Selasa, 11 Jul 2017 12:23
| editor : Yusuf Asyari
JawaPos.com -
Sebelum menjabat sebagai Presiden RI. Nama Joko Widodo mulai populer
semenjak dia menjadi Wali Kota Solo. Namanya makin terkenal lagi dengan
program mobil Esemka dan perseteruannya dengan Gubernur Jawa Tengah saat
itu.
Jokowi, begitu ayah tiga anak itu akrab disapa, makin menarik hati masyarakat dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden. Ada apa dengan nama Joko Widodo?
Terserah Pak Presiden percaya atau tidak, tetapi Psikolog dan Ahli Restrukturisasi Nama, Ni Kadek Hellen Kristy, S.Psi, M.Ed, CHt, CI punya penilaian tersendiri. Gadis Bali cantik ini menilai nama Joko Widodo sangat baik dan selalu menunjang karirnya.
Namun ternyata, nama sapaan Jokowi tidak bagus untuk sang insinyur. Dia menyarankan mulai saat ini sebaiknya media dan masyarakat menghilangkan nama Jokowi.
"Dari sisi nama, Pak Joko Widodo itu namanya bagus sekali. Harmonis, selaras dengan alam semesta. Namun jika disingkat, Jokowi itu mennjadi tidak baik," katanya kepada JawaPos.com, Selasa (11/7).
Heleni, sapaannya, menjelaskan mengapa nama Jokowi tidak baik bagi perjalanan hidup sang presiden. Menurutnya, saat dihitung dengan pendekatan psikologi transpersonal dan dicocokkan dengan kode rumus yang dia miliki, nama Jokowi mengundang niat jahat dari para pesaingnya.
"Nama Jokowi memiliki ending life yang enggak bagus. Kodenya enggak bagus. Membuat Pak Presiden ditipu, ditusuk dari belakang. Jadi lingkungan akan sangat berat bagi Jokowi," jelasnya.
Kemungkinan untuk terpilih lagi sebagai presiden, kata Heleni, sebetulnya terbuka lebar asal jangan lagi memakai nama Jokowi. Dia menyarankan media menyebutnya dengan nama lengkap Joko Widodo saja.
"Bisa saja sih peluangnya bagus, namun dari sisi nama pakai Joko Widodo saja. Namanya sudah bagus. Saran saya jangan pakai Jokowi lagi. Agar enggak banyak musuh lagi. Nama panggilan Joko saja bagus, tapi enggak sekuat Joko Widodo yang energinya bagus," jelasnya. (cr1/JPG)
Jokowi, begitu ayah tiga anak itu akrab disapa, makin menarik hati masyarakat dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden. Ada apa dengan nama Joko Widodo?
Terserah Pak Presiden percaya atau tidak, tetapi Psikolog dan Ahli Restrukturisasi Nama, Ni Kadek Hellen Kristy, S.Psi, M.Ed, CHt, CI punya penilaian tersendiri. Gadis Bali cantik ini menilai nama Joko Widodo sangat baik dan selalu menunjang karirnya.
Namun ternyata, nama sapaan Jokowi tidak bagus untuk sang insinyur. Dia menyarankan mulai saat ini sebaiknya media dan masyarakat menghilangkan nama Jokowi.
"Dari sisi nama, Pak Joko Widodo itu namanya bagus sekali. Harmonis, selaras dengan alam semesta. Namun jika disingkat, Jokowi itu mennjadi tidak baik," katanya kepada JawaPos.com, Selasa (11/7).
Heleni, sapaannya, menjelaskan mengapa nama Jokowi tidak baik bagi perjalanan hidup sang presiden. Menurutnya, saat dihitung dengan pendekatan psikologi transpersonal dan dicocokkan dengan kode rumus yang dia miliki, nama Jokowi mengundang niat jahat dari para pesaingnya.
"Nama Jokowi memiliki ending life yang enggak bagus. Kodenya enggak bagus. Membuat Pak Presiden ditipu, ditusuk dari belakang. Jadi lingkungan akan sangat berat bagi Jokowi," jelasnya.
Kemungkinan untuk terpilih lagi sebagai presiden, kata Heleni, sebetulnya terbuka lebar asal jangan lagi memakai nama Jokowi. Dia menyarankan media menyebutnya dengan nama lengkap Joko Widodo saja.
"Bisa saja sih peluangnya bagus, namun dari sisi nama pakai Joko Widodo saja. Namanya sudah bagus. Saran saya jangan pakai Jokowi lagi. Agar enggak banyak musuh lagi. Nama panggilan Joko saja bagus, tapi enggak sekuat Joko Widodo yang energinya bagus," jelasnya. (cr1/JPG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar