Sabtu, 22 September 2012

Bisa Picu Kanker


Putro Agus Harnowo - detikHealth Selasa, 28/08/2012 07:04 WIB

ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Beberapa produk rumah tangga dituduh dapat menyebabkan munculnya kanker, mulai dari bra, deodoran dan obat kumur. Penyebabnya adalah kandungan bahan-bahan kimia dan radiasi yang dapat memicu mutasi gen.

Namun seiring makin banyaknya penelitian yang berkembang, beberapa bukti yang muncul kemudian menyanggah tuduhan-tuduhan tersebut. Meskipun demikian, beberapa orang masih mewaspadai kemungkinan buruk yang dapat terjadi.

Seperti dilansir US News, Selasa (28/8/2012), beberapa barang rumah tangga yang dituduh memicu kanker tersebut antara lain:

1. Pemanis Buatan
Hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa pemanis buatan siklamat dapat menyebabkan kanker kandung kemih pada tikus. Food and Drug Administration di AS pun melarang penggunaannya. Penggantinya, sakarin, juga terbukti dapat menyebabkan tumor pada tikus, namun tidak melarang penggunaannya.

Kenyataannya, National Cancer Institute menegaskan tidak ada bukti yang memperkuat bahwa siklamat atau sakarin dapat menyebabkan kanker pada manusia. Pemanis buatan aspartam juga sempat dicurigai, tetapi para ilmuwan menegaskan tidak meningkatkan risiko kanker pada manusia.

2. Obat kumur
Sejumlah penelitian di akhir tahun 70-an telah mewaspadai obat kumur yang mengandung etanol dapat memicu kanker mulut. Peneliti berteori bahwa obat kumur membuat jaringan mulut lebih rentan terhadap karsinogen.

Kenyataannya, bukti yang mendukung teori tersebut lemah. Menurut American Dental Association, penelitian tidak dapat menunjukkan bahwa obat kumur dengan kadar etanol yang tinggi berisiko menimbulkan masalah dibandingkan yang kadarnya lebih kecil.

3. Statin
Statin adalah obat penurun kolesterol yang sempat dituduh meningkatkan risiko kanker. Sebuah penelitian tahun 2007 menyimpulkan hal ini ketika peneliti mengamati efek samping statin. Hasillnya menemukan bahwa pasien yang memakai statin dosis tinggi lebih mungkin didiagnosis berbagai macam kanker.

Nyatanya, tinjauan tahun 2008 terhadap 15 uji klinis mengenai statin meragukan temuan tersebut. Kadar kolesterol LDL yang rendah memang ditemukan berkaitan dengan kanker, tapi bukan obat penurun kolesterol yang harus disalahkan. Penelitian lain terhadap sekitar 170.000 orang juga tidak menemukan hubungan antara statin dan kanker.

4. Telepon Seluler
Pada tahun 1993, seorang pria menggugat produsen ponsel karena produknya dianggap bertanggung jawab atas kanker otak yang ia derita. Hal ini memicu kemarahan publik dan berbuntut banyak tuntutan hukum yang sama. Akhirnya, jutaan dolar dikeluarkan untuk meneliti apakah gelombang radio yang dipancarkan oleh ponsel memang berbahaya.

Kenyataannya, penelitian saat ini tidak bisa mengkonfirmasi hubungan antara ponsel dengan kanker. Para ilmuwan melacak hampir 13.000 orang dewasa selama 10 tahun dan menemukan peningkatan kasus kanker otak agresif di kalangan pengguna ponsel. Namun pengguna ponsel secara keseluruhan memiliki tingkat kanker yang lebih rendah daripada yang tak pernah pakai ponsel.

5. Antiperspiran dan deodoran
Sepuluh tahun lalu, seorang wanita mendapat e-mail yang memperingatkan bahwa menggunakan antiperspirant dapat menyebabkan kanker payudara. Sejak itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengawet paraben dalam anitiperspiran dan deodoran dapat menyaru hormon estrogen. Dalam jumlah tinggi, estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Kenyataannya, tidak ada bukti bahwa antiperspiran atau deodoran menyebabkan kanker. Penelitian tahun 2004 menemukan adanya paraben dalam sampel jaringan kanker payudara, namun 99 persen paraben dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk kosmetik dan makanan.

6. Bra
Pada tahun 1995, sebuah buku berjudul 'Dressed to Kill' menuduh bahwa wanita yang rutin memakai bra lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan dengan yang tidak pakai. Teorinya, bra memicu penumpukan racun penyebab kanker di payudara.

Faktanya, para ahli menekankan bahwa hubungan antara bra dan kanker payudara tidak pernah terbukti. Memang ada bukti yang menunjukkan faktor lain mempengaruhi risiko kanker payudara, misalnya berat badan, usia, dan riwayat keluarga. Wanita yang tidak memakai bra cenderung jaringan payudaranya kurang padat sehingga berkurang risikonya terserang kanker payudara.

7. Pewarna Rambut
Pada tahun 2008, peneliti dari WHO memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan pewarna rambut dapat memicu kanker. Kesimpulan ini muncul setelah menemukan adanya kanker kandung kemih di kalangan pria penata rambut dan tukang cukur.

Kenyataannya, temuan tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada waktu berbeda sehingga risiko dapat terjadi akibat paparan bahan kimia beberapa tahun sebelumnya. Menurut National Cancer Institute, tidak ada bukti bahwa pewarna rambut dapat memicu kanker.
(pah/ir)

Tidak ada komentar: