Senin, 09 Januari 2017

Kampung Warna-Warni Jodipan Malang

Kampung Wisata Tematik, Solusi Minimnya Destinasi Wisata

Kampung Wisata Tematik
Kampung Warna-Warni Jodipan dan Kampung Tridi Kesatrian ( Foto Istimewa )
KampungWisataMalang.com – Upaya untuk menggali kearifan lokal kini sedang gencar-gencarnya dilakukan, khususnya melalui model pengembangan wisata berbasis kampung tematik. Mulai dari Kota Bandung, Semarang, Surabaya hingga Malang, serius ingin mengangkat kembali unsur lokalitas dengan konsep tematik di setiap wilayahnya. Khususnya lagi di Kota Malang, diakui banyak memiliki potensi wisata berbasis lokalitas tersebut namun belum digarap secara maksimal.
Tren munculnya Kampung Wisata Tematik, kini seolah menjadi fenomena yang mampu mencuri perhatian publik. Tak hanya ditataran lokal saja namun juga di level dunia internasional. Diawali dengan munculnya Kampung Budaya Celaket yang terkenal dengan even tahunan berskala internasional, ICCCF (International Celaket Cross Cultural Festival) dan Kampung Glintung Go Green dengan gerakan penghijauan serta pembuatan sumur resapan biopori beberapa tahun silam, lantas kini muncul pula kampung – kampung tematik lain hasil inisiatif dari masyarakat bersama akademisi seperti halnya Kampung Warna Warni Jodipan, dan Kampung Tridi (Tiga Dimensi) di Kelurahan Kesatrian.
Sementara itu, berdasarkan fenomena itu dan melihat antusiasme tinggi dari wisatawan yang berkunjung ke kampung –kampung wisata tersebut, Pemerintah Kota Malang pun mentargetkan 57 Kelurahan yang ada di Kota Pendidikan ini bisa memunculkan kampung wisata tematik baru pada tahun 2016 ini.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Malang, Wasto, mengacu pada terbentuknya Kampung Warna-Warni, upaya memunculkan kampung tematik juga dilakukan dalam rangka menjaga kelesarian lingkungan dan pengentasan kawasan kumuh di Kota Malang. “Dengan  kondisi Kota Malang yang kondusif, tertata rapi, dan disiplin. Diharapkan dapat menarik pihak investor untuk turut adnil dalam pembangunan Kota Malang yang pada akhirnya dapat berdampak pada meningkatnya status social ekonomi masyarakat,” jelasnya seperti dikutip laman suarajatimpost. Lebih lanjut hal ini diharapkan dapat memberikan dampak terhadap pengembangan poal piker masyarakat ke arah yang lebih baik.
Disisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, mengatakan bahwa keberadaan kampung wisata tematik bisa menjadi solusi atas mnimnya tempat tujuan wisata di Kota Malang. Karenanya, menurut Ida pihaknya mengandalkan kreativitas untuk mendongkrak jumlah kunjungan ke kota yang diapit Kabupaten Malang dan Kota Batu ini. “Berbeda dengan dua daerah tetangga yang dilimpahi sumber daya alam yang berpotensi menjadi tempat tujuan wisata. Kota Malang lebih mengandalkan sisi mengandalkan kreatifitas,” ungkapnya.
Kreativitas itu antara lain di bidang jasa perhotelan dan rumah makan. Hotel memberikan layanan yang baik dan memuaskan kepada pengunjung. Pemerintah Kota Malangakan mendukung secara serius pengelolaan pariwisata di kampung-kampung tematik. Pengelolaan tempat wisata, lanjut Ida Ayu, memperhatikan tiga hal penting yakni ‘something to see, to do, dan to buy’.
Menyikapi tren positif pada dua kampung wisata yang tengah naik daun yakni  Kampung Warna-Warni dan Kampung Tridi, kata Ida sejauh ini, hanya ada unsur ‘something to see’ atau sesuatu untuk dilihat saja di dua kampung kreatifitas warga, mahasiswa, dan perusahaan swasta itu. Menurut Ida, belum ada unsur sesuatu untuk dikerjakan dan dibeli di sana. “Kami akan mendukung itu, termasuk kemampuan sumber daya manusia atau warga setempat dalam pengelolaannya. Dalam waktu dekat, kami akan lakukan mapping kondisi sosial dan keinginan warga sana. Pengelolaan wisata itu harus melihat keinginan orang, bukan keinginan pemerintah” tandasnya pada Harian Surya Malang

Tidak ada komentar: