Senin, 7 Mei 2018 18:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Chaniago memprediksi Joko Widodo atau Jokowi
bakal kalah, apabila Pemilihan Presiden 2019 berlangsung dua putaran.
Dia memperkirakan skema yang terjadi pada Pemilihan Kepala Daerah DKI
Jakarta pada 2017 akan kembali terjadi.
"Jadi poros yang enggak masuk putaran kedua bergabung dengan lawan Jokowi. Jadi intinya, asal bukan Jokowi," ujar Pangi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 7 Mei 2018.
Menurut Pangi, dua kelompok anti-Jokowi yang bersatu di putaran kedua kemungkinan secara masif akan mengampanyekan bahwa mantan Wali Kota Surakarta itu gagal menciptakan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang dilakukan selama ini tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Pangi juga memprediksikan Pilpres 2019 bakal diikuti tiga pasangan
calon presiden. Dia menyebut nama Gatot Nurmantyo sebagai calon
penantang kuat Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Jika prediksinya benar
terjadi, menurut dia, pemilu bisa berlangsung dua putaran.
Pangi melihat ada kecenderungan pemilih jenuh jika capres yang maju di Pilpres 2019 hanya Jokowi dan Prabowo, seperti pada Pilpres 2014. Karena itu, ketika muncul nama baru seperti Gatot, dia memperkirakan, kemungkinan besar suara akan terpecah. "Saya memprediksi jika poros ketiga mengusung Gatot Nurmantyo sebagai capres, pilpres akan berlangsung dua putaran," ujar dia.
Pangi mengatakan, prediksinya itu didasarkan pada peta politik akhir-akhir ini. "Sejumlah partai belum juga mendeklarasikan dukungan, diperkirakan karena tarik-menarik kepentingan," ujarnya.
Menurut Pangi, saat ini masing-masing partai politik terkesan ingin tokoh yang mereka usung bisa menjadi cawapres Jokowi atau Prabowo. Keduanya santer disebut-sebut bakal bertarung di Pilpres 2019.
Meski santer disebut bakal jadi penantang Jokowi, Pangi melihat ada kemungkinan Prabowo legawa hanya sebagai king maker. Kelompok itu, kata dia, melihat peluang bakal calon presiden lain, Gatot Nurmantyo, lebih besar untuk mengalahkan sang inkumben.
"Karena itu, terbuka peluang pilpres diikuti tiga pasangan calon. Partai-partai yang tidak puas dengan sikap koalisi pendukung Jokowi maupun Prabowo, kemungkinan membentuk poros ketiga," ujar Pangi. "Jadi sekali lagi, kalau pilpres dua putaran dan calon yang diusung poros ketiga adalah Gatot, maka Jokowi bisa terancam kalah."
"Jadi poros yang enggak masuk putaran kedua bergabung dengan lawan Jokowi. Jadi intinya, asal bukan Jokowi," ujar Pangi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 7 Mei 2018.
Menurut Pangi, dua kelompok anti-Jokowi yang bersatu di putaran kedua kemungkinan secara masif akan mengampanyekan bahwa mantan Wali Kota Surakarta itu gagal menciptakan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang dilakukan selama ini tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Pangi melihat ada kecenderungan pemilih jenuh jika capres yang maju di Pilpres 2019 hanya Jokowi dan Prabowo, seperti pada Pilpres 2014. Karena itu, ketika muncul nama baru seperti Gatot, dia memperkirakan, kemungkinan besar suara akan terpecah. "Saya memprediksi jika poros ketiga mengusung Gatot Nurmantyo sebagai capres, pilpres akan berlangsung dua putaran," ujar dia.
Pangi mengatakan, prediksinya itu didasarkan pada peta politik akhir-akhir ini. "Sejumlah partai belum juga mendeklarasikan dukungan, diperkirakan karena tarik-menarik kepentingan," ujarnya.
Menurut Pangi, saat ini masing-masing partai politik terkesan ingin tokoh yang mereka usung bisa menjadi cawapres Jokowi atau Prabowo. Keduanya santer disebut-sebut bakal bertarung di Pilpres 2019.
Meski santer disebut bakal jadi penantang Jokowi, Pangi melihat ada kemungkinan Prabowo legawa hanya sebagai king maker. Kelompok itu, kata dia, melihat peluang bakal calon presiden lain, Gatot Nurmantyo, lebih besar untuk mengalahkan sang inkumben.
"Karena itu, terbuka peluang pilpres diikuti tiga pasangan calon. Partai-partai yang tidak puas dengan sikap koalisi pendukung Jokowi maupun Prabowo, kemungkinan membentuk poros ketiga," ujar Pangi. "Jadi sekali lagi, kalau pilpres dua putaran dan calon yang diusung poros ketiga adalah Gatot, maka Jokowi bisa terancam kalah."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar