Jumat, 17 Agustus 2012

Pengobatan Kanker Payudara dengan Injeksi dan olahraga


Olahraga Dapat Mengurangi Resiko Terjangkit Kanker Payudara

DREAMERSRADIO.COM - Kanker payudara adalah salah satu penyakit berbahaya yang menghantui kaum wanita. Dampak terburuk dari penyakit ini bisa menyebabkan kematian.  Mendeteksi penyakit kanker payudara serta mencegahnya sedini mungkin menjadi hal yang penting. Pepatah mengatakan mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Dilansir dari Healthland Time, berolahraga tidak saja membakar kalori tubuh, banyak manfaat baik yang didapat dari berolahraga. Rutin bergerak dapat menurunkan resiko seorang wanita mengalami kanker payudara.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Minnesota melakukan studi terhadap 391 wanita. Terdiri dari wanita yang jarang berolahraga, wanita sehat serta wanita premenopuase. Kemudian mereka dibagi kedalam dua kelompok,
Sebanyak 179 perempuan yang ada dalam kelompok  aktif, melakukan olahraga selama 30 menit sebanyak 5 kali dalam satu minggu selama 16 minggu menunjukkan efek positif. Tubuh mereka menunjukkan perubahan metabolism estrogen serta kinerja zat anti kanker yang bekerja lebih baik.
Studi ini juga menunjukkan bagaimana latihan aerobik menghasilkan sistem metabolisme yang lebih baik untuk memecahkan hormon esterogen dan mengurangi resiko penyakit kanker payudara. Estrogen sendiri adalah salah satu hormone yang memicu terjadinya kanker payudara.
Para peneliti dari University of North Carolina di Chapel Hill juga menemukan bahwa wanita yang melakukan berbagai jenis olahraga secara rutin memiliki resiko terkena kanker payudara lebih rendah sebanyak 6% dibandingkan dengan wanita yang hanya duduk dan bersantai saja.
Olahraga tidak hanya membuat tubuh lebih segar dan sehat. Bagi, kalian yang gemar berolahraga pastinya banyak manfaat yang dirasakan ya Dreamers. ^^
(mya)
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, kanker payudara menduduki kasus yang terbanyak di antara penyakit kanker.
Dan sekitar 20-35 persen penyakit kanker payudara di Indonesia dengan tipe HER2 positif, sehingga punya kecenderungan berkembang lebih ganas dan pasiennya relatif lebih muda (40-50 tahun).
Hal itu dikemukakan peneliti utama dari RSUP Dr Sardjito dr Johan Kurnianda, SpPD-KHOM dalam Peluncuran Penelitian SafeHer Penelitian Global Keamanan Trastuzumab di Hotel Novotel Yogyakarta, Kamis (2/8). 
Berbeda halnya dengan di Eropa dan Amerika kebanyakan kanker payudara berkembang lebih proses hormonal dan penderitanya sudah usia lanjut. Kanker payudara dengan tipe HER2 positif merupakan kanker payudara yang berkembang tidak melalui proses hormonal melainkan karena protein HER2 diproduksi secara berlebihan.
“Kanker payudara jenis ini lebih cepat resisten terhadap obat standar radiasi maupun kemoterapi,” jelas Johan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kanker payudara dengan status HER2 positif diberi obat anti HER2 (Trastuzumab) dan obat ini terbukti efektif sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan kemoterapi standar. Karena dapat meningkatkan respon pengobatan, harapan hidup dan kualitas hidup yang lebih baik pada penderita kanker payudara stadium lanjut dengan HER2 positif.
Menurut Health Medical Management Roche, Dr Arya Wibitomo, selama ini pengobatan dengan Trastuzumab dilakukan melalui infus intravenus yang membutuhkan waktu 30-90 menit. 
Saat ini, sedang dilakukan penelitian SafeHer untuk melakukan inovasi dalam pengobatan HER2 positif dengan Trastuzumab lewat injeksi di bawah kulit (subkutan).
''Dengan pemberian obat injeksi diharapkan lebih nyaman untuk pasien, dan aman karena hanya memerlukan waktu lima menit. Diharapkan nantinya pasien bisa menyuntikkan sendiri seperti pemberian insulin pada pasien diabetes mellitus,'' kata Arya.
Penelitian SafeHer ini dilakukan di 40 negara (300 rumah sakit) dengan 2.500 pasien. Di Indonesia sendiri penelitian ini dimulai tahun ini di lima RS Pendidikan (RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, RSUP Ciptomangunkusumo Jakarta, RS Kanker Dharmais Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung dan  RS Dr Sutomo Surabaya).

Tidak ada komentar: