Rabu, 20 September 2017

Hubungan Suami Istri Tak Lagi Mesra, Mengapa?

Banyak hal yang menyebabkan perubahan komunikasi suami istri tidak lagi intens seperti di awal-awal pernikahan. Gaya hidup dan berbagai kendala bisa menjadi penyebabnya. Apa yang bisa kita lakukan?
  • Batasi Kehidupan Sosial
Bukan, ini bukan berarti Anda tidak boleh gaul, Ma. Masalahnya, kehidupan sosial kita semakin meluas dan tak terbatas ruang dan waktu dengan adanya media sosial. Kita semua begitu terobsesi pada gadget dan teknologi, terlepas apakah kita benar-benar penyuka teknologi atau sekadar
ikut tren. Hal ini membuat kita sering terlalu asyik dengan gadget, bahkan saat sedang berdua dengan pasangan. Makan direstoran, tangan kita tak lepas dari gadget, dari memotret makanan, mengunggahnya di media sosial, lalu memberi respons ke setiap orang yang memberi komentar atau like.

Di rumah, duduk berdua di sofa, masing-masing asyik dengan gadget dan dunia sosialnya. Lalu, kapan ngobrol asyik dan berdiskusi berdua saja dengan suami tanpa gangguan apa pun? Perlu upaya, memang, untuk menyingkirkan sejenak gadget saat sedang bersama pasangan. Nikmati obrolan berdua dan kebersamaan dengannya saja.
  • Saling Menghargai
Ketika sedang menghadapi masalah, rasanya sulit memahami apa yang ada di kepalanya. Tahukah Anda, suami mungkin juga amat sulit mencerna isi kepala? Anda! Ya, wanita dan pria berkomunikasi secara berbeda. Yang perlu Anda lakukan adalah: kerelaan untuk mendengar. Lalu cerna dengan baik ucapannya, tanyakan maksudnya. Rasanya sulit karena Anda sering terburu emosi? Tarik napas dalam-dalam, buang pelan-pelan. Lakukan teknik napas ini beberapa kali. Oh, ya, salah paham juga kerap kali terjadi bukan karena ucapan verbal saja, tetapi yang nonverbal. Gerak tubuh, ekspresi wajah, dan nada bicara bisa memengaruhi kondisi. Jadi, coba diatur, supaya tidak menimbulkan kesan tidak menghargai pasangan.
  • Katakan Apa yang Anda Mau
Gara-gara stres menghadapi pekerjaan dan urusan anak, perasaan Anda menjadi tidak nyaman, rasanya ingin marah-marah, berteriak, menangis, dan dipeluk erat oleh suami? Bilang saja. Ini tentu lebih baik, ketimbang Anda cuma marah-marah dan suami menjadi kesal karenanya. Buntutnya, suasana makin runyam dan berakhir dengan berantem. Mungkin suami akan bingung menghadapi Anda, tetapi paling tidak dia tahu latar belakang sikap Anda, dan tangannya akan terbuka lebar untuk memberi Anda pelukan hangat yang menenangkan!

Tidak ada komentar: