Selasa, 24 Juni 2014

Menhan: Tank Leopard Penting untuk Jaga Perbatasan, Menhan Bantah Argumentasi Jokowi soal Tank Leopard, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai Calon Presiden Joko Widodo mendapatkan informasi keliru

Menhan: Tank Leopard Penting untuk Jaga Perbatasan

Selasa,  24 Juni 2014  −  14:15 WIB
Menhan: Tank Leopard Penting untuk Jaga Perbatasan
Leopard merupakan tank buatan Jerman. Tank ini merupakan jenis tank tempur utama atau main battle tank yang diunggulkan untuk pertempuran darat.
JAKARTA - Pembelian tank asal Jerman, Leopard, dikatakan telah melalui penelitian kebutuhan oleh TNI Angkatan Darat. Tank ini dibutuhkan untuk menjaga pertahanan Indonesia di perbatasan darat.

Sehingga main battle tank Leopard sangat penting keberadaannya bagi pertahanan Indonesia.

"Karena, kita ada tiga perbatasan darat. Perbatasan darat kita kan bersatu dengan Malaysia, Papua Nugini," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di halaman Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Untuk itulah, pembangunan kekuatan pertahanan di perbatasan itu sangat diperlukan. Terutama jika ada serangan atau agresi melalui perbatasan darat dari negara lain.

"Prinsip negara kita, kita tidak akan menyerang. Tapi kita akan mempertahankan diri terhadap serangan dari luar," ungkapnya.

Kendati demikian, lanjut Menhan, tidak hanya perbatasan darat saja yang ditingkatkan oleh Indonesia. Namun pengembangan kekuatan pertahanan di laut.

Hal demikian dikatakan Purnomo menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank Leopard karena bisa merusak jalan dan jembatan dengan berat 63 ton.

Seperti diketahui, pada debat capres putaran ketiga, capres nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank Leopard.


(hyk)
views: 164x

Menhan Bantah Argumentasi Jokowi soal Tank Leopard

Selasa, 24 Juni 2014 | 11:48 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Tank Leopard akan dipamerkan pada Indo Defence Expo 2012 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (5/11/2012). Pameran pertahanan ini akan berlangsung pada 7 - 10 November 2012 mendatang.
JAKARTA, KOMPAS.com —Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah argumentasi yang disampaikan calon presiden Joko Widodo terkait pembelian tank Leopard yang dilakukan TNI Angkatan Darat. Menurut Purnomo, tank Leopard sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia. "Ini sudah diuji. Orang mengatakan, lho main battle tank (Leopard) bisa datang kemari, dia bisa masuk ke sungai, dia bisa masuk, bisa ke laut karena sudah diuji. Teknis itu telah dilakukan pengujian," ujar Purnomo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Pengujian tersebut, menurut Purnomo, dilakukan oleh TNI Angkatan Darat dan dua unit tank Leopard sudah tiba di Indonesia. Spesifikasi teknis pun sudah disesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Darat. Kedua tank itu kini ditempatkan di Divisi 2 Kostrad Situbondo, Jawa Timur.
Saat ditanyakan soal apakah jalanan di Indonesia bisa menerima beban berat tank Leopard dengan bobot 62 ton itu, Purnomo memastikan hal tersebut bisa dilakukan. Bahkan, tank Leopard sudah dijalankan dari Surabaya menuju Situbondo.
"Enggak masalah lewat jalan, lewat jembatan juga enggak masalah," kata Purnomo.
Menhan menambahkan, kebutuhan Indonesia akan main battle tank diperlukan lantaran negara-negara tetangga sudah memilikinya terlebih dulu. Purnomo mengungkapkan, Indonesia sebenarnya sudah punya light battle tank yakni Scorpio, tetapi alat tempur itu ternyata tidak cukup. Alhasil, Indonesia kemudian memutuskan membeli tank Leopard.
Sebelumnya, Jokowi mengangkat isu soal pembelian tank Leopard dalam debat capres pada Minggu (22/6/2014) malam. Jokowi mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank itu karena berat tank bisa merusak jalan dan jembatan.
"Tank Leopard terlalu berat, 62 ton. Lewat jalan rusak semua, apalagi jembatan kita tidak kuat menahan beban 62 ton," ujar Jokowi.

Soal Tank Leopard, Jokowi Dinilai Keliru

Selasa,  24 Juni 2014  −  12:11 WIB
Soal Tank Leopard, Jokowi Dinilai Keliru
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq (Dok. Koran Sindo)
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai Calon Presiden Joko Widodo mendapatkan informasi keliru dalam menjelaskan mengenai tank Leopard.

Dalam postur pertahanan angkatan darat (AD), kata Mahfudz, Indonesia belum memiliki tank tempur utama (main battle tank). "Kami hanya memiliki tank-tank zaman dulu yang sudah usang, yakni Scorpion dan AMX. Kebutuhan TNI untuk tank berat sudah masuk kajian TNI," ujar Mahfudz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Dia juga menjelaskan bahwa perdebatan mengenai tank Leopard hanya masalah pilihan jenis. Ada yang sejumlah negara yang diusulkan menjadi mitra dalam pengadaan tank Leopard.

"Saat itu ada yang mengusulkan Leopard dari Jerman, terus Rusia, Amerika. Tapi sama-sama main battle tank," terangnya.

Setelah melalui pembahasan panjang antara pemerintah dengan Komisi I DPR dan semua fraksi sepakat membeli tank Leopard langsung dari Jerman.

Dia menjelaskan, tank Leopard yang akan didatangkan telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri. "Paket yang dikirim ke Indonesia sudah sesuai dan namanya juga diubah jadi Leopard RI. Saya melihat ada informasi yang tidak lengkap atau keliru kepada Jokowi," katanya.

Pada debat capres sesi ketiga pada Minggu 22 Juni lalu, Jokowi mempertanyakan tentang pengadaan tank Leopard yang dinilainya tidak sesuai dengan kondisi daratan di Indonesia.

Jokowi mengatakan, tank itu akan merusak jalan-jalan yang akan dilalui karena beratnya mencapai 60 ton.

Tidak ada komentar: