Sabtu, 08 November 2014

MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF: SENI dan MUSIK,INDUSTRI KECIL KIMIA, PARIWISATA LAUT KITA SEPERTI PASAR MALAM

Layar panggung konser menampilkan Joko Widodo saat beraksi bersama vokalis Arkarna Ollie Jacobs dan Bondan Prakoso di atas panggung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta (31/5). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan akan meniru Korea Selatan dalam mengembangkan K-pop, yang merupakan singkatan dari Korean Pop. K-pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-pop populer di banyak negara, termasuk Indonesia.

Jokowi, nama beken Joko Widodo, mengklaim mendalami budaya K-pop secara langsung ke Korea Selatan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyaksikan langsung pentas K-pop sebanyak dua kali. Di pentas itu Jokowi mempelajari manajemen lampu dan panggung. "Mereka menyiapkan itu 13 tahun, enggak mendadak muncul," katanya dalam sebuah diskusi di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat, 7 November 2014.Jokowi menilai Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri seperti K-pop. Kekayaan budaya seperti tari, film, fashion, dan musik Nusantara dianggap bisa lebih melesat kepopulerannya ketimbang K-pop. Syaratnya ada sentuhan manajemen dan pengelolaan yang benar.

"Jangan lighting-nya, lighting-lighting-an, dan panggungnya, panggung-panggungan," ujarnya menggambarkan kualitas lampu dan panggung konser di Indonesia yang kalah dari pentas K-pop.Jokowi mengatakan jika pentas budaya dikelola dengan manajemen setara dengan pentas K-pop, maka pentas akan lebih populer. "Industri kreatif menyimpan kekuatan yang sangat besar," katanya.
TRI ARTINING PUTRI 

MEMBUAT SENDIRI, PRODUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Membuat produk kimia untuk kebutuhan sehari-hari ( rumah tangga tidaklah sulit) hanya dibutuhkan tempat pencampuran pengaduk, tidak harus ada latar belakang keahlian khusus seperti kimia (pelatihan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau ), untuk proses tertentu dibutuhkan pemanasan , semua orang bisa melakukannya!
Produk yang mudah tersebut adalah:
1.Membuat sabun.
A.Sabun padat (cara panas & dingin)
•Sabun mandi (biasa/kesehatan)
•Sabun gliserin
•Sabun transparan
•Sabun herbal
•Sabun Jelly
•Cheapsoap
•Dll ( yang anda butuhkan)
B.Sabun cair (Ref: SNI & ref.US:handbook & ekonomis)
•Sabun cuci piring (cair, Gel)
•handsoap
•pembersih lantai ala soklin lantai
•pembersih lantai Wipol / kreolin/ karbol
•shampoo mobil (snow/salju)
•Dll ( yang anda butuhkan)
C.Deterjen Pakaian

•Deterjen bubuk manual dengan texapon
•Deterjen bubuk manual tanpa texapon
•Deterjen bubuk Laundry dengan texapon
•Deterjen bubuk Laundry tanpa texapnn
•Deterjen Cair laundry
•Detergen cair manual
•Pelembut pakaian
•Pemutih pakaian
•Penghilang noda pakaian
•Dll ( yang anda butuhkan)
D.Perawatan motor
•Semir body,ban, dashboard
•Shampoo mobil/motor
•Pembersih cat cat tanpa kerja keras
•Sabun montir
•Sabun pembersih mesin
•Dll ( yang anda butuhkan)
E.Perawatan dan pembersihan
(kerak, korosi dan Lumut, dengan proses tetap berjalan atau berhenti)
• Boiler
• Chiller
• Cooling Tower
• Aquarium
• Bangunan/gedung
• Dll ( yang anda butuhkan)
F.Membuat Parfum
• Mengambil minyak dari tumbuhan (ekstrak/bibit parfum)
• Formtlasi parfum (body,ruangan)
• Dll ( yang anda butuhkan)
G.Sabun Colek
• Sabun colek tanpa ABS/ LABS( lembut ditangan)
• Sabun Colek tanpa soda api (NaOH) lembut ditangan)
• Dll ( yang anda butuhkan)
2.Pengolahan LImbah
a. Limbah padat
b. Limbah cair
Untuk semua disajikan diatas , kami sediakan formula dan cara pembuatannya (berbayar)serta bila ada yang kurang jelas dapat konsultasi via email/HP 081313430785 (pembuatan dengan cara yang mudah sederhana / tidak rumit), bila video sudah ada/tersedia dapat minta dengan gratis (dikirim via email).
Kontak :
Email :  sugianto.gik256@gmail.com, Bila anda masalah/ keinginan dapat disampaikan, mungkin saya bisa bantu ?

Jokowi: Laut Kita di Malam Hari Seperti Pasar

Jokowi: Laut Kita di Malam Hari Seperti Pasar
Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana Widodo saat persiapan pemotretan bersama Kabinet Kerja di halaman Istana Negara, Jakarta, 27 Oktober 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menganalogikan wilayah kelautan Indonesia seperti pasar malam saat langit sudah gelap. Menurut Jokowi, sebanyak 5.400 kapal berada di lautan Indonesia. Namun, sekitar 90 persen dari jumlah itu diduga tidak punya izin menangkap ikan di perairan Indonesia. "Setiap malam mereka habiskan sumber daya laut kita," kata Jokowi dalam acara Kompas100 CEO Forum di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat, 7 November 2014.

Akibatnya, kata Jokowi, besarnya potensi perikanan lebih banyak dinikmati oleh kapal-kapal asing ketimbang nelayan lokal. "Seharusnya potensi kelautan dapat menjadi sumber perekonomian negara. Kekuatan kita ada di sini. Di laut, di samudera," ujar Jokowi. (Baca: Pemerintah Permudah Izin Kapal Pesiar Asing)

Jokowi menyayangkan potensi laut yang selama tidak tergarap dengan baik. Padahal, ujar Jokowi, lebih dari dua per tiga wilayah Nusantara berupa lautan dan samudera. Dalam kunjungannya ke Sulawesi kemarin, Jokowi mengaku melihat besarnya potensi kelautan Indonesia dalam hal perikanan. "Saya melihat nelayan, dari laut, turunin ikan, masukin ke storage, di-packing, kemudian untuk ekspor. Ada sebuah potensi yang sangat besar sekali di laut kita," kata dia. (Baca: Menteri Susi Akui Kelemahan Pengawasan di Laut)

Demi memajukan sektor kelautan, Jokowi berujar akan membangun 24 pelabuhan selama masa pemerintahannya. Jokowi juga akan meningkatkan jalur distribusi laut dengan membangun infrastruktur kelautan. (Baca: Jembatan Selat Sunda Tak Punya Identitas Bangsa)
MAYA NAWANGWULAN

Tidak ada komentar: