10 Desember 2015 19:52:36 Diperbarui: 10 Desember 2015
20:01:07
Blok Masela Pakai Kilang Terapung,
APBN Hemat Rp 61 T Dokumen pribadi Sumber gambar : Dokumen pribadi Pembangunan
dan pengembangan stasiun penerima Liquified Natural Gas (LNG) dengan metodologi
terapung di tengah laut (Kilang Terapung) dapat memberikan kontribusi luar
biasa bagi perekonomian masyarakat Maluku. Berdasarkan hitungan SKK Migas,
apabila Indonesia membangun Kilang laut untuk Lapangan Abadi Masela (Blok
Masela) maka akan menghemat anggaran USD 4,5 miliar atau setara dengan Rp 61
triliun. Hitungan ini sangat logis, mengingat pengoperasian kilang pengolahan
LNG di tengah laut tidak lagi memerlukan pembangunan pipa sepanjang 600 km.
Konsep dari Kilang Terapung adalah pengolahan/pencairan dilakukan di atas
kapal. Berbeda dengan Kilang Darat yang harus membawa hasil pengeboran tengah
laut ke stasiun penerima yang ada di daratan. Penghematan APBN sebesar Rp 61
triliun, setara dengan beberapa proyek pemerintah di Indonesia Timur, yaitu : 2
x Jalan Trans Papua (875 km) 5 x Jalan Trans Maluku (1.105 km) 40 Dermaga 24
kapal penyeberangan 31 x pengembangan Ambon sebagai waterfront city. Kalau
Bupati Maluku Tenggara mau, dia bisa lobi Kementerian Keuangan agar daerahnya
bisa mendapat suntikan dana tambahan. Posisi tawarnya, Bupati Anderias
mendukung Kilang Terapung Blok Masela, maka APBN hemat Rp 61 triliun. Lalu
Bupati Anderias dengan landasan telah berkontribusi menghemat APBN, meminta
sebagian kecil dari penghematan Rp 61 triliun untuk percepatan pembangunan
Kabupaten Maluku Tenggara. Perbedaan
Pendapatan Negara Perbandingan penerimaan
negara pun dari pembangunan kilang menggunakan metode FLNG ketimbang OLNG
sangat menonjol. Pendapatan negara dari pembangunan menurut asumsi RJPN 2015
adalah USD 9,44 Miliar. Angka tersebut didapat dari selisih produksi antara
FLNG dan OLNG. Jika FLNG bisa menghasilkan keuntungan bagi negara sebesar USD
51,77 Miliar, maka OLNG menguntungkan negara USD 42,33 Miliar. Dari selisih
tersebut setara dengan pembangunan infrastruktur berupa : 2x proyek listrik
1000MW 4x jalan Trans Papua (875 km) Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 2x Jalur
kereta Makassar-parepare (136KM) 3x Tol manado Bitung (39 KM) Dokumen pribadi
Sumber gambar : Dokumen pribadi Dokumen pribadi Sumber gambar : Dokumen pribadi
Jika ada keuntungan negara yang lebih besar pada penerapan Kilang Terapung
(FLNG) mengapa banyak pihak yang masih bersikeras untuk membangun kilang di
darat (OLNG)? Patut dipertanyakan ketika ada pihak-pihak yang mencoba
menggagalkan pembangunan Kilang Terapung. Faktanya ada penghematan APBN yang
signifikan serta peningkatan penerimaan negara jika menerapkan Kilang Terapung
(FLNG). Dari sisi masyarakat Maluku Tenggara, kontribusi pada penghematan APBN
dan peningkatan penerimaan negara, memberi posisi tawar untuk meminta tambahan
dana guna mempercepat pembangunan Maluku Tenggara.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/lingkarpalapa/blok-masela-pakai-kilang-terapung-apbn-hemat-rp-61-t_56697594127f6145088b1872
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/lingkarpalapa/blok-masela-pakai-kilang-terapung-apbn-hemat-rp-61-t_56697594127f6145088b1872
Tidak ada komentar:
Posting Komentar