Jumat, 13 Juni 2014

"TOL LAUT JOKOW", Prabowo"ekonomi desa", Debat head to head 15 Juni 2014



"Tol Laut Jokowi, Konsep Abal-abal Bodohi Rakyat "

Joko Widodo (ist)intelijen – “Siapapun yang menyusun konsep maritim si Jokowi-JK …saya tantang debat publik,
kita adu argumen dan gagasan! jangan bodohi rakyat dengan konsep abal-abal.”
Tulisan itu terbentang di lini masa akun Twitter ‏@ypaonganan, milik pakar kemaritiman Y. Paonganan.
Paonganan gusar dengan konsep “tol laut” yang didengungkan calon presiden dari PDIP, Joko Widodo.
Menurut Paonganan, ide tol laut ala Jokowi tidak masuk akal. “Ide tol laut si Jokowi tidak masuk akal…
emang lautan NKRI seluas waduk Ria Rio Mas Jok? Jok…sebelum pikirkan tol laut, masih banyak
tahap-tahap yang harus dilakukan, dan itu butuh lebih dari 5 periode presiden,” tulis ‏@ypaonganan.
Jokowi sempat mengungkapkan ide untuk membangun infrastruktur kelautan yang menghubungkan
Sumatera hingga Papua. Ide Jokowi yang disebut sebagai “tol laut” adalah pengoperasian kapal besar
 yang setiap hari berkeliling di pelabuhan-pelabuhan laut dalam atau deep sea port.
“Tol laut itu bukan jalan, artinya ada deep sea port. Ada pelabuhan dalam di Sumatera, di Jawa,
di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kemudian ada kapal besar yang setiap hari mondar-mandir,
sehingga harga di semua pulau ini sama,” papar Jokowi, usai Rakornas Tim Pengendalian Inflasi
Daerah di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (21/05).
Jokowi Janjikan Pembangunan Tol Laut Sabang-Merauke
Minggu, 15 Juni 2014 | 22:27
Jokowi-JK dalam debat capres, Senin (9/6). [beritasatu.com] Jokowi-JK dalam debat capres, Senin (9/6). [beritasatu.com] 
[JAKARTA]  Calon Presiden (Capres) nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan pembangunan tol laut dari barat ke timur Indonesia sekaligus pembangunan jalur ganda atau double track kereta api secara merata.

"Infrastruktur di negara kita ini ke depan yang paling penting adalah tol laut sehingga kapal dari Sumatera ke Papua selalu ada bolak-balik," kata Jokowi di Jakarta, Minggu malam, dalam debat capres putaran kedua.

Tol laut menurut dia memungkinkan terjadinya penyeragaman harga dan pemerataan kesejahteraan, misalnya tidak ada lagi disparitas harga bahan bangunan termasuk semen yang demikian tinggi.

Oleh karena itu Jokowi menekankan pentingnya pembangunan deep sea port di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, hingga Papua.
"Selama ini ada perbedaan harga karena infrastruktur dibangun tidak berdasarkan kelautan padahal kita negara maritim," katanya. Menurut Jokowi, transportasi laut merupakan pilihan angkutan logistik dan orang yang sangat murah.
Ia mencontohkan saat ini mengirimkan barang dari Jawa ke Eropa justru lebih murah ketimbang dari Jawa ke Papua.
"Oleh karena itu perlu dibangun manajemen distribusi logistik yang baik. Selain tol laut adalah double track kereta api," katanya.
Jokowi berjanji akan mengonsentrasikan anggaran pada infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Tol laut dan double track kereta api bukan hanya angkutan logistik tapi juga angkutan orang dengan biaya murah," kata Jokowi Pilpres 9 JUli akan diikuti pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa serta Joko Widodo-Jusuf Kalla. [Ant/N-6]

Jokowi Fokus Bangun Tol Laut untuk Pemerataan

Minggu, 15 Juni 2014 | 21:40 WIB
KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo memberikan visi misi dalam debat capres 2014 putaran kedua, di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden Joko Widodo mendapatkan pertanyaan terkait pembangunan infrastruktur dari rivalnya, Prabowo Subianto, jika terpilih sebagai presiden. Prabowo menanyakan hal ini karena ia belum mendapatkan gambaran tentang apa yang akan dilakukan Jokowi di bidang infrastruktur. Menjawab pertanyaan ini, Jokowi mengatakan, salah satu yang akan dibangunnya adalah tol laut dari Sumatera hingga ujung Papua.

"Infrastruktur tol laut penting sekali, sehingga ada dari Sumatera hingga ujung Papua. Kenapa harus ada? Saya contohkan, semen di Jawa harganya Rp 50-60 ribu. Tapi, di Papua bisa Rp 1 juta bahkan Rp 1,2 juta atau Rp 1,5 juta. Kalau tol laut dibangun, di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, akan memberikan rasa keadilan," kata Jokowi, dalam debat kedua capres, Minggu (15/6/2014), di Gran Melia, Jakarta Selatan.

Jokowi pun mengisahkan pengalamannya sebagai pebisnis. "Saya pelaku, saat mengirim kontainer dari Jawa ke Eropa, dari Jawa ke Papua, lebih mahal ke Papua karena tidak ada kapal besar," kata Jokowi. Selain tol laut, Jokowi juga akan memaksimalkan pembangunan double track kereta api di Jawa, Kalimantan, dan Papua.

Jokowi: Tol Bawah Laut Buat Ekonomi Merata

Desi Angriani - 15 Juni 2014 22:30 wib
Capres nomor urut 2 Jokowi saat acara Debat Capres 2014 di Jakarta, Minggu (15/6). Foto: MI
Capres nomor urut 2 Jokowi saat acara Debat Capres 2014 di Jakarta, Minggu (15/6). Foto: MI
Metrotvnews.com, Jakarta: Calon presiden Joko Widodo menilai pembangunan tol laut merupakan hal yang paling penting untuk direalisasikan dalam menunjang pembangunan ekonomi yang merata.

"Ini penting sekali, sehingga yang namanya kapal dari barat ke timur, dari Sabang sampai Marauke itu selalu bolak-balik tiap saat," cetusnya dalam debat capres dengan tema 'Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial' di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Menurutnya, pembangunan tol bawah laut ini dihubungkan dengan buruknya sistem distribusi sejumlah barang kebutuhan yang menyebabkan harga tidak merata. Jokowi menjelaskan, jika nantinya tol bawah laut ini dapat terealisasi maka akan menghemat biaya distribusi.

"Contohnya semen, yang kita lihat harga semen di Jawa itu berkisar antara Rp50 ribu-Rp60 ribu, tapi di Papua harganya bisa mencapai Rp1 juta. Maka dari itu mengapa sea port itu mesti dibangun di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, agar memberi rasa keadilan karena nantinya harga semen akan sama, tidak seperti sekarang yang mahal sekali. Kita negara maritim, tapi laut gak dipikirkan," terangnya.

Selain itu, Jokowi juga mengatakan pembangunan double track kereta api sebagai proyek infrastruktur penting dan merupakan angkutan yang murah. "Kereta api penting karena angkutan yang sangat murah selain kapal,” kata dia.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan, uang yang ada dalam APBN nantinya akan dikonsentrasikan kepada pembangunan dan pengelolaan infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak.(Jri)

Jokowi: Tol Atas Laut Buat Harga Logistik Merata

Minggu, 15 Juni 2014 21:35 wib | Hendra Kusuma - Okezone

Jokowi. (Foto: Okezone) 
  Jokowi. (Foto: Okezone) JAKARTA - Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan Capres dengan nomor urut dua mengaku akan membangun infrastruktur laut alias tol di atas laut. Hal ini dilakukan, lantaran untuk meratanya harga pada produk-produk yang dijual di Indonesia.

"Karena semen yang ada di Jawa Rp56 ribu, tapi di Papua bisa Rp1,2 juta, bisa Rp500 ribu," kata Jokowi dalam Debat Capres di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Tidak hanya itu, pembangunan deep seaport juga harus dilakukan secara merata agar pergerakan harga pada suatu produk atau barang lebih merata kembali. Tidak seperti saat ini yang sangat berbeda di setiap daerah.

"Transportasi laut merupakan transportasi murah, contoh mengirim kontainer ke Eropa lebih murah dariapa kirim ke Papua," tambahnya.

Tidak hanya itu, dirinya juga akan berfokus kepada pembangunan infrastruktur double track untuk kereta api.

"Itu penting karena angkutan yang murah, uang yang ada harus dikonsentrasikan untuk hajat orang banyak, tidak hanya logistik tapi bisa menyangkut orang," tutupnya. (wdi)

Prabowo angkat ekonomi desa, Jokowi angkat tol laut

Terbaru  15 Juni 2014 - 23:44 WIB
Prabowo dan Jokowi
Prabowo dan Jokowi ketika mendapatkan nomor urut di KPU
Calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto memaparkan visi ekonomi mereka dalam debat capres yang diselenggarakan KPU pada Minggu (15/06) malam.
Calon Presiden Joko Widodo mendapatkan kesempatan pertama menyatakan pembangunan ekonomi yang akan dilakukan akan memfokuskan pada peningkatan daya saing ekonomi menegah dan kecil.
Pembangunan koperasi, UMKM, pasar tradisional, pertanian dan ekonomi maritim dan industrinya, pembangunan yang dimulai dari daerah dan desa dan infrastruktur, ini yang kami maksud yang akan membuat rakyat sejahtera, kata Jokowi.
Sementara capres Prabowo Subianto menyebutkan akan membangun ekonomi kerakyatan dengan fokus pada pembangunan pedesaan.
"Kita ingin alirkan dana dari ibukota turun ke desa, saya telah menandatangi deklarasi jika saya mendapatkan mandat dari desa, saya akan alokasikan satu milliar rupiah minimal satu tahun untuk satu desa di Indonesia," jelas Prabowo.
Dalam sesi pertanyaan Jokowi mempertanyakan persamaan program tersebut dengan UU Desa, dan Prabowo menyatakan telah memiliki program tersebut sebelum UU Desa di sahkan.
Dalam debat capres tersebut, Jokowi memaparkan pentingnya pembangunan tol laut yang akan mengurangi kesenjangan ekonomi di bagian barat dan timur Indonesia.
"Kalau tol laut ini kita bangun deep sea port kita bangun di Sumatera, Jawa, kita bangun di Kalimantan Sulawesi, Papua, ini akan memberikan rasa keadilan karena nantinya harga semen di Sumatera, Jawa dan Kalimantan itu akan sama karena kita negara maritim dan laut tidak diberikan perhatian," jelas Jokowi.

Visi capres mirip

Dalam debat capres Prabowo juga menyatakan akan memanfaatkan hutan yang rusak, untuk membuka lahan baru dan juga lapangan kerja.
"Sebagian dari hutan yang rusak itu kita ubah jadi hutan produksi jadi sawah baru targetnya adalah dua juta hektar sawah baru, ditambah dua juta hektar untuk bioethanol, kita bisa bayangkan empat juta hektar akan ada 24 juta orang bekerja per tahun, itu jawaban kami terhadap masalah kemiskinan," jelas Prabowo.
Pengamat ekonomi dari Indef, Fadhil Hasan menyebutkan kedua capres, disebutkan sama-sama mengusung ekonomi kerakyatan, hanya saja yang membedakan adalah bagaimana pelaksanaannya.
Kalau dari visi misi itu lebih banyak persamaannya dibandingkan perbedaannya, saya kira yang akan terpilih itu persoalan ekonomi kita itu kita masih membutuhkan investasi luar negeri, nanti yang membedakannya mungkin adalah di pendekatannya dan juga prioritasnya.
Fadhil mengatakan tantangan bagi presiden terpilih nanti adalah masalah infrastuktur, ketahanan pangan dan energi, dan subsidi.
Untuk membangun ekonomi, Fadhil mengatakan presiden terpilih nanti harus berani mengalihkan subsidi energi kepada kegiatan ekonomi yang lebih produktif. Misalnya dengan diversifikasi energi dengan memanfaatkan energi diluar fosil dan juga membantu menjaga daya beli masyarakat miskin.

Prabowo dan Jokowi Siap Adu Konsep di Debat Capres Besok

 14 Jun 2014 13:25

internet


Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta), Nurul Arifin mengatakan Prabowo siap menghadapi debat capres tahap 2 dengan tema seputar pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Rencananya, debat ini akan digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu 15 Juni besok. "Persiapan (debat) sudah dilakukan sejak hari ini. Kita beri masukan kepada Pak Prabowo. Beliau pun tentu sudah siap," kata Nurul dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (14/6/2014).

Nurul yakin jagoannya akan lebih gamblang membeberkan konsep mengenai ekonomi yang menjadi tema pada debat besok. Sebab, pada debat ini akan disampaikan gagasan dari buah pikiran Prabowo sendiri ditambah masukan beberapa pihak."Ada kekuatan dari visi misi capres Prabowo yang kalau diungkapkan secara detai dan lengkap akan sangat menjual, karena masyarakat akan tahu secara lengkap," tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk bahasan kesejahteraan sosial, Prabowo akan memberikan paparan yang konkret dalam debat tersebut. Sebagai contoh soal revolusi susu dan makan telur. "Kalau kami, salah satu revolusi putih adalah memberikan minum susu dan makan telur," papar dia.

Sedangkan di sektor kerakyatan, Prabowo menurutnya akan memperhatikan para guru honorer karena mereka nantinya akan ada pengangkatan setiap tahun. Sedangkan untuk para petani dan nelayan, pihaknya akan membuat sistem perbankan yang khusus.

"Guru honorer yang ada sekitar 800 ribu orang akan diangkat dalam 1 periode pemerintahan. Mereka akan mendapatkan insentif Rp 4 juta dan itu langsung ditransfer. Kemudian membuat perbankan petani dan nelayan dengan sistem pinjaman langsung. Itu basis kerakyatan," papar Nurul.

Sementara caleg dari PDIP Hamid Basyaib mengatakan capres pasangan nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) juga sudah siap untuk memaparkan secara konkret visi-misi mereka pada debat besok. Hamid mengatakan, tak sulit bagi Jokowi untuk menghadapi topik debat besok malam, karena semuanya sudah pernah dilakukan saat menjabat Walikota Solo atau Gubernur DKI Jakarta.

"Relokasi pedagang kaki lima dengan sangat bermartabat. Artinya itu dia sudah lakukan dan bukan akan lakukan seperti Pak Prabowo. Saya kira itu. Kebetulan Pak Jokowi akan diuntungkan dengan ini, pengalaman konkret yang aktual itu apa memang sudah alami," jelas Hamid. (Ein)
(Rinaldo)

Prabowo di Lampung, Jokowi di Tasikmalaya (Foto: Antara/Prasetyo Utomo/Widodo S Jusuf) 

Debat capres kedua, Prabowo vs Jokowi bakal head to head

MERDEKA.COM. Prabowo Subianto dengan Jokowi Widodo bakal beradu wawasan 
dan pandangan dalam debat calon presiden 2014 untuk yang kedua kalinya. Debat kali 
ini, baik Prabowo dan Jokowi punya banyak waktu untuk menyampaikan gagasannya 
tentang ekonomi karena tampil seorang diri tanpa wakilnya.

"Secara umum akan ada porsi lebih banyak masing-masing pasangan calon, head to head,
 ini memberi peluang masing-masing capres mengelaborasi pemikiran-pemikirannya secara
 individu," kata Ketua KPU, Husni Kamil Manik, Jakarta, Jumat (13/6).

Debat yang kedua kali ini berbeda dengan debat yang pertama. Yang mana moderator lebih
 memiliki waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pasangan capres dan cawapres.

"Moderator akan dikurangi kesempatan bertanya pada sesi terakhir, sebelumnya ada (pertanyaan),
 nanti tidak ada," jelas Husni.

Seperti diketahui, KPU menggelar debat capres dan cawapres sebanyak lima kali. Debat yang 
kedua ini akan mengusung tema tentang ekonomi dan akan dilangsungkan pada Minggu (15/6) 
besok. Debat kedua ini, masing-masing capres tanpa didampingi cawapres.
Sumber: Merdeka.com
Ahmad Erani Moderator Debat Capres Tak Netral?
Headline
Prof Ahmad Erani Yustika - (Foto: Siaga)
Oleh: Kamis, 12 Juni 2014 | 14:12 WIB

Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla bersanding, usai menyampaikan visi dan misinya saat Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6). SP/Joanito De Saojoao.
Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla bersanding,
usai menyampaikan visi dan misinya saat Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6). SP/Joanito De Saojoao.
 (sumber: Suara Pembaruan)
Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sigit Pamungkas mengatakan debat calon presiden (capres) antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo akan digelar pada Minggu (15/6) di Gran Melia Hotel, Jakarta Selatan dengan dimoderatori Ahmad Erani Yustika.
"KPU telah merumuskan alur dan desain debat bersama kedua tim pasangan capres-cawapres. Evaluasi pelaksanaan debat perdana pada Senin (9/6) kemarin menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan debat kedua nanti. Secara teknis dilakukan perbaikan agar kekurangan debat perdana tidak terulang lagi. Debat kedua dimoderatori Ahmad Erani Yustika," ujarnya di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Kamis (12/6).
KPU menunjuk Profesor Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika sebagai moderator atas kesepakatan dengan kedua tim pasangan calon.
Sama halnya dengan debat pasangan capres kemarin, pertanyaan akan diajukan oleh Ahamd Erani kepada kedua capres.
Sigit memaparkan, debat kedua tersebut didesain hanya untuk 500 pengunjung. Masing-masing pasangan calon hanya boleh memasuki ruangan debat 160 perwakilan.
Penyelenggara debat berdasarkan hasil undian adalah Metro TV dan Bloomberg TV. Namun, atas pertimbangan untuk menjaga profesionalitas dan independensi Bloomberg TV mengundurkan diri sebagai pelaksana debat.
Karena menjadi satu-satunya penyelenggara, menurut Sigit, KPU telah meminta Metro TV untuk memperhatikan jalannya alur debat dan aksesibilitas menyangkut semua pihak terkait.
"Kami minta sirkulasi audiens diperhatikan. Jangan sampai terulang lagi seperti kemarin, ada kegaduhan dan tempat debat yang relatif terbatas," ujarnya.
Untuk meyusun materi dan alur debat, KPU bersama tim ahli utama sudah menentukan garis besar debat yang akan diikuti kedua capres tersebut.
Karena mengangkat tema "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial", KPU dan tim ahli juga melibatkan tim ahli kecil yang diisi akademisi di bidang ekonomi dan pembangunan sosial.
Tim ahli terdiri atas tujuh ahli yang menguasai tema-tema yang didebatkan pasangan capres yakni Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Pratikno, Ketua Forum Rektor Indonesia sekaligus Rektor Universitas Sebelas Maret Rafiq Karsidi, peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.
Kemudian Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti, Dekan FISIP Unair Basis Susilo, Ekonom dari UGM Tony Prasetiantono, pakar hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana.
"Tim ahli bersama moderator menyusun pertanyaan. Moderator tidak bisa mengkomunikasikan kepada siapapun pertanyaan yang telah dirumuskan termasuk KPU," ungkap Sigit.
Debat akan dimulai pukul 20.00 WIB dan berlangsung selama 90 menit. Hingga saat ini, KPU masih berkoordinasi dengan Metro TV sebagai pelaksana untuk menentukan desain tata ruang jalannya debat.
Debat capres dan cawapres diselenggarakan sebanyak lima kali. Pertama, pada 9 Juni, debat capres dan cawapres disiarkan SCTV, Indosiar, dan Berita Satu dengan tema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum". Kedua, pada 15 Juni, debat capres disiarkan Metro TV dengan Tema "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial".
Ketiga, pada 22 Juni, debat capres disiarkan TV One dan ANTV dengan Tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional". Keempat, pada 29 Juni, debat cawapres disiarkan RCTI, MNCTV, dan Global dengan Tema "Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Iptek". Terakhir, pada 5 Juli, debat capres dan cawapres disiarkan TVRI dan Kompas TV dengan Tema "Pangan, Energi, dan Lingkungan".
Suara PembaruanPenulis: A-25/FQ
Sumber:Suara Pembaruan

Tidak ada komentar: