Selasa, 08 Mei 2018

3 Kekuatan Jokowi Hadapi Prabowo di Pilpres 2019

Jokowi dan Prabowo di Kejuaraan Pencak Silat Dunia

Jokowi dan Prabowo di Kejuaraan Pencak Silat Dunia (Foto: Humas Setneg/Oji)
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) masih dua tahun lagi, tapi permintaan Presiden Joko Widodo kepada ribuan relawan Pro Jokowi (Projo) agar tetap berkampanye, mengisyaratkan pertarungan Pilpres 2019 sudah harus dipersiapkan.
Tak hanya itu, meski Jokowi belum menyampaikan ingin diusung lagi di periode kedua, namun kehadirannya di acara Rakernas III Projo pada Senin (4/9), justru mengisyaratkan dia siap memenangkan Pilpres 2019.
"Ini sinyal baik dari Presiden menunjukkan Jokowi memang sudah terbuka, beliau ingin maju di putaran dua. Presiden masih ingin melanjutkan pemeritahannya dan ingin melanjutkan program yang sudah dirintis," ucap Direktur Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (6/9).
Disadari atau tidak, ribuan relawan Projo --yang memenangkan Jokowi di Pilpres 2014-- hanyalah salah satu kelompok relawan yang menjadi kekuatan Jokowi untuk menghadapi Pilpres 2019, dalam hal ini tentu Prabowo Subianto.
Jokowi
Jokowi (Foto: Biro Setpres)
Berikut 3 kekuatan yang sudah dikantongi Jokowi menghadapi Pilpres 2019:
1. Relawan
Presiden Jokowi sangat menyadari pentingnya relawan dalam pemenangannya, sehingga tak heran ada beberapa yang ditempatkan di posisi strategis pemerintahan. Jokowi juga menjaga baik hubungan dengan relawan meski sudah menjabat Presiden.
Tercatat, ada beberapa pertemuan Jokowi dengan relawan yang memenangkannya di Pilpres 2014. Di antaranya pertemuan Silatnas ribuan relawan Jokowi di Senayan pada 24 Juli 2016 di Wisma Serbaguna, Senayan.
Mereka yang hadir adalah Bara JP, Projo, Seknas Jokowi, Almisbat, Jokowi Mania, Solmet Jokowi, Arus Bawah Jokowi, Duta Jokowi, Kawan Jokowi, Jasmev, Komunitas Alumni Perguruan Tinggi, Sekber Jokowi, GRI, RKIH, Kabar Nawacita, EP For Jokowi, Gerak Indonesia, RPJB, JNIB, Kornas Jokowi, JPKP, Jaman, GK Center, Forkami.
Kemudian Silatnas II pada 11 Agustus 2017 di Hall JIExpo, Kemayoran yang juga dihadiri ribuan relawan. Lalu pertemuan pada Senin (4/9) kemarin, dalam Rakernas III Projo dengan Jokowi.
"Saya kira Jokowi memang sudah lebih siap dari sisi infrastruktur pemenangannya, relawan seperti Projo itu grass root," ucap Sirojudin Abbas.
Sambutan Jokowi di Rakernas III Projo
Sambutan Jokowi di Rakernas III Projo (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
2. Pegiat Media Sosial
Media sosial menjadi medan perang paling strategis dalam pemenangan pemilu. Mulai dari mengelola isu hingga mengkampanyekan program, semuanya diolah di media sosial, tentu bercampur dengan hoax dan kampanye hitam (black campaign) dari pihak lain.
Di sinilah pegiat media sosial bekerja. Selain dengan relawan, Presiden Jokowi juga merawat hubungan dengan para pegiat media sosial. Ada beberapa kali pertemuan pegiat media sosial (selebtweet, selebgram, Youtuber) dengan Presiden Jokowi di Istana.
Meski dianggap tak terkait politik, tapi profil para pegiat media sosial yang hadir diketahui adalah mereka yang mendukung Jokowi di Pilpres 2014. Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, bahkan menuding mereka adalah buzzer untuk 2019, yang langsung dibantah pihak Istana Kepresidenan.
Di antaranya pertemuan pada 2 Februari 2016 (selebtweet), 9 Agustus 2016 (Youtuber), dan 24 Agustus (selebgram dan selebtweet).
"Pegiat media sosial sekarang sudah terlihat lebih sistematis membela kalau ada serangan atau kritik, dan ada yang mendidik masyarakat atau tim yang proaktif menjelaskan program-program Jokowi. Ini sudah mulai terlihat dan terasa," terang Sirojudin.
Jokowi Bukber dengan Pegiat Media Sosial
Jokowi Bukber dengan Pegiat Media Sosial (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
3. Dukungan Partai Politik
Ada 4 partai politik yang sudah mendeklarasikan diri mendukung Jokowi di Pilpres 2019, meski dianggap terlalu dini. Yaitu Partai Golkar yang memulai deklarasi pada Rapimnas tanggal 28 Juli 2016. Kemudian Nasdem yang disampaikan saat 'Deklarasi Ridwan Kamil Cagub Jabar 2018-2023' di Kota Bandung pada Minggu (19/3).
Lalu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang deklarasi dukung Jokowi dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Jumat pada 21 Juli 2017, dan Partai Hanura yang mengumumkan dukungan dalam Rapimnas pada 4 Agustus 2017.
Selain itu, ada dua partai lain yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengumumkan dukungan pada 11 April, dan Partai Perindo yang disampaikan oleh Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo dalam wawancara dengan wartawan pada 1 Agustus 2017. Namun kedua partai terakhir masih harus berjuang untuk jadi peserta pemilu 2019.
Sementara PDIP sebagai partai asal Jokowi, belum mengumumkan deklarasi. Bagi mereka deklarasi perkara ringan ketimbang mengamankan jalannya pemerintahan Jokowi-JK hingga selesai tahun 2019.
Partai Pendukung  Ahok-Djarot
Silaturahmi koalisi partai pendukung Ahok-Djarot (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Perlu dicatat, selain relawan, pegiat media sosial dan parpol yang sudah terbuka sampaikan dukungan, ada juga jaringan kelompok Islam. Terutama yang moderat atau pro kebangsaan. Misal NU atau Muhammadiyah atau Ormas Islam mainstream lain," ucap Sirojudin.
Jokowi menurutnya menjaga hubungan dengan ormas-ormas Islam itu lewat program-program, maupun safari Jokowi ke kalangan muslim seperti pesantren. "Menurut saya ini modal bagus juga dukungan institusi Islam sangat penting bagi Jokowi di 2019.
Jokowi dan Prabowo
Pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Presiden. (Foto: Instagram/@jokowi)
Prabowo Maju
Sirojudin menilai persiapan Jokowi menghadapi Pilpres 2019 dengan 3 kekuatan di atas adalah hal yang wajar, jika ingin maju lagi dalam Pilpres 2019. Meski, belum ada deklarasi dari Prabowo Subianto untuk menghadapi Jokowi.
"Saya tidak tahu apakah Prabowo akan maju atau tidak, tapi tentu saja ini normal dari Presiden incumbent untuk jaga jarak keunggulan dibanding penantangnya," ucapnya.
Sinyal Prabowo akan maju lagi di Pilpres itu pertama kali terungkap saat Ketua Umum Gerindra itu mengajak warga Jakarta memilih Anies-Sandi, jika ingin Prabowo maju Pilpres. Lalu setelah Anies-Sandi terpilih, Gerindra akhirnya lebih terbuka menyebut Prabowo siap bertarung lagi dengan Jokowi di 2019.
"Bagi Gerindra kan jelas kita akan mengusung Pak Prabowo, dan saya kira kita lihat nanti apakah akan ada 3 pasangan atau 2 pasangan atau lebih, tergantung dari keputusan MK terhadap Judicial Review UU Pemilu. Ini saya kira akan menentukan peta berikutnya," ucap Fadli Zon, Selasa (5/9).

Tidak ada komentar: