Kamis, 01 Februari 2018

Jokowi Dihantam Artikel 'Smoke and Mirrors', Ternyata Penulisnya Disebut Pengagum Prabowo

Jokowi Dihantam Artikel 'Smoke and Mirrors', Ternyata Penulisnya Disebut Pengagum Prabowo
Screen shoot artikel di Asia Times. 
TRIBUN-MEDAN.com-Sebuah artikel berjudul "Widodo’s smoke and mirrors hide hard truths" yang diterbitkan Asia Times pekan lalu mendapat perhatian luas dari publik Tanah Air.
Artikel itu menyebut Presiden Joko Widodo dan para pembantunya adalah ahli dalam permainan asap dan cermin (smoke and mirrors) yang diadopsi dari trik yang digunakan para pesulap.
Permainan asap dan cermin sebut artikel itu adalah untuk meyakinkan khalayak bahwa sesuatu benar-benar terjadi atau berhasil dicapai walaupun pada kenyataannya hal itu tidak terjadi atau tercapai.
Penulis artikel itu memaparkan sejumlah proyek atau klaim pencapaian Jokowi yang ia sebut tak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, soal negosiasi dengan PT Freeport, proyek kereta api cepat rute Jakarta-Bandung, serta klaim pemerintah soal swasembada pangan.
Mengenai negosiasi dengan PT Freeport, Mcbeth menulis keberhasilan pemerintah memaksa PT Freeport mendivestasi 51 persen saham anak perusahaannya PT Freeport Indonesia, sesungguhnya bukan pencapaian yang luar biasa.

Ia lantas merujuk pada fakta bahwa di tengah keberhasilan itu, masih ada persoalan seperti valuasi nilai saham PT Freeport Indonesia dan peralihan manajemen yang belum diselesaikan.
Adapun mengenai klaim swasembada pangan seperti daging sapi, beras, jagung, gula, dan kedelai, penulis menyoroti klaim pemerintah berhasil menurunkan proporsi impor daging sapi terhadap total konsumsi turun dari 31 persen menjadi 24 persen, pada 2015.
Jurnalis senior Gunawan Mohamad mengatakan, artikel itu sedikit memicu kehebohan karena digunakan oleh lawan dan musuh politik Jokowi untuk menyerang dan direspons dengan tidak tepat oleh para pendukung Presiden.
Siapakah penulis artikel itu?
Dia adalah jurnalis senior, John Mcbeth, yang sudah puluhan tahun menulis tentang Asia Tenggara.
Akun Joxzin Jogja mengupas beberapa sisi kehidupan jurnalis asal Selandia Baru itu.
Menurut akun ini, McBeth adalah pengagum Prabowo dan punya hubungan dengan Freeport.
Saat Pilpres 2014, John McBeth pernah memuji Prabowo setengah dewa. Ini terlihat dari tulisannya di asiaone.com yang berjudul "The Prabowo Subianto I Know". Dalam artikel itu ia menyebut Prabowo sebagai sosok yang bersih dari korupsi.John McBeth John McBeth 
Uniknya, akun ini juga menyindir sebagian penyebar artikel yang ditulis McBeth tentang Jokowi, pendukung SBY dan pendukung gerakan 212.
Ia mengingatkan bahwa sebelumnya McBeth pernah menulis bahwa majunya Agus Yudhoyono dalam Pilkada Jakarta adalah bentuk politik dinasti.
"Jadi sepertinya para pengekor SBY tidak pernah membaca bahwa @SBYudhoyono sang pujaan hati mereka pernah dihina MacBeth," tulisnya.

Pendukung gerakan 212 yang memanfaatkan artikel McBeth soal Jokowi, katanya, mungkin juga belum tahu bahwa jurnalis senior itu pernah menulis bahwa 212 adalah gerakan ekstrimis agama yang tidak pantas ada di bumi Indonesia.
Jurnalis senior dari Indonesia, Gunawan Mohammad beranggapan "Widodo’s smoke and mirrors hide hard truths" tidaklah luar biasa.
Materi yang ditulis Mcbeth, kata pendiri majalah Tempo itu, bukan informasi baru. Goenawan mengatakan bahwa kasus-kasus yang ditulis Mcbeth sebenarnya tak luput ditulis oleh media-media di Indonesia.
Tulisan McBeth disebut Goenawan bukan hasil investigasi dengan kerja keras.
"Siapa saja yang membaca Tempo (saya perkirakan McBeth juga baca Tempo edisi Inggris) dapat menemukannya — dan dapat mengutipnya, dan sembari duduk minum bir di rumah, dapat menyiarkannya lagi..," tutur Goenawan.
"Pendek kata, kita tak perlu bertepuk tangan untuk tulisan pendek McBeth, dan sebaliknya tak perlu juga mengepalkan tinju," tulis Goenawan. (*)

Tidak ada komentar: