Selasa, 17 Juni 2014

"Sensasi KONSEP TOL LAUT Jokowi" hanya "kiasan, istilah, ilustrasi atau ilusi? " BUKAN TOL LAUT NYATA (kasat mata)


mohon maaf sebelum, saya ingin membantu pemahaman konsep Tol Laut Jokowi (dari sabang sampai Merauke) yang selama ini kita telan mentah - mentah sebagai Tol laut yang sesungguhnya seperti di Bali. anda berhak berkomentar, anda juga berhak mendapatkan penjelasan Jokowi, silahkan baca penjelasan Jokowi

"Tol Laut Jokowi, Konsep Abal-abal Bodohi Rakyat "Joko Widodo (ist)

intelijen – “Siapapun yang menyusun konsep maritim si Jokowi-JK …saya tantang debat publik, kita adu argumen dan gagasan! jangan bodohi rakyat dengan konsep abal-abal.”
Tulisan itu terbentang di lini masa akun Twitter ‏@ypaonganan, milik pakar kemaritiman Y. Paonganan. Paonganan gusar dengan konsep “tol laut” yang didengungkan calon presiden dari PDIP, Joko Widodo.
Menurut Paonganan, ide tol laut ala Jokowi tidak masuk akal. “Ide tol laut si Jokowi tidak masuk akal…emang lautan NKRI seluas waduk Ria Rio Mas Jok? Jok…sebelum pikirkan tol laut, masih banyak tahap-tahap yang harus dilakukan, dan itu butuh lebih dari 5 periode presiden,” tulis ‏@ypaonganan.
Jokowi sempat mengungkapkan ide untuk membangun infrastruktur kelautan yang menghubungkan Sumatera hingga Papua. Ide Jokowi yang disebut sebagai “tol laut” adalah pengoperasian kapal besar yang setiap hari berkeliling di pelabuhan-pelabuhan laut dalam atau deep sea port.
“Tol laut itu bukan jalan, artinya ada deep sea port. Ada pelabuhan dalam di Sumatera, di Jawa, di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kemudian ada kapal besar yang setiap hari mondar-mandir, sehingga harga di semua pulau ini sama,” papar Jokowi, usai Rakornas Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (21/05).

Jokowi: Tol Laut Bukan Membangun Jembatan Tol di Atas Laut

Surya Perkasa - 11 Juni 2014 18:35 wib
foto: Antara
foto: Antara
Bandung: Pengembangan tol laut merupakan salah satu misi percepatan ekonomi pemerintahan Jokowi-JK kelak. Namun sejak ide tol laut dilontarkan, banyak yang keliru memahaminya sebagai pembangunan fisik jaringan Jembatan penghubung antar pulau-pulau di Nusantara.

"Tol laut bukan mbangun jalan tol di atas laut lho ya," ujar Jokowi di hadapan Dewan Kelautan di Gedung Merdeka, Jl Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/6/2014).

"Tol laut itu maksudnya membangun jaringan kapal-kapal besar dari barat sampai timur Indonesia," jelas Jokowi yang tampil berkemeja motif kotak yang khas.

Hanya mengotimalkan jaringan pelayaran dan pebabuhan di daerah adalah cara paling tepat untuk mengatasi kendala infrastruktur perhubungan atar pulau. Targetnya membangun 'jembatan' laut yang efektif dan efisien adalah menekan ekonomi biaya tinggi di pulau-pulau terluar dan terjauh serta di daerah pedalaman.

"Harga semen per sak di Sumatera dan Jawa cuma Rp 50 ribu, di Papua bisa sampai Rp 500 ribu," ujarnya memberi contoh.

Bersamaan dengan memperkuat armada pelayaran, tidak kalah penting mengimbanginya dengan pembangunan beberapa deep sea port di pintu-pintu gerbang setiap kawasan. Pelabuhan ini memungkinkan kapal-kapal angkut ukuran besar merapat sehingga distribusi barang-barang semakin efisien.

Timses Jokowi Jelaskan soal Tol Laut

Selasa, 17 Juni 2014 | 14:49 WIB
KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Calon Presiden nomor urut 2 Joko Widodo memberikan visi misi dalam debat capres 2014 putaran kedua, di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Minggu (15/6/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanggapi banyaknya pertanyaan di tengah masyarakat mengenai tol laut yang dicanangkan pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), tim sukses pasangan tersebut angkat bicara. Tol laut bukanlah jalan tol yang dibangun di atas laut atau di bawah laut.

"Tol laut merupakan ide brilian yang menjadi agenda penting. Tol laut adalah jalur kapal-kapal besar yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama Indonesia. Akan ada kapal rutin berlayar dari Sumatera ke Papua dan kembali. Kalau jadwal teratur maka sistem transportasi laut bisa efisien," kata anggota Tim Ahli Ekonomi Jokowi-JK Wijayanto Samirin pada konferensi pers di Media Center Jokowi-JK, Selasa (17/6/2014).

Menurut Wijayanto, saat ini sistem transportasi laut khususnya untuk barang masih jauh dari apa yang dibayangkan. Tidak ada jadwal kapal berangkat, tiba, dan penurunan barang secara pasti. Ini menyebabkan biaya logistik di Indonesia cenderung mahal.

Pada tahun 2013, biaya logistik Indonesia mencapai 27 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara pada tahun 2011 mencapai 24,6 dari PDB. "Akan ada kapal besar, rutin, dan dalam jumlah banyak yang menghubungkan kota besar, yakni Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong. Ada kapal yang bolak-balik," jelas Wijayanto.

Di samping itu, lanjut Wijayanto, di antara 5 kota tersebut akan beroperasi pula kapal-kapal yang lebih kecil yang menghubungkan kota-kota di sekitarnya. 10 pelabuhan kontainer akan dibangun secara menyebar. Sehingga, kota-kota besar akan dihubungkan dengan 10 pelabuhan.

Tol laut tersebut akan terintegrasi secara efisien dengan jalur ganda (double track) kereta api. Tak hanya itu, pengefisienan jalur transportasi darat dengan truk pun akan dilakukan.

"Jadi akan ada kapal besar, kemudian jaringan kapal yang lebih kecil. Pelabuhan akan dikoneksikan transportasi darat. Trans shipment juga akan dibangun. Konsepnya sepertu pelabuhan di darat untuk memindahkan apa yang di darat dan dari darat ke kapal," ujar Wijayanto. (baca juga: Pengusaha Pelayaran: Tol Laut Jokowi Enggak "Make Sense")

Tidak ada komentar: