Rabu, 07 Mei 2014

Pendiri Golkar dukung Prabowo

JAKARTA - Pendiri Partai Golkar dan ormas SOKSI, Suhardiman, mendukung Prabowo Subianto sebagai calom presiden (capres).

"Saya mendukung kalau Prabowo maju, kalau dia capres maka cawapresnya harus bukan orang jawa," ujar Suhardiman dalam keterangan persnya di Jalan Kramat Batu, Jakarta Selatan, hari ini.

Dia mengaku memiliki hubungan historis dengan ayahanda Prabowo yakni Soemitro Djojohadikusumo. Bahkan Suhardiman adalah orang yang memperjuangkan Soemitro untuk pulang ke Indonesia untuk menjadi menteri pada saat itu.

"Ayahnya Prabowo waktu zaman permesta itu saya susul dari Bangkok dan saya perjuangkan lewat Jenderal Yusuf untuk dia menjadi menteri. Jadi sedikit banyak saya memberikan derajat kepada keluarga Prabowo," ungkapnya.

Meski begitu, Suhardiman sedikit kecewa dengan Prabowo karena hingga saat ini dirinya tak pernah bisa berkomunikasi.

Padahal dari segi historis Suhardiman banyak berperan dalam perjalanan hidup keluarga Prabowo. Sehingga dia berharap Prabowo mau menjalin komunikasi dengannya.

"Saya berulang kali menelepon Prabowo agak susah karena ingin kasih input. Kalau berkomunikasi saya akan menjelaskan soal hal ini dan mengulang masa lalu. Apakah dia ingat tidak," ungkapnya.

Suhardiman mengatakan, banyak hal yang ingin dia bicarakan dengan Prabowo soal situasi politik. Meski tak pernah bisa berkomunikasi, Suhardiman tetap mendukung niatan Prabowo yang maju sebagai capres.

"Hanya ada kesulitan karena kita negara yang sedang berkembang jadi remotenya ada di adi kuasa yaitu Amerika. Dan Prabowo kesulitannya di adi kuasa dan dia harus bisa menembus masalah HAM itu," imbuhnya.
On Tuesday, May 6th, 2014 By
Suhardiman yang juga pendiri partai Golkar mengakui bahwa ia adalah orang yang menaikkan derajat keluarga Prabowo. Menurut Purnawirawan Jenderal TNI Angkatan Darat itu, ia telah mencoba menghubungi Prabowo, akan tetapi tidak pernah berhasil.
Pendiri Partai Golkar tersebut menjelaskan jika pada masa pemerintahan presiden soekarno, Soemitro Djojohadikusumo, Ayah Prabowo, melarikan diri ke luar negeri. Pada tahun 1964, Soemitro baru bisa dibujuk untuk kembali ke Indonesia.
“Saya yang jemput ke Bangkok, saya bujuk dia, akhirnya dia mau pulang ke Indonesia. Saya juga yang memperjuangkan dia untuk jadi Menteri,” ujar Suhardiman di kediamannya kawasan Cilandak, Jakarta, Senin(5/5/2014).
“Saya cuma mau mengingatkan dia kalau saya pernah mengangkat derajat hidup keluarganya, tidak ada maksud apa-apa lagi,” ujarnya.
Suhardiman mengatakan ia terakhir kali menemui Prabowo adalah saat presiden Soeharto meninggal pada tahun 2008 lalu. Namun saat itu Prabowo belum seperti saat ini, yang digadang-gadang akan menang pemilihan presiden (pilpres).
Sumber : id.yahoo.com






Tidak ada komentar: