Rakyat tak Puas Pada Kinerja Ekonomi Pemerintah Jokowi
Republika/Agung Supriyanto
Presiden Joko Widodo
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil
jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap kinerja 100 hari
pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menunjukkan tingkat kepercayaan
masyarakat cukup tinggi. Namun, tingkat kepuasan masyarakat dalam tiga bulan
pertama ini masih rendah.
Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi mengatakan, pada Oktober 2014 tingkat kepercayaan publik pada presiden mencapai 82.5 persen. Sementara kepercayaan terhadap wakil presiden sebanyak 78.9 persen. Saat responden ditanyakan pertanyaan yang sama pada Januari 2015, kepercayaan masyarakat terhadap presiden dan wakil presiden meningkat. Masing-masing 82.9 persen dan 79.6 persen.
Namun, tingkat kepuasan masyarakat tidak setinggi tingkat kepercayaan tersebut. Meski mayoritas publik menyatakan cukup puas atas kinerja Jokowi-JK. Sebanyak 55 persen responden cukup puas terhadap Jokowi dan 54.2 persen cukup puas akan kinerja JK. Jika ditambahkan dengan yang menilai sangat puas, kepuasan terhadap Jokowi menjadi 61.6 persen, dan 59.3 persen terhadap JK.
Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi mengatakan, pada Oktober 2014 tingkat kepercayaan publik pada presiden mencapai 82.5 persen. Sementara kepercayaan terhadap wakil presiden sebanyak 78.9 persen. Saat responden ditanyakan pertanyaan yang sama pada Januari 2015, kepercayaan masyarakat terhadap presiden dan wakil presiden meningkat. Masing-masing 82.9 persen dan 79.6 persen.
Namun, tingkat kepuasan masyarakat tidak setinggi tingkat kepercayaan tersebut. Meski mayoritas publik menyatakan cukup puas atas kinerja Jokowi-JK. Sebanyak 55 persen responden cukup puas terhadap Jokowi dan 54.2 persen cukup puas akan kinerja JK. Jika ditambahkan dengan yang menilai sangat puas, kepuasan terhadap Jokowi menjadi 61.6 persen, dan 59.3 persen terhadap JK.
Kepuasan masyarakat rendah ketika
ditanyakan kinerja Jokowi di bidang ekonomi. Khususnya dalam mengurangi jumlah
pengangguran, stabilitas nilai rupiah, mengurangi jumlah orang miskin,
stabilitas harga sembako, dan masalah TKI/TKW. Menurut Kuskridho, dari semua
aspek itu kurang dari 50 persen masyarakat menilai baik atau sangat baik.
Kepuasan masyarakat juga menyangkut kebijakan yang dikeluarkan Jokowi menyangkut harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BB, bersubsidi pada 18 November 2014 ditentang 71.4 persen responden.
Kepuasan masyarakat juga menyangkut kebijakan yang dikeluarkan Jokowi menyangkut harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BB, bersubsidi pada 18 November 2014 ditentang 71.4 persen responden.
Kebijakan tersebut juga menimbulkan
dampak terhadap perekonomian masyarakat. Lebih dari 48 persen merasa berdampak
besar dan sangat besar. Ditambah 29 persen merasa cukup berdampak.
Isu-isu yang berkembang selama 100 hari pemerintahan Jokowi, ujar Kuskridho juga mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap kinerja Jokowi. LSI mengangkat isu Presiden Boneka untuk ditanyakan kepada responden.
Isu-isu yang berkembang selama 100 hari pemerintahan Jokowi, ujar Kuskridho juga mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap kinerja Jokowi. LSI mengangkat isu Presiden Boneka untuk ditanyakan kepada responden.
Sebanyak 23.6 persen menilai Jokowi
sebagai presiden yang dipengaruhi Megawati Soekarnoputri. Meski begitu, 55.8
persen tidak mempercayai Jokowi sebagai presiden boneka.
Lalu, isu blusukan juga masih dipandang sebagai pencitraan. Ini dinyatakan oleh 14.3 persen responden. Namun 69.9 persen masih mempercayai blusukan untuk memastikan pelayanan pemeirntah sampai ke masyarakat.
Kepemimpinan SBY Lebih Menjanjikan dari Jokowi Lalu, isu blusukan juga masih dipandang sebagai pencitraan. Ini dinyatakan oleh 14.3 persen responden. Namun 69.9 persen masih mempercayai blusukan untuk memastikan pelayanan pemeirntah sampai ke masyarakat.
Presiden SBY dan Gubernur DKI
Jakarta Jokowi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis kepuasan terhadap kinerja kepemimpinan
Presiden Joko Widodo selama 100 hari pertama. Hasilnya, kepuasan terhadap
kepemimpinan Jokowi lebih rendah dibanding kepemimpinan mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Direktur Eksekutif LSI, Kuskridho
Ambardi mengatakan, evaluasi kinerja presiden di tiap 100 hari pertama
kepemimpinan SBY jilid pertama dan kedua lebih tinggi dari Jokowi.
"Publik akan membandingkan
dengan pemerintahan sebelumnya. 100 hari Jokowi tidak semenjanjikan SBY,"
kata Kuskridho saat memaparkan hasil survei, di kantor LSI Jakarta, Senin
(2/2).
Pada Januari 2005, masyarakat
memiliki harapan baru terhadap pemerintahan SBY karena pemerintahan periode
sebelumnya tidak memuaskan. Sehingga kepuasan masyarakat pada 100 hari pertama
SBY pada tahun 2005 cukup tingggi. Sebanyak 66 persen masyarakat sangat puas
pada saat itu.
Begitu pula pada periode kedua
kepemimpinan SBY pada 2009-2014. Pada Januari 2010, SBY mampu mempelihatkan
kepada masyarakat komitmennya dalam memerangi korupsi sangat bagus. Ditandai
dengan kasus korupsi besan SBY di KPK. Capaian SBY di sektor ekonomi saat itu
juga dinilai cukup baik.
"Sehingga 70 persen masyarakat
puas atas kinerja 100 hari SBY," kata dia.
Sementara, kata Kuskridho, kepuasan
masyarakat terhadap 100 hari pemerintahan Jokowi hanya mencapai angka 62
persen. Angka itu diperkirakan lebih anjlok jika survei LSI dilakukan setelah
18 Januari 2015 atau setelah kasus Polri vs KPK mencuat.
"Di Oktober 2014, optimisme
masih tinggi tapi Januari turun menjadi 43 persen. Ini sebelum ada kasus
konflik Polri dan KPK. Kalau survei setelah kasus ini mencuat jangan-jangan
lebih rendah lagi," kata Kuskridho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar