Eksekusi Mati Gembong Narkoba
Media Australia Sebut Presiden Jokowi tidak Tahu Apa-Apa
Kamis, 19 Februari 2015, 06:04 WIB
"Mr Joko dilantik sebagai presiden pada bulan Oktober dan menolak grasi dari Sukumaran dan Chan. Pendahulunya Susilo Bambang Yudhoyono telah gagal untuk mempertimbangkan grasi mereka selama bertahun-tahun, dan, setelah ia lengser, dokumentasi lengkap untuk tawaran grasi tidak diteruskan kepada staf Mr Joko," tulis laporan Sydney Morning Herald, Kamis (19/1).
Bahkan, Sunday Morning Herald menuliskan laporan, Presiden Joko Widodo disebut tidak memiliki sejumlah catatan tentang rehabilitasi Sukumaran dan Andrew. Padahal, lanjut laporan tersebut, kedua terpidana mati itu telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk sembuh dan menginspirasi para narapidana lain untuk lepas dari kecanduan narkoba.
Sydney Morning Herald mengutip laporan Fairfax Media yang menyebut bahwa Jokowi, hanya mengantongi informasi yang paling sedikit hanya berisi keterangan nama, kebangsaan, usia ketika mereka ditangkap dan dijatuhi hukuman, status banding hukum, dan provinsi di mana mereka dipenjara.
Sementara itu menteri luar negeri Australia, Julie Bishop berkeyakinan bahwa peluang dua warganya untuk lolos dari hukuman mati, masih terbuka lebar.
Foto sampul tabloid Australia itu langsung menyebar di Internet
Jum'at, 14 November 2014, 18:27
Adrianus Mandey
VIVAnews - Tabloid Australia, The Courier Mail,
pada sampul depan edisi Jumat 14 November, merilis gambar karikatur
para pemimpin negara yang sedang menggelar pesta barbeque. Judulnya
bernada nyinyir, "Welcome to Paradise."
Tampaknya itu merupakan sindiran media atas para pemimpin yang ikut dalam KTT G20 di Kota Brisbane, Australia, akhir pekan ini. Foto sampul yang menyebar di media sosial itu menggambarkan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemanggang daging, serta Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama bertelanjang dada dengan celana renang.
Lalu Kanselir Jerman Angela Merkel sedang memeluk seekor Koala, dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenakan sebuah topi terbuat dari karton kemasan bir. Tulisan yang menyertai karikatur itu pada bagian dalam, berisi kecaman atas jatuhnya pesawat MH17.
Pada tulisan yang ditujukan untuk Putin, tabloid itu menyampaikan terima kasih atas kunjungannya ke Australia. "Tapi sebelum pertemuan dimulai, ada satu kata yang orang Australia ingin dengar - maaf."Barat menuding Rusia terlibat dalam tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines di Ukraina, yang diyakini ditembak jatuh oleh pemberontak Ukraina menggunakan rudal yang dipasok oleh Rusia.
Namun berita tendensius media Australia itu tidak menyinggung bukti-bukti terbaru, yang mengungkap adanya upaya pemerintah Ukraina untuk menutupi kasus dengan memanipulasi, serta menghilangkan bukti-bukti yang dapat mengungkap fakta sebenarnya.Tidak dijelaskan juga mengapa media Australia itu harus menggambarkan Jokowi mengenakan peci sebagai pemanggang daging. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar