad itu campur tangan dalam insiden Israel-Iran.
Telihat jelas, bahwa ‘agresi’ Iran terhadap Israel dengan menerbangkan Drone-nya ke wilayah negeri Yahudi itu, hanya sebagai alasan untuk melakukan serangan ke Suriah.
Hal itu diungkapkan Kepala Desk Media Internasional Militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus. Menurut dia, apa yang dilakukan IDF sebagai langkah defensif yang dipicu oleh sebuah tindakan agresi Iran.
”Kami segera, siap, dan mampu memberikan harga yang mahal (membalas) siapa pun yang menyerang kami. Namun, kami tidak ingin meningkatkan situasi,” kata Conricus.
Perang Syiah – Sunni
Seperti diketahui, di Suriah tengah terjadi perang saudara yang sudah berlangsung hampir delapan tahun. Rezim Basyar Al Assad yang menganut Syiah mendapat dukungan kuat dari Iran untuk memberangus kaum Sunni.
Bahkan, tak segan-segan, tentara Al Assad melakukan serangan dengan bom kimia ke kampung-kampung yang berpenduduk Sunni. Ratusan warga sipil, anak-anak, hingga orang tua menggelepar sekarat akibat senjata kimia.
Salah satu buktinya ketika militer Suriah melakukan serangan dengan senjata kimia pada warga sipil di Kota Idlib. Bahkan, penggunaan senjata kimia ini sudah dilakukan sejak Agustus 2016 sampai September 2017.
Sontak, kekerasan rezim Al Assad mendapat kecaman dari dunia Islam dan negara-negara lainnya. Sebuah kekejaman yang tidak bisa diampuni lagi.
Ancaman Israel
Dikabarkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan melakukan kunjungan ke Suriah pada Selasa (12/2/2018) untuk memperingatkan musuh-musuh Israel agar tidak menguji tekadnya. Namun, Netanyahu tidak menyebut nama Iran atau sekutunya milisi Lebanon, Hizbullah, walaupun keduanya merupakan pemain utama perang sipil di Suriah.
IDF justru lebih fokus mengancam Suriah, walaupun Iran melanggar kedaulatan Israel. Ancaman ini keluar setelah Suriah menembak jatuh jet tempur F-16 Israel dengan rudal anti-pesawat.
”Tindakan tersebut melawan dan melanggar kedaulatan Israel,” ujar IDF.
Drama Suriah dan Iran
Pasca kecaman dunia yang diarahkan kepada Al Assad, akibat serangan senjata kimia kepada warga sipil Sunni, kini rezim Suriah melakukan strategi baru dengan memanfaatkan kemarahan Israel melalui pemantik Iran.
Dengan memantik kemarahan Israel lewat pelanggaran batas kedaulatan oleh Iran, yang sengaja menerbangkan Drone-nya ke wilayah Israel, maka diharapkan akan terjadi serangan yang membabi buta oleh Israel ke wilayah-wilayah Suriah.
Dengan begitu, Al Assad tak perlu repot-repot lagi melakukan serangan kepada para pemberontak yang berasal dari kaum Sunni. Bahkan, Suriah akan terus melakukan perlawanan kepada Israel, sehingga Israel akan terus membabi buta menghantamkan rudal-rudalnya ke kamp-kamp Sunni di Suriah.
Strategi Iran-Suriah
Sesungguhnya, antara Iran dan Israel memiliki hubungan yang cukup erat. Sedangkan Iran sendiri merupakan penyokong utama Al Assad, yang merupakan pewaris kekuasaan Syiah di Suriah.
Sebuah metode yang ditempuh oleh para penggiat Syi’ah adalah dengan cara memanfaatkan sandiwara permusuhan Iran dengan Israel dan Amerika.
Isu ini sangat efektif menarik simpati umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sampai-sampai muncul kesan bahwa Iran yang menganut Syi’ah, adalah satu-satunya negara pembela kepentingan umat Islam di zaman sekarang.
Padahal faktanya, Iran adalah negara yang memiliki komunitas Yahudi terbesar setelah Israel. Pemerintah Iran sendiri mendata, jumlah pemeluk agama Yahudi di Iran berkisar antara 25.000 – 30.000 penduduk.
Karena itulah, apa pun yang dilakukan Iran atas Israel tak akan membuat kedua negara tersebut saling serang.
Apalagi di kota Teheran, ada lebih dari 100 Sinagogue (tempat ibadah umat Yahudi). Sebaliknya, masjid-masjid Ahlu Sunnah sama sekali tidak ada.
Lebih dari itu, orang-orang Yahudi diberi ruang istimewa, yaitu kesempatan untuk memiliki perwakilannya di parlemen. Umat Yahudi di Iran memiliki hak dan kebebasan yang sama dengan para penganut agama Syi’ah. Suatu hal yang tidak mungkin dirasakan oleh komunitas Ahlu Sunnah.
Inilah strategi paling mujarab yang sedang dimainkan Suriah dan Iran untuk menghantam kaum Sunni melalui tangan Israel.
Hubungan Erat Iran-Israel
Komunitas Yahudi Iran hingga saat ini bebas berkunjung ke karib-kerabat mereka di Israel, tanpa ada gangguan sedikit pun, baik dari pemerintah Iran atau penduduk setempat. [Roger Cohen of The International Herald Tribune, 22 Februari 1999]
Iran memiliki hubungan perdagangan dengan Israel sejak zaman Syah Iran Reza Pahlevi. Hubungan dagang ini berlanjut sampai berakhirnya revolusi Syi’ah yang dipimpin Khomaini.
Pada tahun 1982, Israel menjual persenjataan yang berhasil mereka rampas dari para pejuang Palestina di Lebanon dengan harga 100 juta dolar Amerika. Bahkan pada tahun 1980 sampai 1985, Israel merupakan negara pemasok senjata terbesar ke Iran.
Sandiwara “permusuhan” Iran dan Israel mulai terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Israel ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet.
Dikabarkan, Iran membeli persenjataan dari Israel seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.[Al-Harbul Musytarakah Irân wa Isrâil, Husain ‘Ali Hâsyimi]
Sampai saat ini, hubungan perdagangan antara Iran dan Israel terus berlanjut. Buktinya, harian Palpress News Agency (وكا لة فلسطينن برس للأنباء ) edisi 25/04/2009 melaporkan bahwa di kota Teheran, telah dipasarkan buah-buahan yang diimpor dari Israel.
Berbagai media internasional memberitakan, pada Selasa (12/1/2010) seorang ahli nuklir Iran, Masoud Ali-Mohammadi yang berdomisili di kota Teheran, tewas di dekat rumahnya akibat serangan bom. Kementerian Luar Negeri Iran langsung menuduh kaki tangan AS dan Israel di balik serangan bom itu.
Anehnya, walaupun Iran mengklaim telah memiliki bukti bahwa Israel dan Amerika yang mengadakan serangan di Teheran dan telah menewaskan ahli nuklirnya, tapi tidak ada reaksi dari pemerintah Iran.
Para penganut dan pemuka Syi’ah tetap dingin dan tidak satu pun tentara Iran yang dikirim untuk membalas serangan tersebut. [Majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIII/1431H/2010M]
Fakta lain yang menguatkan hubungan intim antara Israel dan Iran, diunkapkan Abdullah Al-Hadlaq, seperti dilansir koran Kuwait Al-Watan.
Menurut Al Wadlaq, setidaknya ada 14 poin yang menunjukkan hubungan erat kedua negara ini, yakni; Koran Israel Yediot Aharonot menyebutkan, Israel memiliki investasi lebih dari 30 miliar dolar di Iran dan kerjasama ekonomi yang besar. Dua ratus perusahaan minyak Israel berinvestasi di sektor energi Iran.
Tidak hanya itu, otoritas keagamaan tertinggi orang Yahudi Iran di Israel, Rabbi Yedidia Shofet memiliki kedekatan dengan komandan Korps Al-Quds Qassim Sulaimani, Ahmadinejad dan Khamenei.
Jumlah sinagog Yahudi di Teheran terus berkembang hingga mencapai 200 buah. Sedangkan muslim Sunni di Teheran yang jumlahnya lebih dari 3 juta orang, tidak memiliki satu masjid pun di Teheran.
Bahkan, seorang Rabi Yahudi Iran, Oriel Devita Sal juga dekat dengan Ahmadinejad dan Khamenei, dalam menjalin hubungan antara Iran dan Israel.
Lebih dari 17.000 Yahudi di Kanada, Inggris dan Perancis merupakan Yahudi Iran. Mereka merupakan anggota majelis parlemen Iran di negara-negara tersebut. Mereka memiliki perusahaan-perusahaan minyak utama dan saham perusahaan.
Iran memanfaatkan Yahudi di Amerika melalui lobi Yahudi untuk menekan Paman Sam agar tidak menyerang fasilitas nuklir Iran, sebagai imbalan perlindungan militer Iran untuk perusahaan Yahudi.
Di antara warga Yahudi di Amerika Serikat terdapat 12.000 Yahudi Iran yang merupakan ujung tombak dari lobi Yahudi di Kongres dan Senat.
Populasi Yahudi Iran di Israel mencapai 200.000 jiwa. Mereka berpengaruh luas dalam perdagangan, kontraktor umum, dan politik.
Mantan Presiden Iran Ahmadinejad pun berasal dari keturunan Yahudi. Ini dikuatkan oleh fakta-fakta yang diungkap oleh ulama Syiah Abu Al-Qasim Khozali, salah satu ulama Syiah paling berpengaruh di Iran.
Rabi-rabi senior Israel adalah berasal dari Asfahan Iran. Mereka memiliki pengaruh yang luas dalam lembaga-lembaga keagamaan dan militer, dan terkait dengan Iran melalui rabi-rabi peribadatan mereka di Asfahan.
Menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz adalah seorang warga Iran dari Yahudi Asfahan, yang merupakan tokoh paling kuat di internal militer Israel. Dialah yang menggagalkan rencana serangan terhadap fasilitas nuklir untuk militer Iran.
Mantan Presiden Israel Moshe Katsav juga seorang warga Iran dari Yahudi Asfahan.Ia memiliki kedekatan intim dengan Ahmadinejad, Khamenei, dan komandan Garda Revolusi.
Yahudi di seluruh dunia berziarah ke Iran karena makam Benjamin, saudara Nabi Yusuf as dan makam Chocndkht; perempuan Yahudi yang merupakan istri setia Kaisar Yazdegerd I ada di Iran.
Iran bagi Yahudi merupakan tanah Cyrus yang merupakan Juruselamat bagi mereka. Makam Astro Mordechai yang disucikan Yahudi juga ada di Iran. Demikian pula makan Nabi Daniel dan Habakuk; keduanya nabi bani Israel.
Pemimpin militer dan pengusaha Israel selalu berhubungan dengan Iran secara teratur. Mereka berkoordinasi militer dan kerjasama ekonomi.  Kedua negara ini melakukan persahabatan secara rahasia, tapi menampakkan permusuhan di publik.
Rasulullah saw bersabda: “Dajjal akan diikuti oleh 70.000 Yahudi dari kota Isfahan (Iran), mereka memakai Al-Tayalisah.” (HR. Muslim)
Dalam Mi’yarul Lughah disebutkan: Thayalisah adalah gaun yang dikenakan di bahu untuk menutupi badan. Ditenun tidak memiliki sambungan dan jahitan. (Abdullah)

Tidak ada komentar: