Jumat, 10 Januari 2014
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik
Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara menilai beberapa lembaga survei
dalam melakukan survei opini publik yang melibatkan jumlah populasi yang
besar pada umumnya jarang digunakan sampel acak berjenjang atau
multistage random sampling.Akibatnya, hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei
tersebut menjadi kurang proporsional, karena pendukung partai atau figur
tertentu jadi kurang terwakili.
Padahal, lanjut Igor, dari beberapa pengamatan dan penelitian yang
pernah ia lakukan dengan metodologi penggunaan multistage random
sampling tersebut maka yang keluar sebagai Capres terpopuler saat ini
adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kerap
menunjukkan program-program yang terasa oleh masyarakat saat ini
dibandingkan dengan Capres lainnya.
"Dari pengamatan dan penelitian yang pernah saya lakukan, dukungan Prabowo justru meluas akibat program desa 1 miliarnya, pembelaan Prabowo untuk TKI Wilfrida Soik, serta rencana pendirian Lembaga Tabungan Haji, dan lain-lain," kata Igor dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Selain metodelogi penggunaan multistage random sampling, instrumen pertanyaan, juga sangat penting ketika survei dilakukan. Karena, sangat mungkin jawaban yang disediakan oleh peneliti di beberapa lembaga survei yang ada tidak mengcover kemungkinan semua alternatif jawabannya.
Akibatnya, kata Igor, responden hanya menyesuaikan kategori jawaban yang disediakan. "Tapi coba, misalnya, jelaskan dan tanya kepada responden yang jadi sampel survei terkait manfaat desanya kalo mendapat bantuan satu miliar. Pasti elektabilitas Prabowo justru meroket," ujarnya.
"Dari pengamatan dan penelitian yang pernah saya lakukan, dukungan Prabowo justru meluas akibat program desa 1 miliarnya, pembelaan Prabowo untuk TKI Wilfrida Soik, serta rencana pendirian Lembaga Tabungan Haji, dan lain-lain," kata Igor dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Selain metodelogi penggunaan multistage random sampling, instrumen pertanyaan, juga sangat penting ketika survei dilakukan. Karena, sangat mungkin jawaban yang disediakan oleh peneliti di beberapa lembaga survei yang ada tidak mengcover kemungkinan semua alternatif jawabannya.
Akibatnya, kata Igor, responden hanya menyesuaikan kategori jawaban yang disediakan. "Tapi coba, misalnya, jelaskan dan tanya kepada responden yang jadi sampel survei terkait manfaat desanya kalo mendapat bantuan satu miliar. Pasti elektabilitas Prabowo justru meroket," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar