Kamis, 12 Juni 2014

Canggihnya Pesawat Masa Depan, Pesawat ala Star Trek Super Cepat

NASA Ungkap Pesawat ala Star Trek Super Cepat

Pesawat dapat mencapai luar Tata Surya dalam dua minggu saja.

 
VIVAnews -Kamis, 12 Juni 2014, 11:01 Misi perjalanan antarbintang di alam semesta tampaknya bukan sekadar fiksi ilmiah saja. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) belum lama ini mengungkapkan desain pesawat ruang angkasa dengan gaya Star Trek, yang mampu menjelajah antarbintang di alam semesta dalam waktu yang singkat. 

Melansir Daily Mail, Kamis 12 Juni 2014, pesawat yang dinamakan IXS Enterprise itu nantinya diproyeksikan bisa menjelajah rasi bintang luar Tata Surya, Alpha Centauri, dalam tempo 2 pekan saja, tak sampai berbulan-bulan apalagi tahunan. Kecepatan pesawat itu diharapkan bisa 'lebih cepat dari cahaya'. Model desain pesawat ini dibuat oleh Dr Harold White, peneliti NASA bersama timnya.  

Kunci teknologi kecepatan pesawat itu berkat aplikasi teori Alcubierre Warp Drive yang diusulkan fisikawan Meksiko, Minguel Alcubierre. 

Teori ini mengusulkan peregangan gelombang ruang angkasa yang menyebabkan struktur ruang angkasa di bagian depan pesawat menyusut, sedangkan struktur yang sama di belakang pesawat diperluas. 

Dengan skema ini maka pesawat dapat melesat gelombang ruang angkasa itu untuk digunakan memacu kecepatan tinggi dalam penjelajahan alam semesta. 

White mengatakan teknologi pada pesawat itu akan berjalan secara halus alih-alih berjalan dengan gangguan. 

Ia mengakui penelitiannya itu memang masih tergolong skala kecil dan masih jauh dari kemampuan jelajah dari pesawat ruang angkasa seperti USS Enterprise. 

Tapi bukan berarti White mengalah. Guna membuat mimipi untuk jadi nyata, White telah membangun peta jalan dengan tonggak penting yang diperlukan sampai menuju kesuksesan misi perjalanan antarbintang. Sebagai bahan pijakan, White yakin teknologi itu memungkinkan diuji di bumi.

Kemudian, tambah dia, langkah yang selanjutnya yang harus ditempuh yakni penggunaan teknologi ini untuk mempersingkat misi penjelajahan ruang angkasa.

Desain pesawat ala Star Trek yang dibesut White bersama timnya itu, dilengkapi dua cincin besar di bagian depan dan belakang. Cincin bagian depan diproyeksikan sebagai jembatan bagi kru pesawat yang akan melakukan operasi sedangkan cincin bagian belakang berfungsi sebagai area kargo untuk penyimpan energi. 

Sedangkan bagian tengah pesawat terdapat sebuah pasangan seperti kapsul. Bagian ini berfungsi menciptakan lengkungan gelembung. Dan bagian ini akan dilepaskan saat pesawat melesat dengan cepat. 

Sebelum menciptakan desain terbaru itu, White dan timnya telah membuat desain pesawat dengan dua cincin tipis. Konsep ini memiliki banyak cacat. Cincin terlalu tipis, sehingga dampaknya pesawat akan butuh energi lebih besar untuk penjelajahan. Kendala kedua, saat pesawat melepaskan dari cincin itu, maka pesawat akan kesulitan. 

Model pesawat yang lebih efisien menjadi kebutuhan eksplorasi di masa depan. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) bekerja sama dengan NASA, Icarus Interstellar, dan Foundation for Enterprise Development tengah melaksanakan proyek pesawat tuang angkasa 100 tahun. 

Proyek ini bertujuan untuk mendukung eksplorasi antarbintang pada 2112. 

Salah satu teknologi yang dipertimbangkan dalam penjelajahan luar Tata Surya itu yakni efisiensi waktu jelajah. 

Guna mensukseskan proyek itu, NASA menggelontorkan dana US$100.000 dan DARPA berkontribusi US$1 juta. (umi)

Canggihnya Pesawat Masa Depan
Kamis, 12 Juni 2014 - 11:23 wib | Restika Ayu Prasasty - Okezone
Canggihnya Pesawat Masa Depan Canggihnya pesawat masa depan (Foto: Dailymail) BEPERGIAN dengan pesawat, tampaknya akan semakin nyaman dan menyenangkan. Menurut produsen pesawat komersial Airbus, pesawat masa depan akan memiliki ruangan untuk bersantai dan bermain game, jendela panorama, dan kursi yang mengumpulkan panas tubuh penumpang untuk mengoperasikan berbagai fitur dalam kabin.
Di dalam pesawat yang diprediksi pada 2050 ini, Airbus mengatakan jika penumpang akan dapat bersantai di kursi pijat, minum minuman dan vitamin yang diperlukan, menghirup aroma angin laut atau pinus segar, tertidur lelap berkat suara air, dan tirai yang mampu mencegah cahaya masuk.

Bagi penumpang yang menyukai pemandangan ketika terbang, pesawat menampilkan fitur jendela panorama yang dapat menjadi transparan atau buram di daerah tertentu berkat jaringan saraf terpadu yang dapat mendeteksi dan merespons kebutuhan spesifik dari masing-masing penumpang.

Struktur bionik kabin masa depan ini didasarkan pada struktur tulang burung agar tetap ringan namun kuat. Pesawat akan dilapisi dengan membran biopolimer yang mengontrol jumlah cahaya alami, kelembapan dan suhu, memberikan opacity atau transparansi dan menghilangkan kebutuhan akan jendela.

Dengan tampilan pemandangan hingga 360 derajat, penumpang bisa melihat berbagai keindahan alami dan buatan dari atas pesawat. Berkat inovasi teknologi, perlengkapan dan perabot dalam pesawat pun bisa membersihkan dan memerbaiki sendiri.

Prediksi Airbus ini dilakukan untuk menanggapi survei penumpang global tentang apa yang mereka harapkan ketika melakukan penerbangan pada 2050. Sepertiga responden menginginkan penerbangan terasa seperti pengalaman liburan di mana mereka dapat mengakses semua kemajuan teknologi dalam kehidupan sehari-hari selama berada di atas awan.

Kelas Pertama, Bisnis, dan Ekonomi akan diganti oleh zona kebutuhan individual seperti bersantai, bermain game, berinteraksi dengan penumpang lain atau mengadakan pertemuan bisnis dengan orang-orang di seluruh dunia.

Bar juga akan lebih lazim ada di penerbangan guna menciptakan daerah bersosialisasi, sedangkan pop-up pods akan menawarkan ruang lebih pribadi yang dapat digunakan untuk apa pun - dari pertemuan bisnis virtual atau kuliah hingga makan romantis atau membaca cerita pengantar tidur untuk anak-anak di rumah.

Sebuah dinding belanja virtual juga akan memproyeksikan pakaian langsung kepada penumpang, sedangkan dinding game virtual akan membuat penumpang bisa bermain tenis, baseball, bahkan golf di gedung pencakar langit di New York atau puncak pegunungan Himalaya.

Airbus juga mengungkapkan bahwa setiap durasi terbang di dunia rata-rata bisa diperpendek sekitar 13 menit. Ini akan menghemat sekira sembilan juta ton bahan bakar per tahun dan lebih dari 500 juta jam penerbangan, serta mengurangi lebih dari 28 juta ton emisi CO2.
(tty)

Tidak ada komentar: