Sabtu, 19 Oktober 2013

Aditya Prameswara, Fisioterapis U-19


Aditya Prameswara
Fisioterapis, Aditya Prameswara, sebelum sesi latihan pagi di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2013. Kemenangan tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia U-19 di ajang piala Asean Football Federation (AFF) tak lepas dari peran jajaran pelatih yang membentuk fisik dan mental para pemain masa depan Indonesia tersebut. [TEMPO/STR/Seto Wardhana; ST2013100302]Di Balik Sukses Timnas U-19


Indra Sjafri dan Aditya Prameswara
Pelatih kepala tim nasional (Timnas) sepak bola U-19, Indra Sjafri (kanan), dan physiotherapist, Aditya Prameswara (kedua dari kanan), mengawasi para pemain yang menjalani terapi 'hydro massage' di Stadion Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2013. [TEMPO/STR/Seto Wardhana; ST2013100420]
Kisah Enam Drum Spesial Pemulih Kondisi Fisik
Penulis : Aning Jati
Siapa menyangka kesuksesan Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 serta meraih dua kemenangan pada dua laga Grup G Kualifikasi Piala Asia U-19 ikut ditentukan oleh keberadaan enam drum?
Enam drum itu spesial karena memiliki tugas penting membantu mengembalikan kondisi fisik, menjauhkan pemain dari cedera, dan sebagai terapi cedera ringan akibat padatnya jadwal turnamen seperti yang dijalani di Piala AFF lalu dan di kualifikasi Piala Asia sekarang.
Fisioterapis Indonesia U-19, Aditya Prameswara, mengungkapkan enam drum itu menjadi alat bagi pemain menjalani hydro massage atau krioterapi. Hydro massage merupakan terapi pascakegiatan berat berupa pencelupan pemain ke dalam air, hangat dan es, untuk memperlancar peredaran darah dan mengurangi asam laktat jahat dalam tubuh yang muncul setelah seseorang melakukan aktivitas berat seperti bertanding.
Selain dilakukan di dalam drum, hydro massage juga dilakukan di kolam renang. Dalam kolam renang Yabes Roni dkk. diminta melakukan sejumlah gerakan tertentu sebelum masuk ke dalam drum selama 2-3 menit. Proses pencelupan pemain ke dalam air bersuhu normal-hangat-normal-es itu dilakukan tiga hingga lima kali dalam satu sesi.
Hydro massage sudah dilakukan rutin selama tiga bulan terakhir, sejak Indonesia U-19 menggelar pemusatan latihan di Yogyakarta, setiap pagi dan sore atau setiap pemain selesai berlatih dan bertanding.
Proses itu membuat memar, lebam, atau cedera ringan yang dialami pemain seusai bertanding bisa segera pulih. Jika pertandingan digelar di malam hari, pemain juga tidak akan merasakan sakit atau pegal pada pagi hari setelah bangun tidur.
Beberapa pemain seperti M. Hargianto dan I Putu Gede Juni Antara sudah merasakan manfaat hydro massage. “Sebelum menjalani terapi ini saya butuh waktu lebih lama agar kondisi kembali fit. Sekarang tidak butuh waktu lama, saya sudah merasa bugar lagi,” kata Hargianto.
Metode Pas
Saking pentingnya, drum yang menjadi instrumen hydro massage selalu dibawa ke mana pun Zulfiandi cs. menggelar pemusatan latihan dan bertanding. “Tidak semua hotel tempat timnas menginap menyediakan sarana seperti yang kami inginkan. Lebih baik kami sediakan sendiri sekaligus untuk penghematan,” kata Aditya.
Adit mengungkapkan ada metode lain untuk mengembalikan kebugaran pemain dalam waktu singkat, yakni melalui pemijatan. Akan tetapi, hal itu baru dilakukan setelah ada permintaan dari pemain. “Faktanya kini pemain jarang mengeluh pegal. Kondisi fisik mereka relatif bagus meski harus menjalani jadwal pertandingan yang ketat,” kata fisioterapis alumnus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.
Dokter tim Indonesia, Alfan Nur Anshar, menambahkan berkat metode hydro massage, waktu pemulihan fisik yang sangat terbatas tidak lagi menjadi kendala. “Terapi itu kini menjadi andalan timnas karena metode ini paling pas untuk mengembalikan kondisi fisik pemain dalam waktu singkat. Tidak ada treatment khusus lain,” ucapnya.

Tidak ada komentar: