Rabu, 23 Agustus 2017

Ini Motif Farhan Hina Jokowi dan Kapolri di Facebook

Liputan6.com, Medan - Motif Muhammad Farhan Balatif ditangkap polisi karena diduga menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melalui Facebook. Hasil pemeriksaan polisi, motif pelaku melakukan penghinaan lantaran kebenciannya pada kebijakan pemerintah dan kinerja Polri.
"Itu alasannya. Tersangka juga mengaku tindakan yang dilakukannya atas keinginan sendiri," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpau di Mapolda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (21/8/2017).
Waterpau mengatakan, pihaknya masih mendalami dugaan adanya keterlibatan pihak lain dalam penghinaan Presiden dan Kapolri yang dilakukan Farhan.
"Penyidik sampai saat ini masih terus melakukan pendalaman kasus. Tapi sampai dengan hari ini, hasil pemeriksaan itu, dia baru sendiri," kata dia.
Sementara, Farhan mengaku menyesal dengan tindakan melawan hukum ini. Rasa kecewa terhadap pemerintah membuat pemuda 18 tahun itu nekat menghina Jokowi dan Kapolri di Facebook.
"Kemauan saya sendiri. Kinerja polisi sangat lambat, banyak pungli, kebijakan Jokowi juga, banyak utang dan lapangan pekerjaan enggak ada. Saya kecewa dan timbul niat buat ini," ungkap Farhan.
Usai rilis kasus penghinaan Presiden Jokowi ini, tersangka Farhan langsung diboyong ke Polrestabes Medan untuk pendalaman kasus ini. Sedangkan, Polda Sumut mem-beckup kasus ini.
Kejanggalan
Sementara, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menegaskan, motif Farhan hina Presiden Jokowi dan Kapolri, karena tidak puas dengan dengan kepemimpinan Jokowi.
"Motif sementara, dia tidak puas dengan pemerintah," ungkap Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Namun, Setyo mengaku heran dengan sikap Farhan yang tidak puas atas kepemimpinan Jokowi. Sebab, Farhan masih duduk di bangku sekolah.
"Ya kalau enggak puas dia kan masih SMK, apa sih yang enggak dipuaskan. Kami enggak ngerti," ucap dia.
Karena itu, Setyo mengatakan, pihaknya akan mendalami keterangan Farhan. Ia pun menyayangkan sikapnya yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial.
"Yang kita sayangkan dia seorang SMK Informatika dan kemampuannya dipakai untuk tidak benar," kata Setyo.

Tidak ada komentar: