Jumat, 14 Juli 2017

Rizieq Hindari ‘Firzah’ di Arab, Prabowo Hindari ‘Fitnah’ 98 di Yordania, Pantas Mereka Sohib!

Pasca kerusuhan Mei 1998, Mantan Pangkostrad Letjen Prabowo lari dari Indonesia untuk tinggal di Yordania. Pada bulan Desember 1998, ia sempat ingin kembali ke Indonesia, mungkin karena di Indonesia lebih ‘subur’, entah lah. Namun atas nasehat para rekannya, keinginan kembali ke Indonesia dibatalkan.Cerita ini diungkapkan oleh Fadli Zon melalui akun Twitternya. Fadli menulis tweet-story untuk menanggapi isu kewarganegaraan ganda yang dimiliki oleh Prabowo. Fadli bercerita di twitter pada tahun 2014, ketika Prabowo sedang maju di pilpres melawan Joko Widodo. Alih-alih ingin meluruskan fitnah mengenai dalang kerusuhan Mei 1998, Fadli Zon justru sepertinya lebih terlihat ingin memperbaiki nama Prabowo.
“Saya waktu itu Pangkostrad dengan 33 batalyon, nyatanya apakah saya kudeta? Itu tidak akan saya lakukan karena sebagai prajurit sapta marga saya takut terhadap konstitusi UUD 1945,” kata Prabowo dalam keterangan pers nya
Kisah-kisah menyentuh pun dimunculkan oleh Fadli Zon mengenai Prabowo, bahwa ia hidup sederhana dengan taksi langganan. Prabowo bahkan dikatakan memiliki supir taksi langganan yang bernama Muhammad. Itu bukan sederhana dut! Itu hidup mewah!
Setiap hari naik taksi, dan dikatakan itu hidup sederhana? Sederhana ndas mu! Zon pun mengatakan ia sedikitnya mengunjungi Prabowo di Yordania sekitar 7 kali. Makin mewah saja hidup mereka ternyata. Menurut cerita yang mungkin saja ditambah-tambahi bumbu, Prabowo sempat hidup susah sejak difitnah sebagai dalang kerusuhan 1998, yang sampai sekarang masih belum jelas kejadiannya.
Bahkan Luhut Pandjaitan sempat kasihan kepada Prabowo dan membantu memperpanjang paspornya. Namun pada saat pilpres 2014, Luhut yang dulunya merupakan atasan Prabowo di Kopassus ini tidak setuju dengan keberadaan Prabowo sebagai presiden. Mungkin Luhut kenal betul siapa sosok Prabowo, sampai-sampai ia tidak menginginkan Prabowo maju sebagai calon presiden.
Pada akhirnya, larangan Luhut ternyata dikonfirmasi oleh kemenangan Jokowi di dalam pemilihan presiden tahun 2014, seorang mantan pengusaha tukang kayu. Prabowo dan Jokowi memiliki latar belakang yang sangat berbeda.
Prabowo lahir di keluarga mampu, tentu dimanja. Sedangkan Joko Widodo lahir di keluarga yang biasa-biasa saja. Pada akhirnya, ia sukses karena kerja keras, waktu sudah membuktikan kekuatan mental dari Jokowi. Di dalam perantauan Prabowo di Yordania, ia pun bersahabat erat dengan pangeran di Yordania.
“Dalam satu kesempatan di Yordania, Raja Abdullah menyampaikan ingin berdialog dengan ormas Islam di Indonesia. Itu disampaikan ke Prabowo yang kemudian berdialog dengan PBNU dan Muhammadiyah. Kedatangan dia ini bukan atas undangan presiden,” jelas Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon kepada wartawan di JCC, Jakarta, Rabu (26 Februari 2014).
Dengan latar belakang semacam ini, tidak heran jika Prabowo sangat merasa tersakiti dengan terstruktur, sistematis, dan masif, akibat kekalahannya di pilpres, oleh seorang mantan pebisnis mebel, Joko Widodo.
Sekarang kita tahu bahwa ada seorang tersangka, yang pernah duduk bersama Prabowo, bernama Rizieq Shihab. Tersangka kasus sex chat harus kabur ke luar Indonesia, karena tekanan yang dianggap ‘fitnah’ secara sepihak. Mungkin untuk kasus Prabowo, memang masih abu-abu karena tidak ada penyelidikan tuntas pada saat itu.
Namun sekarang Rizieq sudah jelas-jelas jadi tersangka kasus pornografi. Masih berani berkata ‘fitnah’? Pandangan ini sangat merendahkan kinerja pihak kepolisian di dalam menetapkan status tersangka. Rizieq Syihab juga menyempatkan menghadiri perkumpulan para habaib di Tarim pada hari kedua Syawal.
Dalam pertemuan itu, kata Kapitra, Rizieq menyampaikan rasa terima kasih dan kegembiraan berada di kota para wali dan salaf. Ia menyebutkan di kota itulah akidah, syariat, maupun akhlak bersumber. Argo Yuwono menuturkan penyidik telah mengantongi cukup alat bukti terkait penetapan status tersangka tersebut.
Beberapa alat bukti yang dimiliki antara lain percakapan WhatsApp yang diduga dilakukan Rizieq bersama Firza dan telepon genggam milik Rizieq.
Jadi melihat kedekatan antara Rizieq dan Prabowo, tentu kita pun melihat kesamaan mereka. Rizieq ke Arab Saudi untuk menghindari polisi karena dijadikan tersangka dugaan sex chat. Prabowo ke Yordania untuk menghindari fitnah dalang 1998. Pantas saja mereka saling mendukung. Kami rakyat Indonesia menolak untuk lupa. Kami mengingat sejarah! Sejarah larinya seseorang dari Indonesia, sedang terulang.
Betul kan yang saya katakan?

Tidak ada komentar: